Montana menangis dalam diam. Ia masih tak percaya, jika sang ayah bersungguh-sungguh, sehingga membuat gadis cantik berambut pirang itu tak sanggup mengatakan apa-apa. Di sisi lain, sang ibu, Miranda, tak kalah terkejut, karena kejadian yang terjadi beberapa saat lalu, tak pernah terjadi selama mereka menikah.
"Sayang, kenapa?" tanya Miranda takut-takut.
"Miranda, jangan kau pikir, seorang pria penyabar tidak bisa marah. Aku sangat kecewa terhadapmu, yang bila ditanyakan tentang perkembangan Montana, selalu saja jawabannya 'dia baik-baik saja', 'tidak ada yang perlu dikhawatirkan', dan lain-lain. Setelah diberikan fakta, all were bullshits, what would you do? Nothing!" jawab Martin dingin.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com