webnovel

He Is My Man

Mature content 21+ Xander O'Neil adalah seorang mafia dan pebisnis yang handal. Memiliki kekasih lebih dari satu orang adalah hal lumrah baginya. Hidup si pria berubah, ketika bertemu dengan Maria Clara Wijaya, yang tak sengaja mengembalikan dompet yang terjatuh di Bandara Schiphol. Xander berusaha memikat gadis itu namun gagal. Takdir mempertemukan mereka kembali, saat dia menghadiri pernikahan adik angkatnya yaitu Keith Andrew James. Apakah Xander berhasil menaklukkan hati Maria? Akankah Maria menyambut uluran cinta Xander? Apakah Maria adalah cinta terakhir sang cassanova?

Priskila_Wi · Urban
Not enough ratings
323 Chs

A Strong Will

Aku semakin tertarik dengan gadis yang bernama Maria Clara Wijaya ini. Karakternya berbeda jauh dengan Shena, tapi justru inilah yang menarik dan menantang. Tadi, saat Shena dan Keith datang ke table kami, kedua perempuan itu berbicara dengan bahasa China, membuat kesal saja karena tak bisa mengerti artinya.

Bagaimana Keith tahan ya, bila sedang mendengar percakapan yang dia tak mengerti? Aku harus bertanya padanya, sebelum pulang, agar tidak ada yang mengganggu percakapan kami.

Aku mendengar dari Dad bahwa Sergio, si mafia Italia yang merupakan musuh kami ada di kota ini. Tak heran bila pengamanan semakin diperketat. Keith dan sang istri akan berbulan madu setelah ini, jadi waktu bicara tak akan banyak.

Kalau aku muncul di saat mereka bulan madu, Keith yang akan marah-marah. Dia memang terkenal tak suka diganggu bila sedang menghabiskan waktu seorang diri, apalagi sekarang sudah menikah. Bisa dipastikan akan semakin sulit menemuinya.

"Kenapa kamu masih saja mengikutiku, Tuan Xander? Aku tak suka!" Gadis bernama Maria ini berkata dengan nada jengkel.

See? Semakin dia marah, semakin bagus buatku. Akan kupastikan dia tak bisa mengingat para mantan yang ada di hidupnya!

"Ah, kau tak sabar ingin menikah denganku rupanya? Ingat, benci jadi cinta!" Aku bicara asal supaya dia semakin marah.

"Siapa yang mencintaimu? Geer!" Dia menukas dengan kasar.

"Geer? Apa itu?" Aku bertanya karena bingung.

Maria suka sekali menggunakan istilah asing di telingaku. Kalau begini, apa harus meng-hire seseorang yang fasih berbahasa China dan Indonesia sekaligus? Aneh, mengapa hati ini jadi menginginkan Maria semakin dalam?

"Kepo! Cari saja sendiri!" Dia tak mau menjawab.

Hm ... ada dua kosakata ajaib yang dia ucapkan: 'geer' dan 'kepo'. Itu menjadi tugas selanjutnya dan harus dicari tahu apa artinya!

"Oke, nanti juga aku tahu. Kamu mau tambah lagi, Sayang?" Aku menawarkan dia untuk tambah makanan, siapa tahu masih lapar.

"Tidak! Aku hanya ingin kau pergi!" Dia menjawab dengan nada dingin.

"Kau ingin aku pergi? Sekarang ini tengah kulakukan: aku ingin pergi ke dalam hatimu, lalu menyatu ke dalam jiwa terdalam, sehingga diterima baik di kehidupanmu!" Aku semakin nekat mengatakan itu.

Dia melotot dan ekspresi wajahnya sungguh lucu. Biarkan saja dia marah, semakin dia kesal, semakin bagus untukku. Baru kali diriku tertarik dengan gadis yang ditemui di bandara.

Lebih bagus lagi, dia adalah sepupu dari adik ipar. Bagaimana kalau ternyata aku menikah dengan Maria? Apakah keluarganya akan menerima diriku yang notabene-nya adalah musuh klan mereka?

Dari informasi yang kudapat, ayahnya Maria adalah Hans Purnomo Wijaya. Dia adalah pengusaha tambang dan pemegang West District di Boston. Dia anak buah dari ibunya Shena, Felicia. Benar-benar hidup ini tak lepas dari musuh!

Keith menikah dengan Shena yang merupakan anak dari musuh kami, tapi dia tak sedikitpun mau melepaskan wanita pujaan hati. Kerja keras, ketekunan dan dedikasinya berbuah: mereka berdua menikah.

Kalau aku dan Maria menikah, apakah tantangan , rintangan, dan cobaan yang akan dilalui?

"Jangan benci terhadap calon suamimu, Sayang. Nanti kau akan tergila-gila padaku!" Aku berkata dengan seratus persen keyakinan yang tak terbatas.

"Pede banget!" Dia kembali menggerutu dengan bahasa yang tak aku tahu artinya.

"Ah, Sayang. Speak english, please. Kalau tidak, kucium bibirmu sekarang, bagaimana?" Aku menekan sekaligus menggodanya.

Dia bangkit berdiri lalu kutahan tangan kanannya supaya dia tak bisa bergerak.

"Mau ke mana? Aku ada di sini dan kau pergi?" Aku bertanya seolah tidak ada masalah.

"Kau bukan siapa-siapa bagiku, Tuan Xander! Kau musuh klan kami dan aku tak mau berhubungan denganmu!" Dia menjawab dengan tajam.

"So, apa bedanya? Keith dan Shena bisa. Klan kita berdua juga musuh, tapi lihat, mereka menikah. Kau dan aku juga sama. Aku tak akan takut memperjuangkanmu!" Aku berkata dengan mantab.

Maria melihat wajahku dengan tampang masam. Dia berusaha menarik tangannya yang kutahan, tapi tak berhasil. Kedua mata ini hanya diam mengamati apa yang akan dilakukan oleh gadis yang berhasil memorak-porandakan hatiku selama beberapa hari.

"Kenapa sih kau selalu menahanku? Aku mau pulang!" Maria tampak semakin jengkel.

"Pulang? Pesta belum selesai. Tantemu sendiri masih ada. Kau 'kan tinggal bersama Lukas dan Felicia. Untuk apa buru-buru?" Aku menjawab dengan kalem.

Dia makin kesal. Aku tahu dia ingin menghindar, tapi tak 'kan kubiarkan hal itu terjadi! Kita lihat seberapa bisa kau menghindar dariku, Sayang!

"Aku tak mau dekat-dekat denganmu! Kau musuh!" Maria bertutur kata tajam.

Hati terasa nyeri mendengar dia mengatakan aku adalah musuh. Kini, diriku bisa tahu rasanya, bagaimana saat di posisi Keith. Apakah rasanya sesakit ini, saat Shena, yang sekarang sudah jadi adik ipar, ketika dulu dia menolak Keith?

Aku harus belajar banyak dari adikku itu. Dia memang sempat stress, tapi tak menyerah juga dalam mengejar cintanya. Mungkin ini karma instan, karena telah membuat Keith marah saat menunggu kedatangan sang istri tepat sebelum pemberkatan di gereja.

Abaikan setiap perkataannya, X! Jangan sampai kau sakit hati karena kata-kata pedasnya! Dia memang gadis yang galak dan kau harusnya tahu itu! Aku menyemangati diri sendiri supaya tidak kecewa.

"Musuh? Keith dan Shena adalah contoh musuh yang bagus! Musuh tapi menikah! Kita pun akan segera menyusul mereka, Sayang!" Aku menjawab mesra.

Aku bersyukur, karena Dad mampu membuat area di sekitar kami jarang dilewati oleh orang lain. Tak mungkin ini terjadi tanpa campur tangan darinya, jadi nanti diri ini berpikir akan berterima kasih padanya.

"Kamu tak lelah berdiri seperti itu, Sayang? Lebih baik kau duduk supaya tidak sama dengan para receptionist yang menjaga di pintu depan," godaku yang melihat wajahnya masih masam.

Dia tak menyahut dan aku heran melihat sikapnya itu. Bagaimana mungkin dia sanggup bertahan berdiri, sedangkan kakinya pasti pegal karena memakai high heel?

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Damn! Kenapa di saat seperti ini benda itu malah bernyanyi riang? Maria menatap ke arahku dengan sinis.

"Angkat teleponmu, Tuan Xander. Aku bukan sekretarismu, jadi bukan kewajibanku untuk menjawab panggilan telepon itu!" katanya dingin.

Aku sengaja tak mengangkat, tapi suara panggilan telepon tak juga berhenti. Biasanya, panggilan ini adalah urgent, jadi mau tak mau harus diangkat. Terpaksa kulepaskan tangannya itu, lalu dia buru-buru pergi dari hadapanku.

Aku meraih ponsel yang berada di dalam saku jas, lalu melihat layarnya. Nama si penelepon adalah Catharina Goldwin.

Ah, shit! Kenapa aku lupa masih ada dia? Kalau begini jadi susah bila ingin melakukan pendekatan dengan Maria! rutukku.

Aku sengaja tak mau menjawab panggilan teleponnya. Nada dering khusus dia sengaja dimatikan agar tidak mengganggu. Tak kulihat lagi Maria. Baru saja menemukan gadis yang tepat, malahan dia kabur karena dering ponsel!

Tiba-tiba diri ini teringat akan menelepon seseorang. Kucari namanya di phone book, lalu menekan panggilan ke luar. Setelah lima kali dering, baru dia mengangkatnya.

Aku: "Halo, Luke."

Luke: "Halo, Tuan."

Aku: "Luke, kau cari pria bernama Richard Santosa. Dia adalah mantan kekasih Maria Clara Wijaya. Dapatkan kepalanya dalam waktu 3x24 jam. Mengerti?"

Luke: "Richard Santosa yang ada di file itu? Baik, saya mengerti."

Aku: "Betul, Richard yang itu. Kau harus bisa dapatkan kepalanya dan bawa ke hadapanku, 3x24 jam."

Luke: "Baik, Tuan. Apa ada hal lain?"

Aku: "Jangan lupa tempat yang di Maldives, hadiah bulan madu untuk K. Itu sudah?"

Luke: "Sudah, Tuan. Saya sudah infokan juga kepada Tuan K. Penerbangan juga sudah disiapkan."

Aku: "Bagus, perketat keamanan! Selama Sergio, si bedebah itu ada di dekat sini, aku masih khawatir!"

Luke: "Keamanan sudah diperketat, Tuan. Sudah ada tambahan para sniper dan perintah tembak ditempat bagi mereka yang coba-coba mengganggu."

Sniper? Ini pasti ide Dad! Dia selalu tak mau melepaskan hal-hal sekecil apapun. Kuakui itu ide yang brilian.

Aku: "Good! Aku senang mendengarnya. Tetap awasi di semua tempat, jangan ada yang sampai lolos!"

Luke: "Baik, Tuan. Ada lagi yang bisa saya bantu?"

Aku: "Tidak, sudah cukup!"

Luke: "Ya, Tuan."

Aku menutup panggilan telepon. Aku melihat ada banyak pesan WhatsApp dari Catharina Goldwin. Aku tak mau membaca secara langsung, cukup dari notifikasinya saja.

Pesan-pesannya adalah dia merindu, khawatir akan keberadaan diriku dan kata-kata cinta yang buat muak. Hati ini bisa merasa kalau kata-kata itu palsu adanya.

Cih! Aku tak percaya dia tulus mencintaku! Paling dia ingin dibelikan tas LV terbaru atau luxury goods lainnya dan sudah pasti itu ditukar dengan malam-malam panas di ranjang. Selalu begitu kehidupan pria bila dengan perempuan Gold digger: pria memberikan uang dan kemewahan, wanita menukar dengan kenikmatan.

Tak ada yang gratis di dunia ini, makanya kenapa banyak pria yang hanya memacari tanpa menikahi karena memang mereka melihat dari perempuannya juga. Egois? Memang, pria makhluk egois. Kalau dari awal perempuan tidak jadi Gold Digger dan tulus, tentu saja kami respect.

Aneh, biasanya aku tak bisa kalau tak bercinta, tapi sejak bertemu dengan Maria malah berbeda. Dia membuat hasrat bercinta dengan perempuan lain padam dengan sendirinya. Ini di luar kebiasaan yang normal.

Pantas saja Dad langsung tahu ada yang tak beres denganku! Tubuh ini kentara sekali mencari Maria, sehingga membuat lupa diri akan hal yang lain. Apakah yang dialami adalah cinta atau hanya sekedar suka?

Ke mana gadis itu? Kenapa mata ini tak bisa melihat Maria? Apa jangan-jangan dia langsung pulang ke mansion Lukas, ayah mertua Keith? Apakah aku begitu menyeramkan di matanya, sehingga dia seketika menghilang?

Ah, kenapa mesti takut? The Black Dragon ada di setiap negara, termasuk di sini. Kalau dia menghilang, akan kudapatkan dengan mudah, meskipun harus menghadap ayahnya secara langsung!

Maria Clara Wijaya, kau membuat hati ini penasaran setengah mati. Akan kupastikan kau jadi milikku dan tak bisa berpaling ke pria lain! Jangan panggil namaku Xander O'Neil, pemimpin The Black Dragon bila tak bisa mendapatkannmu utuh!

***

Istilah bahasa asing

1. Gold Digger = Idiom untuk perempuan materialistis

Halo, nama saya Priskila Wi.

Saya telah membuat 8 novel yang sudah dipublikasikan secara online, yaitu : Reinkarnasi Dark Witch, Pria Dingin Mengejar Gadis Cuek, The Storm Witch, Summer Kekasih Ares, Putri Naga Ti-Lung, He Is My Man, An Indigo Mum dan Accidentally In Love With You.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Priskila_Wicreators' thoughts