webnovel

He's My Son 02

Reyent Bintang Nugroho Digantara yang biasa di panggil Reyent. Bocah kecil yang lucu, gemasin dan pintar kini sudah beranjak dewasa. Tidak terasa waktu begitu cepat. Baru kemaren serasa merayakan ulang tahun yang ke 2 tahun. Kini usianya sudah menginjak 18 tahun. Dia terkenal menjadi laki-laki yang dingin sedingin batu kutup utara. Mahal senyum dan jutek. Terutama sama perempuan. Hatinya tidak bisa luluh dengan rayuan receh dari semua perempuan di kelasnya. Teman-teman perempuannya pada mengagumi dirinya. Ralat. pada ngefans sama Reyent. Semua serba bisa, jago balap motor maupun balap mobil, Teakwondo, DJ, dan Photographer. Semua itu bakat warisan dari Ayahnya. Ayahnya mendidiknya dengan tegas dari kecil. Reyent juga memiliki group band yang bernama "Hey Say! Jum". Setelah usianya menginjak yang ke 20 tahun, Ayahnya mengirimnya ke London. Untuk melanjutkan kuliahnya di negeri UK. Tepat di kampus bekas Ayahnya dulu. Di sana dia tinggal bersama Atenya yang bernama Relly dan Revy, adek Ayahnya. Kemudian dia bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya penasaran. Mereka pun berkenalan. "Hai, gue Reyent Bintang Nugroho Digantara, biasa di panggil Reyent." "Oh, aku Febby Distiya Pramudia, biasa di panggil Febby atau Disti." Akankah Distiya bisa mentaklukan hati Reyent yang dingin sedingin batu kutup utara?

Me_Rera_Rara · Teen
Not enough ratings
20 Chs

CHAPTER 06

Reyent terbangun dari tidurnya, dia celingak-celinguk seperti mencari seseorang. Mungkin mencari Darmi, yang sudah bangun duluan karena putrinya Ririn tadi menangis. Ririn belum tau cara mengatasi bayinya yang menangis. Jadi Darmi-lah yang turun tangan ikut mengurus cucunya. Kini putrinya Ririn kembali tidur setelah di ganti popoknya dan di urut sama Darmi tadi.

Reyent keluar dari kamar, lalu masuk ke kamar di mana Stella dan Rey tidur. Sampai di kamar, lantas Reyent menyelinap di antara Mimi-Pipinya yang  masih terlelap sembari berpelukan. "Mimi!" Rengek Reyent. Stella mengerjapkan kedua matanya.

"Little boy Mimi sudah bangun, hem!. Sudah milk milk belum?" Tanya Stella.

Reyent menggeleng. "Mau Mimi." Ucapnya. Jika Reyent bilang mau Mimi itu artinya dia ingin nete. Stella membiarkan Reyent memainkan dadanya. Rey masih terlelap. Demamnya juga sudah turun. Cuma wajahnya masih sedikit pucat.

Jam sudah menunjukan pukul sembilan, Reyent sudah bangun dan mandi. Rey dan Stella juga sudah bangun, mereka duduk di ruang makan menyantap bubur buatan Darmi. Sedangkan di ruang keluarga, Reyent duduk di sofa sembari menciumi Jennyse yang di pangku Ruslan. Tadi setelah minum ASI di jemur dulu. Lalu, di mandiin dan di pangku oleh Ruslan.

Reyent masih menguyel-nguyel Jennyse sebelum berucap, "Eyang kakinya Dede Jennyse kok kecil, nggak sama sepelti kaki Leyent besal!" Celetuk Reyent. Melepas kaos kaki di kaki Jennyse, lalu di samain dengan kakinya. "Tuh Eyang lihat kaos kaki dedenya kecil." Ucapnya sembari memakai kaos kaki di kakinya.

Seketika semua orang yang ada di ruang keluarga tertawa. Di kira Reyent bayi baru lahir kakinya langsung besar seperti kakinya. 

Ruslan menjawab, "ya tidak sama, dede Jenny kan baru lahir, pasti kakinya kecil. Dulu Reyent juga seperti dede Jenny. Kakinya kecil, Hahaha." Kata Ruslan.

"Hehehee. Dede Jenny lucu." Ucapnya sembari nyengir, memperlihatkan giginya. "Eyang Leyent mau gendong Dede Jenny. Kan Leyent abangnya harus menjaga dede Jenny."pinta Reyent ingin menggendong Jennyse.

Ruslan menaruhnya di pangkuan Reyent. Ririn memegangi takut melosot kebawah. Ruslan tiduran di belakang tubuh Reyent. Lalu, Fikri memotretnya.

Reyent tertawa memperlihatkan giginya, Ruslan tersenyum bahagia telah berfoto bersama kedua cucunya. Namun, Jenny mewek karena tidak nyaman di pangkuan Reyent. Ririn tertawa dan menggendong putrinya yang menangis. "Dedenya nangis, hahaha. Dede Jenny mau mimik susu dulu Abang."

"Dede Jenny nggak mau sama Abang Leyent ya? Kok nangis!" Ucapnya.

"Dedenya mimik susu dulu, nanti Reyent gendong lagi ya?"

"He'em."

Jenny terlelap setelah kenyang minum ASI. Dan Reyent sedang menyantap Breakfast-nya. Kemudian lari ke samping rumah, melihat tanaman semangka yang baru buah. Reyent heboh teriak-teriak memanggil Darmi. Semangka itu memang Darmi yang menanam, terkadang juga Ruslan. Mereka rajin menanam sayuran dan buah.

"Eyang, Tati semangkanya ada buahnya. Sini Tati sini, buahnya besal," teriaknya. "Yeeee Leyent makan semangka balu." Hebohnya.

Semangkanya di pegang-pegang, di elus-elus. "Mimi'e lihat ini semangka Leyent." Ucapnya.

"Reyent basa inggrisnya semangka apa?" Tanya Fikri.

"Water melon." Kata Reyent.

"Wah good boy. Are you so clever!"

"Hehehe. Yes I'm." Kekeh Reyent.

Semangkanya di akui sendiri, tidak boleh di ambil atau di pegang Darmi, Ruslan, maupun Fikri. Mertua Ririn juga tidak boleh menyentuh semangkanya. Menyuruh Ruslan membungkus dengan plastik biar tidak di lihat atau di pegang sama yang lain. Ruslan, Darmi dan Etik terkekeh. Mereka gemas sama Reyent. Sedang bergurau di samping rumah, tiba-tiba Nancy sama Roni datang memanggil Reyent.

Nancy dan Roni tidak bisa hadir saat acara syukuran putrinya Ririn dan Fikri. Karena mereka sedang berada di London baru pulang tadi malam. Dan siang ini datang setelah menerima panggilan dari Rey, Nancy dan Roni datang ke rumah Ririn atas permintaan Rey. Rey memberi tahu bahwa dia sedang sakit, meminta Nancy datang kerumah Ririn. Di sinilah Nancy sedang menciumi cucunya. Reyent sibuk dengan boneka kucing dari Nancy, itu oleh-oleh dari London. Padahal koleksi boneka kucingnya sudah banyak. Masih minta di belikan boneka kucing. Refly tidak ikut karena ada les Takewondo.

"Thank you Omma cat dol-nya." Ucap Reyent sembari mencium pipi Nancy.

"Reyent suka?"

"He'em! Suka sekali. Ini lucu. Yeeee, Cat dol Leyent tambah lagi." Ucapnya lantang.

Nancy kembali menciumi cucunya dengan gemas. Nancy juga membeli oleh-oleh buat putrinya Ririn dan Fikri.  Seperti pakaian bayi, sepatu, kaos kaki dan tempat makan bayi. Satu set ia berikan sama putrinya Ririn dan Fikri.

Kini mereka berbincang-bincang di ruang keluarga sembari menikmati Green tea. Obrolan demi obrolan mereka bicarakan. Seperti biasa obrolan orang tua seperti itu. Sampai hari menjelang sore, Nancy, Roni, Stella, dan Rey pamit pulang ke Andara. Stella memaksa Reyent pulang, tadinya dia tidak mau pulang, Stella rayu agar mau pulang. Karena besok dia harus pergi sekolah.  Nancy dan Roni juga ikut pulang ke rumah Rey dan Stella. Di dalam mobil Reyent berceloteh, banyak hal yang di tanyakan tentang London. Menanyakan Aloysius tunangannya Revy. Reyent kangen sama mereka, terutama Aloysius.

Di perjalanan Stella menengok kanan-kiri. Mencari seseorang. Yaitu bocah kecil yang bernama Febby. Akan tetapi bocah kecil itu tidak ada. Padahal ini masih siang, apa ia tidak jualan?

Entah kenapa tiba-tiba Stella memikirkan bocah kecil yang bernama Febby. Akhirnya ia memutuskan pulang, besok atau lusa ia akan kesini lagi bertemu Febby. Stella tidak tahu bahwa Febby saat ini sedang sakit, penyakitnya kambuh lagi. Kata dokter Febby terlalu lelah dan kurang tidur, sehingga membuat hidungnya ngeluarin darah terus. Makanya Febby tidak berjualan lagi. Di suruh istirahat dulu. Kadang meski Febby sakit, Bibinya tetap menyuruh Febby berjualan donat. Febby hanya menurut. 

Mereka sudah sampai dan memakirkan mobilnya. Darwati menyambut kedatangan Nancy. Sebenernya Nancy sudah pernah bilang bahwa ia tidak perlu di perlakukan seperti ini. Reyent tertidur di gendongan Roni. Rey masuk kamar kembali tidur. Katanya dia masih terasa lemas. Setelah memastikan Rey tidur dan Reyent, Stella kedapur membuat teh dan menyiapkan cupcake buat Nancy dan Roni.

Nancy menyukainya, katanya Cupcake-nya enak. Tidak terlalu manis dan tidak terlalu kurang manis. Rasanya sedang. Makanya Nancy sangat mendukung saat pertama Stella membuka toko Roti. Nancy percaya bahwa banyak pelanggan yang menyukai toko rotinya.

Stella membangunkan Reyent dari tidurnya. Karena hari sudah larut, takut terulang lagi seperti hari kemaren. Lalu, Stella menggendong Reyent, menuruni anak tangga dan bergabung di ruang keluarga.  Rey juga sudah duduk di sana bersama Nancy dan Roni. Reyent duduk di pangkuan Rey sembari mengedot yang berisi air mineral. Sedangkan Stella ke dapur ingin membantu Darwati memasak buat makan malam.

Nancy terkekeh melihat cucunya yang masih mengedot. "Sudah besar kok masih ngedot, katanya super hero, hem!" Kata Nancy. Roni juga terkekeh melihat cucunya sudah besar tapi masih ngedot. "Sini Peluk Omma."

Lantas Reyent langsung menghampiri Nancy. Duduk di pangkuannya, lalu kembali mengedot. "Sudah sekolah tidak boleh ngedot lagi, hem."  Kata Nancy.

"Nggak." Teriak Reyent.

Nancy maupun Roni tertawa. "Dia seperti Rey dulu Ma, Rey K2B kan masih ngempeng. Kadang sekolah juga bawa empengnya. Reyent masih mending cuma mengedot. Hahaha." Kata Roni meledek Rey putranya.

"Papa apaan sih!! malah bongkar masa lalu Rey." Ucap Rey kesal, masa kecilnya di bahas.

"Iya Pa dia nurun sifat Rey. Hahaha." Rey semakin kesal, sedari tadi di ledekin terus sama Nancy dan Roni.

Stella sudah selesai memasak, dan sudah di sajikan di meja makan. Kemudian Stella memanggil Rey, Roni, dan Nancy untuk makan malam. Acara makan malam pun di mulai. Menu makan malam ini Stella memasak sayur capcay, ikan goreng, ayam goreng, dan sup ABC: Seperti kentang, wortel, jagung dan tulang sapi.  Mereka mulai menyantap makanannya dengan tenang. Reyent makan di suapin oleh Stella. Karena dia masih malas akibat baru bangun tidur. Reyent hanya makan nasi campur sup ABC. Makan malam pun selesai, kini mereka makan buah apel dan jeruk sebagai menu penutup.

Hari sudah malam, Nancy dan Roni pamit pulang. Berpesan sama Rey agar jaga kesehatan. Nancy sedikit marah sama Rey karena tidak bisa mengurangi minumnya. Stella dan Rey mengantarnya sampai teras. Reyent melambaikan tangannya sama Oma-Opanya. Kemudian Roni melajukan mobilnya.

***

Rey dapat telpon dari satpam sekolahnya Reyent. Wali kelasnya pun menghubungi Rey, bahwa Reyent kembali berantem sama Revan karena membela Greri. Rey menarik nafasnya, lalu di hembuskan lagi. Putranya sudah berani berantem, Rey mulai was-was. Jika sudah sekali berantem pasti akan berantem terus. Saat ini Rey dan Stella berada di kantor sekolah; Tepatnya di ruangan kepala sekolah. Rey meminta maaf sama kepala sekolah yang bernama Sopian. Meminta maaf dengan orang tua Revan. Meminta maaf atas perlakuan Reyent putranya.

Rey berencana ingin memindahkan sekolah Reyent. Mulai besok Reyent pindah sekolah. Arda juga ingin memindahkan Greri sekolah. Rey memindahkan Reyent di sekolah yang bernama AIS. Sekolah yang ketat dan tanpa ada buly-bulyan.

AIS adalah singkatan dari, AUSTRALIAN INDEPENDENT SCHOOL INDENESIA. Yang berada di kota JAKARTA selatan, Kemang Timur, dan kota BALI. Australian Independent (International) School-Indonesia, didirikan pada tahun 1996 dengan tujuan utama menyediakan pendidikan internasional yang inklusif untuk setiap anak. Selama lebih dari 20 tahun, AIS telah menjadi sekolah internasional terkemuka yang menawarkan pendidikan global berbasis kurikulum.

Australia dari usia prasekolah hingga 18 tahun. Tingkat sekolah dimulai dari prasekolah, lulus ke tingkat SD untuk kelas satu hingga kelas enam, tingkat sekolah menengah untuk kelas tujuh hingga sepuluh. Dan Program di ploma Baccalaureate Internasional (IBDP) untuk Kelas sebelas dan duabelas. Dengan sekolah-sekolah yang berlokasi di Jakarta dan Bali, sekolah IB World berjuang untuk keunggulan pendidikan dalam setiap aspek kehidupan anak.  AIS berkomitmen untuk menghasilkan individu yang cerdas, mandiri, dan berpengetahuan luas yang percaya diri dan siap menghadapi tantangan global di masa depan. seragamnya berwarna biru, ada topinya juga. Tempatnya juga sangat nyaman untuk semua student. Saat ini Reyent masih memasuki kelas tingkat K2A. Tahun depan baru naik kelas tingkat K2B.

Pelajarannya pun sangat komplit, terutama pelajaran bahasa inggris. Sangat teliti dan harus praktis. Apa lagi yang di ambil bahasa England English. Karena bahasa inggris ada berbagai macam bahasa; Kingdom English, England English, dan Australian English. Rey mengambil bahasa England English sama Kindom English buat Reyent. Makanya Rey memasukan Reyent Quetion bahasa inggris, supaya putranya pintar. Rey ingin putranya pintar, cerdas dan ingin putranya semua serba bisa.

Beruntung Reyent orangnya tidak malas, selalu menurut jika di suruh ini dan itu. Karena dia takut Rey marah dan memukuli telapak tangannya. Dia kapok karena sebelumnya Rey sudah memberi hukuman.

Seminggu sudah Reyent sekolah di AIS, baru dua hari sudah memiliki banyak teman. Semua temannya baik-baik. Pada suka berteman dengan Reyent. Ada anak bule juga yang sekolah di AIS. Teman-temannya jika bicara dengan Reyent, menggunakan bahasa inggris. Sengaja kata guru supaya cepat nangkapnya jika hari-hari ngomongnya menggunakan bahasa inggris. Apa lagi Reyent masih bad bahasa inggrisnya.

Jayden, Greri, dan Vita juga pindah sekolah. Pindah di AIS biar satu sekolahan dengan Reyent. Biar mereka tetap bersahabat, tetap rukun sampai dewasa kelak. Seperti Ayah mereka.

"Mimi!!!" Teriak Reyent saat melihat Stella keluar dari mobilnya. Ya, Stella sedang menjemput Reyent. Ada Sita juga menjemput putrinya. Jayden dan Greri nebeng di mobil Stella. Karena rumahnya searah. Rumah Greri beda komplek tapi dekat dari rumahnya. Jadi sekalian Greri ikut mobil Stella. Nanti sampai di rumah, Arda yang menjemput Greri.

"Hai Little boy Mimi." Kata Stella sembari memeluk putranya. "How school today?" Tanya Stella.

"Good Mimi. Leyent bisa jawab semua Quetion dari Mr. Ronald."

"Good boy." Ucap Stella tersenyum, lalu mencium pipi gembul Reyent.

Kini Stella melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Stella lewat di jalan waktu bertemu Febby penjual donat. Setelah pertemuannya dengan Febby sampai sekarang, Stella belum ketemu lagi. Stella juga sering datang di mana saat melihat Febby. Saat ini Stella lewat jalan itu juga, hampir setiap hari Stella lewat jalan itu jika antar jemput Reyent.

Di dalam mobil penuh celotehan Reyent, Greri dan Jayden. Membicarakan saat di sekolah tadi. Saat guru mengajarinya. Saat bermain, dan menggambar. Tak terasa mobil Stella memasuki perkarangan rumahnya. Stella membuka pintu mobil buat Reyent, Jayden dan Greri. Mereka bertiga lari masuk kedalam rumah. Melempar tasnya di sofa. Lia menyuruh mereka mandi ganti baju dan makan. Setelah itu memberi sedikit waktu buat mereka main sebelum Greri dan Jayden di jemput.

Malamnya pada pukul delapan malam, Rey mengajak Stella dan Reyent ke Club. Sesuai janjinya dengan kliennya Arda dan Tanjung, maka malam ini Rey ingin mengetes dan nunjukin kemampuan Reyent memainkan DJ. Sampai di Club Rey dan Stella menuntun Reyent yang di sambut teriakkan Lulu dan Fara.

"Reyent ponakan Onti datang, tos dulu dong." Teriak Lulu.

Lantas Reyent pun hi five sama Lulu dan Fara. Lalu, mencium pipinya. Karyawan yang lain pun teriak-teriak memanggil Reyent. Bos kecil kita versi Reyneis datang.  Gue mau menunggu Reyent besar mau gue jadiin suami gue hahaha. Seperti itu teriakkan mereka.

Rey menyerahkan Reyent sama Lulu, suruh menjaganya atau membingbingnya main DJ. Tapi Reyent menolak, maunya sama Rey Pipinya. Rey menggendongnya, masuk keruang VIP. Di sana sudah ada Arda, Tanjung, Arya, dan klien lainnya. Sampai di VIP ROOM Rey menurunkan Reyent. Menyuruhnya berkenalan sama teman bisnisnya. Stella juga memberi salam sama mereka.

Penampilan Stella malam ini sangat simple dan cantik. Rambutnya di cepol biasa tapi rapi, memakai anting cartier dan cincin cartier. Long dress berwarna pink tanpa lengan. Wajahnya di poles make-up tipis. Simple dan terlihat cantik alami. Wah sangat cantik istrinya. Kenapa tidak bertemu dengan ku saja waktu itu. Kata Arya dalam hati.

Setelah menyapa dan berbincang sebentar, kini Arya meminta Reyent memainkan DJ. Rey membimbingnya karena Reyent tidak mau sama Lulu. Maunya sama Rey. Reyent mulai memainkan DJ, mainnya sangat lincah, musik berganti musik Reyent putar tombolnya. Padahal banyak tombol kecil-kecil, tapi Reyent hapal. Arya dan klien lainnya terperangah saat melihat kepintaran Reyent. Cukup heran, bocah kecil masih berusia 5 tahun sudah pintar main DJ. Bahwa Reyent pun hapal semua dengan tombol-tombolnya. Cara membenarkan, mengecilkan, mengganti musiknya. Reyent tahu semua, dia sangat mengerti, selalu mengingat yang di ajarkan Ayahnya.

Dari kecil sejak berusia 3 tahun, Rey sudah sering mengajarinya tentang memainkan musik. Setiap hari jika Rey ada waktu selalu mengajari Reyent putranya. Sampai sekarang pun Rey masih mengajarinya karena Reyent belum lancar betul. Sampai benar-benar bisa baru Rey melepas Reyent memainkan DJ sendiri tanpa di bimbing.

Arya merekamnya, di videonya. Dia sangat salut, dan bangga sama Reyent. Meminta foto bareng sama Reyent, seolah sedang main DJ bareng. Reyent menyudahi mainnya, dia menghampiri Stella meminta di gendong. Wajahnya di sembunyikan di dada Pipinya karena malu.

"Reyent kenapa? Malu ya, hem!" Tanya Arda. "Nggak usah malu, Reyent kan hebat!"

"Nggak!!" Ucap Reyent, semakin menenggelamkan wajahnya di dada Stella, semua terkekeh.

"Reyent sini coba lihat ini apa di ponsel Om Arya?" Karena penasaran Reyent menghampiri Arya dan melihat apa video di ponselnya.

"Hehehe!" Kekeh Reyent memperlihatkan gigi-gigi jarangnya. "Pipi-Mimi ini Leyent!"

"Reyent keren kan! Nggak usah malu."

Ponsel Arya di bawa terus, di putar terus videonya. Kadang Reyent senyum-senyum sendiri melihat videonya. Mungkin dia lucu di dalam video itu. Malam sudah larut, Rey mengantar putra dan istrinya pulang. Karyawan di club memanggil nama Reyent I miss you Reyent.

Reyent hanya melambaikan tangannya, mereka pada ngefans sama Reyent. Banyak yang follow akun YouTube-nya. Rey memang membuatkan akun YouTube kusus buat putranya. Sering post video tentang Reyent. Dari lahir sampai sekarang di post di akun pribadi Reyent. Yang follow pun sudah banyak, mencapai miliaran. Video bersama Pipi-Miminya saat holiday di luar negeri juga di post di akun YouTube-nya. Itu Reyent sendiri yang posting. Dia juga sudah pandai cara memposting di YouTuber. Itulah Reyent Bintang Nugroho Digantara, penerus darah Reyneis Bastian Digantara.

Tbc.

Terima kasih sudah mau membaca.

Semoga suka dengan part ini.

See you next part.

Saranghae 🥰

It's Me Rera