webnovel

HE'S ALL I EVER HAD

Malam itu hujan sangat deras, Veronica harus pulang larut malam, karena banyak pekerjaan di kantornya, namun tak disangka hari ini adalah hari terakhir untuknya bekerja. Perusahaan memecat Veronica karena dia sering tidak masuk kerja,karena harus merawat ibunya yang tengah sakit. Hatinya begitu sedih ingin menangis, sementara dia masih butuh uang banyak untuk menyembuhkan ibunya yang tengah sakit. Kendaraan inventarisnya pun juga sudah dikembalikan ke kantor. Malam ini Veronica memesan taxi online, namun taxi onlinenya tidak kunjung datang juga karena mungkin sudah larut malam. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan kaki dari kantor menuju rumahnya yang berjarak tiga kilo meter. Setelah berjalan jauh, kakinya sudah merasa lelah, hujan deras masih menguyur badannya, sampai suatu ketika saat dia menyebrang jalan, dia tidak sadar ada mobil melintas, dah menabrak tubuh Veronica. Keluarlah lelaki tampan dari mobil sedan hitam mewah dengan langkah yang cepat, dia lelaki bertubuh tinggi dan matanya berwarna hijau, dengan rambut hitam lurus sebahu berusaha menolong Veronica. Veronica yang masih setengah sadar melihat samar-samar, saat lelaki itu mendekat dan menggendongnya. Veronica tak bisa berkata apa-apa, karena tubuhnya juga sangat lelah,menahan rasa sakit akibat diserempet mobil sedan hitam malam itu ditambah kehujanan, dia hanya merasakan hembusan dingin nafas dari lelaki yang menggendongnya. Tak lama kemudian Veronica pingsan dan jatuh kepelukan lelaki tampan itu. Penasaran siapa sebenarnya lelaki itu, simak kelanjutan ceritanya di setiap babnya ya. Author Febyola Manoppo

Febyola_Manoppo · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

BAB.2 TIGA HARI KEMUDIAN

Tiga hari kemudian, masih di kediaman Dracul, tersadar Vero merasa seoalah-olah dia telah melewati tidur panjangnya, dia masih terbaring dan pejamkan mata, dalam hati dia bicara apakah ini kisah dongeng atau nyata, lalu dia membuka matanya secara perlahan , melihat dan menatap dinding bahkan memegang wajahnya, dia masih berada di tempat yang sama, yaitu di kediaman Dracul.

Vero lalu berusaha bangun dan mencoba berdiri, dia sudah pulih lagi, dan semua tulangnya yang semula terasa remuk, sudah tidak ada rasa sakit lagi. Vero melihat di sekitar kamarnya sudah banyak baju-baju baru untuknya, semua baju bermerek.

"Ya Tuhan banyak sekali bajunya, apakah ini Tuan Dracul yang membelinya, dari mana dia tahu ukuran bajuku. Sungguh aku belum pernah mengenalnya, tetapi mengapa dia sangat baik sekali, aku tidak mau begitu saja percaya padanya, hmm Tuan Dracul apa dia ada di ruang kerjanya ya, ya sudah aku coba cari dulu ruang kerjanya, rumah ini besar sekali, bisa-bia tersesat aku".Gumam Vero

Baru saja Vero membuka pintunya, Dracul terihat sedang keluar dari salah satu ruangan yang kemudian dia tutup kembali. Vero lalu memanggil Tuan Dracul sembari berjalan ke arahnya.

"Selamat pagi Tuan Dracul, apakah Tuan yang sudah membelikan semua baju untuk saya?

"Ya Vero, aku tida tega melihatmu yang masih tertidur.

"Ohh begitu ya, aku hanya merasa tidurku sangat lama sekali, apakah karena efek obatnya.

"Benar sekali, obat itu untuk menghilangkan rasa nyeri dan untuk memulihkan kesehatanmu. Ada hal lain lagi yang ingin kau tanyakan.

"Hmm bagaimana kabar ibuku, apakah dia baik-baik saja, dia pasti mencariku.

"Sudah tenang saja, aku sudah memberikan kabar lewat anak buahku, kalau kau masih banyak pekerjaan, aku tidak ingin ibumu tahu, kalau kau sedang sakit juga. Oh ya bagaimana sudah kau coba semua bajunya, kala ada yang tidak sesuai, beritahu saja ya, nanti orangku yang akan menggantinya.

"Tidak perlu dicoba semua Tuan Dracul, aku yakin semua ukurannya sesuai dengan tubuhku.

"Okay apakah kau mau ikut denganku, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.

"Jauh tidak tempatnya?

"Tidak, nasih disekitar rumahku ini,mari ikuti aku.

"Tetapi aku belum sempat membersihkan tubuh.

"Tidak apa-apa. rumahku ini full pendingin, jadi jangan kawatir tidak akan berkeringat.

Tuan Dracul langsung mengenggam tangan Vero, namun entah apa yang terjadi dengan Vero, biasanya dia paling tidak mau kalau ada lelaki yang menyentuh tubuhnya meskipun itu hanya mengenggam tangan saja. Dracul terus menatap Vero dengan senyum simpulnya, adrenalin Vero mendadak mendidih, seperti terpaku akan ketampanan Dracul.

Jantung Vero tidak karuan dibuatnya, Dracul bisa merasakan kalau Vero mulai gugup.

"Heiii Vero tenang, santai saja. Kau gugup ya, apa belum pernah berpacaran sebelumnya, aku bisa merasakannya.

"Tidak Tuan Dracul, aku hanya belum pernah melihat rumahmu yang sangat besar ini.

"Suatu saat kau akan memiliki rumah yang sebesar ini.

"Huffttt itu hanya sebuah khayalan dan mimpiku saja Tuan Dracul.

"Hmm..mulai sekarang panggil saja aku Dracul ya tidak perlu pakai Tuan, kecuali asisten rumah tangga atau pelayan di rumah ini.

"Okay Dracul, lalu kalau boleh tahu, mengapa tanganmu begitu pucat sekali.

"Ohh telapak tanganku sudah seperti ini sejak lahir. Ya sudah ini dia salah satu ruang baca milikku, di sini banyak buku apapun, dan banyak buku legenda, yang umurnya sudah ratusan bahkan ribuan tahun.

"Wahh ini sudah seperti perpustakaan dunia, boleh kah aku sering-sering datang ke ruangan ini.

"Hmm aku sudah pernah bilang, kau boleh meganggap rumah ini rumahmu, kau boleh kemana saja, asalkan jangan pernah menyentuh ruang kerjaku.

"Okay baiklah.

"Kalau sampai itu terjadi dan kau melanggarnya, aku bersumpah tidak akan memaafkanmu, paham.

"Paham Dracul.

"Ya sudah silahkan kau ambil buku-buku yang mungkin kau sukai, silahkan kau pilih mau baca di sini atau di kamar.

"Aku lebih suka baca di sini saja, design ruangannya sangat klasik namun elegant.

"Ohh begitu ya, ya sudah terserah padamu saja, lalu buku apa yang biasa kau baca Vero?

"Hmm ini aku sedang mencari buku bacaan kisah Vampir tampan, yang mencintai wanitanya.

"Hmm... apa yang kau ketahui tentang vampir itu.

"Vampir kisah legenda yang juga sama dengan Drakula, entah aku pernah membayangkan kalau aku bisa menjadi wanita yang dicintainya, kisah cintanya pasti romantis.

"Hmm..lalu apa lagi yang kau tahu, dan apa yang kau takutkan dari Vampir, seandainya suatu saat dia menemuimu dan mungkin ada di sekitarmu.

"Aku tidak pernah takut dengan siapapun.

"Yang harus kau tahu Vampir itu tidak selamanya tampan, saat dia sedang dalam amarah dia pasti akan menyeramkan dengan taring dan kuku yang tajam. Sejatinya para Drakula dan Vampire mereka bisa hidup abadi dan kalau dia melepas kekuatanya dia akan berubah menjadi tua dan tidak menarik lagi, apakah kau masih mau melihat Vampir itu.

"Jika cinta sudah besar, apapun keadaannya mau menyeramkan sekalipun aku tidak perduli dan apabila dia menua aku pun tetap mencintainya.

"Sebenarnya apa yang kau sukai dari Vampir, apa karena dia bisa memberikan keabadian untukmu.

"Hmm..tidak demikian Dracul.

"Lalu apa?

"Aku lebih nyaman berpacaran engan seorang Vampir , karena dia tidak akan pernah menyakitiku, cintanya pasti abadi juga.

"Baiklah kalau begitu, silahkan baca saja dulu, ini buku yang kau cari, tetapi sudah sedikit usang, karena buku ini sudah sangat tua. Aku pamit ke ruang kerjaku lagi ya.

'Terima kasih Dracul.

Dracul menutup pintunya,dengan sekejab menghilang dan kembali ke ruang kerjanya. Buku kisah Vampir itu lumayan tebal, Vero membaca dari satu halaman lainnya, sampai pada akhirnya dia tertidur di ruang baca milik Dracul.

Tiga jam sudah berlalu, Dracul belum melihat Vero kembali ke kamarnya. Sekejab dia tiba di ruang baca miliknya, saat berada di dalam , Dracul melihat Vero tengah mengigau di alam bawah sadarnya.

"Jangan tinggalin aku , aku sangat mencintaimu, aku mohon jangan musnahkan kekasihku.

"Vero..Vero bangunlah, pindah di kamarmu.

Vero terbangun dari mimpi buruknya dan spontan memeluk erat Dracul.

"Hikkssss...hikkkk, aku tengah mimpi buruk , aku tidak mau kehilangannya.

"Kau takut kehilangan siapa, kekasihmu?

"Aku bermimpi kekaasihku seorang Vampir, namun dia mau dibunuh dengan pedang baja, sakit rasanya saat melihatnya ditusuk, aku tidak mau kehilangannya.

"Sssttt..ini hanya efek kau membaca buku ini hehehee, ya sudah ayo pindah ke kamarmu.

"Mimpinya terasa nyata sekali, tetapi wajah Vampir itu hanya membelakangiku, entah mengapa dia tidak pernah mau menunjukkan wajah aslinya, saat aku mendekat dia sudah musnah seperti debu yang tertiup angin.

"Ya sudah jangan dibaca lagi, kalau pada akhirnya kau mimpi buruk.

"Jangan Dracul, aku suka dengan ceritanya, aku mohon jangan memintaku untuk tidak membacanya.

"Hmm ya sudahh kalau begitu ambil saja buku itu untukmu, Oh iya Vero aku ingin menanyakan hal penting, apa yang akan kau lakukan ketika kekasih yang benar-benar mencintaimu dia adalah Vampir, apakah kau akan meneruskan hubungan dengan dia atau memilih meninggalkannya.

"Selamanya aku akan selalu mencintai dan menyayanginya sepajang masa hidupku.

"Hmm... makan siang sudah matang, ayo kita makan dulu Vero, aku tidak mau kamu sakit.

"Okay siap Dracul.