21 Pertemuan Keluarga

Pertemuan Keluarga

Malam harinya Zoe sudah berada di rumahnya. Begitu juga dengan Haziel yang sedang berbincang dengan Leandro sang ayah, Evany dan Zoe menyiapkan hidangan makan malam sendiri karena khusus untuk membahas pertunangan mareka.

"Excusme, makanan sudah siap. Kita masuk dan nikmati masakan ala chef Zoelie," ucap Evany dengan tersenyum.

Zoe hanya tersenyum malu, Leandro dan Hazi pun duduk dan makan bersama. Begitu juga dengan Evany dan Zoe yang duduk bersebelahan. Setelah selesai makan, mereka berkumpul di ruang tengah untuk berbicara tentang masa depan putri semata wayangnya.

"Haziel, maaf jika kami belum juga sempat bertemu dengan kakekmu." Leandro sungguh tak enak hati karena belum bisa bertutur sapa dengan Hazman.

"Kakek juga meminta maaf karena belum bisa bertemu dengan kalian. Kakek juga sudah berpesan jika dia akan ikut dengan semua keputusan yang kalian ambil, karena kakek hanya bisa pulang minggu depan saja," balas Haziel.

"Minggu depan adalah ulang tahun Zoelie. Bagaimana jika itu jadi hari pernikahan kalian saja?" tanya Evany.

"Jadi minggu depan kau berulang tahun? Kau tidak mengatakan apa pun padaku?" tanya Haziel berbisik pada Zoe.

"Ya, baiklah. Dengan begitu akan menjadi hari dan tanggal yang sangat istimewa untukku," jawab Zoelie sembari tersenyum.

Evany dan Leandro begitu senang mendengar jawaban dari sang putri. Haziel terpaku menatap Zoe, lelaki itu tidak percaya jika Zoe langsung memilih tanggal yang sangat dekat.

"Kejutan," bisik Zoe dengan suara lembut dan membuat Haziel merinding merasakan hembusan napas Zoe pada telinganya

Kabar pernikahan dari Haziel dan Zoelie sudah menyebar luas dan semua kolega bisnis sangat antusias dengan kabar gembira ini. Lexi yang menjadi teman dekat Zoe mempersiapkan desainer handal untuk membuat gaun pernikahan untuk Zoe. Shoni begitu sibuk dengan semua undangan untuk rekan bisnis.

Tanpa terasa hari H sudah di depan mata. Malam ini, Hazi dan Zoe tidak bisa memejamkan mata mereka yang terus saja terjaga sepanjang malam. Semua perasaaan yang menjadi satu antara senang dan tidak percaya.

"Apakah benar aku akan menjadi miliknya?" gumam Zoe bertanya pada irinya sendiri.

Evany yang melihat sang putri dari balik pintu pun tersenyum bahagia. Lalu masuk dan menghampirinya, memeluk sang putri dari belakang.

"Putriku sudah besar. Dan besok menjadi awal mula kau membuka gerbang kehidupanmu dengan Haziel," ucap Evany.

"Mommy," panggil Zoe seraya berbalik dan memeluk sang ibu.

Terlihat sebuah taman yang sudah di sulap menjadi begitu indah dengan banyak bunga yang berwarna warni. Khususnya bunga berwarna merah dan ungu yang sangat di sukai oleh Zoelie, sebuah altar pernikahan yang bernuansa putih dan pink. Semua tamu yang menggunakan pakaian berwarna putih dan ungu menambah kesan tersendiri.

"Kau sudah siap untuk bertemu dengan kekasih hatimu?" tanya Lexi menggoda Zoelie.

"Aku sangat gemetaran, apakah riasan di wajahku telah pudar?" tanya Zoe dengan cemas.

"Tidak nak, kau terlihat begitu cantik. Dan untuk Lexi terima kasih sudah membuatkan gaun yang begitu indah untuk Zoe," ucap Evany seraya mengusap lengan Lexi.

"Tentu, Aunty. Temanku harus terlihat cantik hari ini," balas Lexi seraya tersenyum pada Evany.

Haziel sudah menunggu di depan altar di dampingi oleh Shoni. Hazman masih belum terlihat di sana, di karenakan pesawat yang dia naiki terlambat untuk take off.

"Itu dia pengantin wanitanya," bisik Shoni pada Haziel.

Haziel berbalik dan menatap Zoe yang datang bersama dengan Leandro. Semua tamu terpukau akan kecantikan dari Zoelie yang mana tidak ada yang tahu seperti apa pewaris tunggal dari Leandro Company.

"Aku titipkan putriku padamu Haziel Maximiliano," ucap Leandro seraya menyerahkan Zoe pada Haziel.

Acara pemberkatan pun akan segera di mulai. Sampai ada suara bariton yang berteriak dari belakang dan itu adalah Hazman yang melangkah dengan tegap menghampiri keduanya. Haziel dan Zoelie tersenyum karena kakek mereka akhirnya datang.

"Berbahagialah! Lakukan yang terbaik demi kakek tua ini!" seru Hazman seraya memeluk keduanya.

Hazi dan Zoe pun melakukan semua serangkaian pernikahan dengan khidmat. Setelah mengucapkan ikrar janji pernikahan dan bertukar cincin, Haziel mencium mesra sang istri dan di balas oleh Zoelie. Terdengar suara tepuk tangan yang meriah dari para tamu dan suara siulan dari para karyawan yang bekerja di perusahaan Haziel.

Tawanya yang terdengar nyaring seperti melodi tersendiri dalam hidupku,

Senyuman di wajahnya, bagaikan sinar mentari yang hangat untukku,

Keindahan wajahnya membuatku teduh saat menatapnya,

Rasa yang tumbuh dengan tidak sengaja, membawaku dalam dekapannya,

Cinta dan sayangnya, bagaikan air yang menumbuhkan ribuan bunga,

Di dalam gurun pasir yang gersang di hatiku,

Zoelie...

Kau seperti pelangi yang keindahannya tersimpan di dalam langit,

Akan tetapi selalu membekas selamanya pada siapa saja yang melihatnya,

Kau anugrah indah dalam duniaku dan hidupku...

-Nara_Hyuga.

10 tahun kemudian,

Pernikahan Haziel dan Zoelie tak terasa sudah memasuki tahun ke 10. Hidup mereka penuh dengan canda tawa namun juga terselip kesedihan, saat Hazman sang kakek harus pergi untuk selamanya.

"Mommy, good morning!" seru gadis kecil yang terlihat berlari ke arahnya.

"Hazui," panggil Zoe begitu senang melihat sang putri.

Hazui Maximiliano anak dari Haziel dan Zoelie yang memilih tinggal dengan Evany dan Leandro di Paris. Semenjak usia Zui 5 tahun, gadis kecil itu memilih tinggal dengan grandpa dan grandma nya di paris. Sedangkan Hazi dan Zoe berada di Amerika, meneruskan usaha dari Hazman yang tidak bisa di tinggalkan oleh Haziel.

"Aku merindukanmu, sayang!" seru Zoe memeluk erat sang putri. Menciumi wajah Zui dengan penuh kasih sayang.

"Haziel!!" teriak Zoe memanggil sang suami yang tengah berada di dalam rumah.

Haziel bergegas keluar melihat apa yang terjadi. Terlihat Evany menghampiri sang menantu dan mengambil si kecil dari gendongannya.

"Hallo, Zeon." Evany menciumi anak kedua Zoe yang berusia 4 tahun. Cucu lelaki Evany dan Leandro.

Zeon tersenyum lalu mencium pipi sang Grandma. Zui berhambur ke dalam pelukan sang ayah, menciumi sang ayah dengan gemas. Haziel memeluk Zui lalu berputar membuat sang putri berteriak gembira.

Malam harinya, Zui terlihat sudah tertidur pulas dengan Zeon yang berada di sampingnya. Zui memang tidak tinggal dengan mereka, tapi terlihat jika putri mereka begitu menyayangi sang adik Zeon.

"Aku bahagia melihat mereka bisa tidur bersama," ucap lirih Zoe dari balik pintu.

"Ya, mereka seharusnya selalu bersama. Aku ingin melihat perkembangan putriku dari dekat," balas Haziel menatap penuh kasih sayang pada kedua buah hatinya.

Evany dan Leandro yang mendengar itu pun mengerti dengan semua ucapan keduanya. Mereka sengaja mengantarkan Zui untuk bisa kembali hidup bersama dengan kedua orang tuanya.

"Aku harap, kehidupan mereka selalu bahagia selamanya. Aku ingin putriku selalu bahagia," seru Evany dengan menitikkan air matanya.

"Percayalah. Haziel pasti membahagiakan Zoelie kita," balas Leandro.

Tidak ada yang tahu seperti apa jalan takdir yang akan kita jalani satu detik kemudian

Akan seperti apa dan bagaimana kita nantinya

Sama seperti sebuah pertemuan dan perpisahan yang akan melalui hidup kita,

Seperti itu lah Tuhan menggariskan semuanya dalam garis tangan- Nya

avataravatar
Next chapter