"Qill, gue ga bermaksud buat gituu, maaf.." Raihan-
"Udh lah Rai, aku gamau debat karna hal kecil.. Lagian aku juga bukan siapa siapa kamu, jadi ya aku juga gapunya hak untuk ngatur hidup kamu.." Qilla-
"Qill, jangan ngomong gitu.. Kamu sahabat aku, aku harus ngelakuin apa biar kamu maafin aku.." Raihan-
"Kamu gausah lakuin apa - apa Rai.. Aku pulang duluan ya Rai, bye.." Qilla-
"T-tapi Qill.." Raihan-
Sesampai nya di rumah, Qilla langsung masuk kedalam kamar tanpa menjawab sapaan dari orang tua sekaligus kakak nya.. Merasa aneh dengan sikap Qilla, kakak nya pun menyusulnya ke dalam kamar..
"Dek?? Are you okay ?"
"Yes, i'm okay.." Qilla-
Menatap ke arah langit adalah salah satu cara untuk menenangkan hati seorang Qilla.
"LO JAHAT RAII, LOOO JAHAT SAMA GUEE.. GUE PENGEN BANGET BENCI SAMA LO, TAPI NYATANYA GUE GABISA LARUT DALAM KEBENCIAN ITU.." Qilla-
Dengan teriakan itu, kini hati Qilla jauh lebih tenang.. Karna yag dibutuhkan Qilla saat ini adalah melampiaskan semua masalah di dalam hatinya. Karena merasa lelah dan kedinginan berada di luar kamar, akhirnya Qilla pun masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.
Skipp
Saat Qilla sedang menyantap sarapan nya, muncul sebuah pertanyaan yang membuat Qilla teringat akan masalah itu..
"Dek, tadi malem gue denger lo teriak manggil nama Raihan.. Dia siapa ? Pacar lo ?"
"H-hah? Emng sekenceng itu ya teriakan gue?" Qilla-
"Ya iyalah kedengeran, bahkan kedengeran sampe lantai 1. Lo kenapa sih?"
"Gue gapapa, udh ya gue berangkat.. Bye.." Qilla-
"Yaudah sonoo.."
Skipp
Saat Qilla berjalan menyusuri lorong, tiba - tiba seseorang menarik nya ke sebuah ruangan yang jarang siswa maupun siswi lewati..
"Maksud lo apa hah?" Qilla-
"Terus jauhin Raihan ya, gue seneng liat lo berantem sama Raihan.."
"Ga, gue gabakal jauhin Raihan.." Qilla-
"Lo harus jauhin Raihan atau lo bakal habis ditangan gue.."
"Silakan aja, kalo emng lo punya nyali.." Qilla-
"Tapi sebelum gue mulai permainannya, gue bakal kasih satu hadiah kecil buat lo.."
Dia pun mengambil serpihan kaca yang berserakan di lantai, dan meggoreskan nya tepat pada pergelangan tangan Qilla..
"Makasih, atas hadiah nya.." Qilla-
Qilla pun meninggalkan seseorang itu dengan tangan yang berlumuran darah.. Sesampai nya di dalam kelas, semua murid melihat tangan Qilla dan melontarkan beberapa pertanyaan..
"Qilla,tangan lo kenapa ?"
"Anjirr, lo habis ngapain Qill?"
"Qill, Tangan lo sakit ga ?"
"Qilla, ajarin gue dong, biar gue juga bisa kebal kaya lo.."
"CK!! Bisa diem gasih?!!" Qilla-
Sontak 1 kelas, mejadi diam dan ada pula yang melongo dengan sikap Qilla.
Skipp
Ketika semua orang sudah pergi ke berbagai tempat di sekolah ini, Qilla memilih untuk mengobati tangan nya yang terluka. Tapi saat dia melewati kelas 11 Ipa1, Qilla berpapasan dengan seseorang yang membuat dirinya kecewa..
"Qill, tangan lo kenapa ?" Raihan-
Yapsss, itu Raihan.. Dia menanyakan sebuah pertanyaan yang membuat Qilla muak ketika mendengarnya..
"Gue gpp.." Qilla-
"Gapapa gimana, tangan lo luka gitu.. Gue anter ke UKS.. " Raihan-
Belum sempat Qilla menjawab, Raihan langsung menarik dan membawa nya ke UKS.. Sesampai nya di UKS Raihan langsung mengambil kotak P3K dan langsung mengobati tangan Qilla yang terluka.
"Udh biar gue aja, gue bisa sendiri." Qilla-
"Pliss, kali inii lo diem dulu.." Raihan-
"Hmm, pelan - pelann.." Qilla-
"Iya." Raihan
Setelah Raihan selesai mengobati luka yang ada di tangan Qilla, dia pun mengajukan sebuah pertanyaan..
"Qil, lo kok bisa kaya gini?" Raihan-
"Lo gausah tau kenapa gue gini.." Qilla-
"Gue tau lo Qill, lo bukan orng yang teledor.. Pliss kasih tau siapa yang lakuin ini ke lo.." Raihan-
"Seseorang yang gue ga tau namanya siapa.." Qilla-
"Hah? Maksud lo ?" Raihan-
"Ya maksud gue, ada orang yang ngelakuin ini secara sengaja,dia ngelakuin ini di ruangan yang ga pernah di lewatin sama siapa punn..Dan orng itu tergila - gila sama lo.." Qilla-
"Hah? Coba ulang kalimat terakhir lo" Raihan-
"Gada pengulangan.." Qilla-
-Haiii, kaya nya di cerita aku bakal banyak dialog.. Jadi mohon di maklumi,, stay safe-
"