webnovel

menunggu

.....

menutup buku yang penuh ritual jahat dan pikiran pikiran jahat si penulisnya.

Agnidara menutup matanya, dia sungguh lelah, secara mental dan fisik.

jika situasinya telah aman dia akan mencari penyihir bernama Sergio ini, mengingat bahwa piggi awalnya dibawa oleh Sergio dari dunia mereka ke dimensi ini, menunjukkan bahwa penyihir Sergio dapat berpindah antar dimensi.

suara langkah kaki terdengar lagi, Agnidara dara buru buru berdiri dan ingin pergi mengintip siapa yang lewat.

belum sempat dia mengintip langkah kaki itu berhenti dan dia mendengar suara gadis.

"ah nona Rosen, apa ada yang kau butuhkan denganku?"

mendengar nama Rosen membuat Agnidara berdebar ketakutan.

saat itu ada suara dalam benaknya untuk menelan manik phantom di kantungnya, mengikuti kata benaknya dia langsung menelan manik phantom.

rasanya dingin seperti mint.

"hmm aneh..", kata salah seorang wanita.

"ah halo Felicia apa kamu melihat manusia di sekitar sini, tadi aku merasa ada hawa takut manusia di sekitar sini", kata suara wanita yang Agnidara pikir sebagai nona Rosen.

"tidak tuh, tapi tampaknya yuki mencari manusia itu juga, dia sampai menghancurkan kamarku. ya ampun perawat itu"

"yah begitu, sepertinya aku merasa ada manusia di kamar ini barusan", kenop pintu bergeser dan pintu terbuka.

jantung Agnidara bergerak cepat, jika ketahuan dia bisa mampus!

Rosen adalah ketua phantom di sini dan dia mengetahui setiap phantom yang tinggal di sini, Agnidara walau menyamar sebagai phantom dia tetap berada dalam kondisi bahaya sebab di mata Rosen dirinya adalah phantom yang tidak dikenal.

entah apa yang akan dilakukan Rosen pada orang sepertinya.

"hmm ruang ini kosong, tapi apa ada boneka bayangan di ruangan ini", kata Rosen.

"ah apakah monster bayangan itu meninggalkan boneka itu lagi, kenapa ya akhir akhir ini dia sering meninggalkan boneka seperti itu. jelek sekali", kata Felicia.

"kemungkinan ada manusia di sini tapi sepertinya dia telah ditelan oleh monster bayangan, tapi anehnya ada boneka bayangan", kata Rosen.

"eh kenapa itu, apa ada korelasinya?", Felicia berjalan menempel di belakang Rosen.

"ya..monster itu hanya meninggalkan boneka ini ketika mereka tidak bisa menyakiti manusia!

jadi seharusnya ada manusia yang tidak bisa disakiti di sini", Rosen memegang boneka kegelapan dengan tangan bertaringnya.

selama percakapan tadi, Agnidara diam diam berjalan mengendap-endap keluar dari ruangan dan buru buru pergi dari ruangan ini.

dia mengikuti intuisinya berjalan menuju suatu ruangan yang dekat dengan tangga.

masuk ke ruangan itu Agnidara dapat bernafas dengan tenang.

******

"emhh phantom di ruangan ini sudah pergi, apakah itu Abel? bocah itu masih suka main petak umpet", kata Rosen.

"yasudahlah ayo kita pergi, sepertinya manusia kali ini hilang entah kemana. aku akan memeriksa ruangan 3 saudari, kamu bisa melakukan apapun urusanmu"

Felicia mengangguk, mata birunya tampak cantik beserta wajah lucunya yang imut membuatnya seperti gadis normal di dunia ini tetapi kadang kadang ada belatung yang jatuh dari belakang kepalanya, dan jika ditelurusi belakang kepalanya terdapat lubang yang berdarah.

"Felicia belatungmu jatuh, jangan kotori mereka. kamu tahu susah sekali mencari lalat lumpur penghisap", Felicia memungut belatung yang jatuh dan nenaruhnya di lubang kepalanya.

lalat lumpur penghisap sangat mahal dan juga sulit didapatkan, larvanya akan tinggal di luka phantom dan memberikan nutrisi untuk phantom dengan harga beberapa daging busuk dan darah milik para phantom.

sehingga phantom dan larva akan membentuk simbiosis mutualisme, larva akan memakan daging dan darah phantom dan memberikan cairan yang mana kotoran mereka sebagai nutrisi untuk para phantom.

belatung ini menjadi salah satu komoditas suplemen bagi para phantom, tapi untuk menetaskannya menjadi lalat lumpur penghisap sepenuhnya mereka membutuhkan manusia hidup sebagai inangnya.

biasanya mereka akan menaruh belatung tersebut di tubuh manusia yang mereka tangkap, belatung tersebut akan masuk dari segala pori pori dan lubang lalu menyerap segala esensi, energi, darah, dan daging manusia itu.

barulah mereka bisa menetas menjadi lalat yang mana adalah peliharaan yang sangat berguna.

******

Agnidara melihat ruangan tempat dia masuk, di sana ada berbagai macam alat penyiksaan. berbagai kepala manusia tersusun seperti piramida di meja penyiksaan.

segala darah baik kering dan basah ada di mana mana, bau tengik, amis, dan anyir memenuhi udara.

Agnidara menutup mulutnya, dia mual melihat dan mencium hal menjijikan di hadapannya.

pria normal ini belum pernah melihat hal hak semengerikan ini.

Agnidara menunggu dengan sebar dan menajamkan intuisinya, dia merasa bahwa keluar sekarang bukan hal bijak.

beberapa menit kemudian intuisinya memberitahu untuk keluar dan masuk ke ruangan dengan meja satu tadi.

bergegas ke sana Agnidara melihat ruangan tadi telah kosong, boneka bayangan tetap berada di sana hanya berpindah gerakan.

dia mendengar suara langkah kaki, mendengar senandung lagu dari gadis yang dia dengar bernama Felicia.

"hmmm~hm hm hem hemm heemmm lalalala~"

setelah phantom gadis tadi pergi menjauh, Agnidara yang ingin membuka pintu menahan gerakannya.

rasa urgensi bahaya mengalir ke seluruh tubuhnya.

dia buru buru pergi menjauh dari pintu dan bersandar di dinding.

phantom wanita yang tadi mengintipnya datang lagi, kini phantom itu mencari keberadaan Agnidara lewat lubang kunci.

"hei apa yang kamu lakukan Gina", kata Felicia.

"ahbeng ehejbsnn"

"oh begitu, tapi manusia telah diambil oleh monter bayangan"

"heeeee heeee", phantom perempuan itu tertunduk sedih dan berjalan ke lantai bawah.

"ada ada saja, eh nona Rosen kenapa kamu ke sini lagi?"

"aku mau memberitahu makan malam telah disiapkan." kata nona Rosen.

"baik, kira kira kali ini makan apa ya, aku bosan makan tikus. aku harap memakan kepala manusia dengan larva. aku suka rasa otak yang kenyal", Felicia berkata dengan riang.

"Abel apakah kamu mau makan?", kata1 Rosen ke arah kamar tempat Agnidara bersembunyi.

Agnidara takut!

dia memilih tidak menjawab.

"baiklah kalau kamu tidak mau aku akan pergi dulu bersama Felicia, datanglah ketika kamu telah selesai bermain", terdengar suara langkah kaki, secara bersamaan suara senandung Felicia juga berhenti.

Agnidara membuka pintunya melihat ke kiri dan kanan.

lalu berjalan ke arah kamar gadis tadi!