webnovel

TOPENG PALSU

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Kupandangi lagi wajahku dalam cermin. Mata yang sama, hidung yang sama seperti 5 tahun yang lalu. Satu yang berubah dari wajah ini. Perlahan ku sentuh bibirku dan kutarik ujung-ujungnya untuk membentuk senyuman yang menawan. Namun yang terlihat hanyalah senyum kosong tanpa ada nyawa di sana. Senyum yang membawa kebahagiaan telah pudar semenjak ku tahu kabar yang sebenarnya tentang dia. Kabar yang menghancurkan hatiku. Tak seorang pun yang tahu. Semua kupendamkan dalam hati dan hanya aku seorang yang tahu. Bahkan sampai mimpi ini terulang lagi. Kehidupanku berubah 180 derajat. Berbanding terbalik dengan kenyataan yang kurasa. Semua rasa pahit ku telan sendiri. Orang-orang akan selalu melihat tawa di wajahku. Semua itu kulakukan karena aku memakai topeng. Topeng yang menyebarkan aura keberanian dan tipu daya. Semua ini kulakukan untuk keluargaku. Aku adalah anak semata wayang. Aku tak ingin membuat mereka bersedih atas kesedihan yang kualami.

Teringat kembali pada masa lalu. Masa-masa saat pertama kali menjadi siswi SMP. Dengan wajah riang ku sambut hari baru menjadi siswi di SMP Negeri di kota Bandar Lampung. Punya sekolah baru, baju baru dan juga teman-teman baru. Meskipun aku bukan cewek tercantik di sekolah ini pasti banyak teman yang mendekatiku karena aku cewek yang manis, rajin, tidak sombong dan tidak pelit yang pasti.

"Maya, cepat berangkat dah siang" teriak mamaku dari dapur.

"Ya ma, bentar lagi" jawabku cepat sebelum mama menemukan diriku yang sedang melamun mengenang masa lalu di depan cermin.

"I'm coming for you, mam" sahut ku lagi. Cepat-cepat ku pakai topeng kesayanganku Karena topeng ini terbuat dari air mata kerinduan akan seseorang yang telah pergi untuk selama-lamanya. Sehingga topeng ini akan selalu membuat orang lain bahagia meskipun hatiku hancur berkeping-keping.

"Cepat dimakan sarapannya" ucap mamaku. Dia adalah mama tercantik di dunia menurutku sich. Dia juga sangat cekatan saat bekerja. Meskipun hanya sebagai ibu rumah tangga.

"Nggak usah ma, dibungkus aja seperti biasa, udah siang nich" ucapku buru-buru. Takut ketinggalan Kendaraan angkutan umum.

Akhirnya sampai juga di pintu gerbang sekolah meskipun nafasku ngos-ngosan karena berlari. Maklum jarak aku turun dari angkutan ke sekolah jauh. Angkutan umum tidak dapat masuk ke area sekolah. Sekarang aku adalah siswi sekolah menengah kejuruan. Sekolahku berdiri megah di tengah kota ini. Semua orang tua pasti ingin anaknya masuk ke sekolahan ini. Sebab sekolah ini sangat populer karena disiplin yang tinggi sehingga menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi. Saya sebagai siswinya saja sangat bangga menjadi bagian dari sekolah ini. Saat masuk area sekolah kita disambut oleh hamparan rumput yang bagaikan permadani. Bunga bermekaran berwarna-warni di sepanjang jalan menuju gapura sekolah. Pagi ini suasananya masih sepi, belum banyak siswa yang datang. Mungkin aku masih kepagian ya. Belum banyak murid-murid yang hadir di sekolah.