webnovel

Hasrat Wanita Bayaran

Namanya adalah Choon-Hee, Perempuan cantik yang tubuhnya Molek dengan bokong besar yang seksi. Memiliki arti nama, perempuan yang lahir di musim semi. Wajah Choon-Hee memang teduh seperti musim semi, namun daya pikatnya mampu membuat banyak laki-laki rela menghabiskan banyak uang, hanya untuk menyewa Choon-hee Satu malam.. Ya.. Choon-Hee adalah wanita bayaran di sebuah Bar mewah di kota JD. Salah satu Bar yang pemiliknya merupakan pengusaha Sukses yang tampan dan rupawan, Sudah lama Choon ingin bisa bertemu dengan pemilik Bar ini. Bar yang diberi nama 'Horsesky' memang patut di acungi jempol. Siapapun yang pulang dari Bar ini, mereka akan terbang kembali dan menghabiskan uangnya lagi dan lagi.. Siapa yang tidak mengenal Pria tampan Bernama Edwards Salvador? Pria itu menjadi incaran banyak wanita di seluruh dunia. Walaupun Edwards telah memiliki Seorang istri, namun tersiar kabar bahwa istri Edwards adalah penyuka sesama jenis. Tentu itu adalah kabar baik bagi seluruh wanita, yang ingin sekali bisa bersanding dengan Edwards dan merasakan mandi uang setiap hari.. Memangnya apa yang wanita inginkan dari laki laki tampan dan kaya? tentu saja uang.. uang.. dan Uang.. Begitupula Choon-Hee, menanti setiap saat kedatangan Bos besar itu dan berusaha untuk menarik perhatiannya. Akankah Tubuh Choon-Hee bisa menarik perhatian Edwards Salvador? Kita akan lanjutkan kisahnya di bab-bab berikutnya!!!! Jangan lupa berikan komentar positif dan beli koin gratis untuk membuka Bab terkunci, satu koin gratis dari kalian. akan membuat Author semakin bersemangat menulis! Happy Reading!!! [My Instagram: Silvaaresta]

silvaaresta · Fantasy
Not enough ratings
357 Chs

Kenapa sekarang kau mempertanyakan semuanya?

Edwards berjalan tegas memasuki perusahaan besar miliknya, para pegawai sudah memberi hormat dan menyapa dengan sangat baik. beberapa hari ini mood Edwards saat baik, Karena semua sapaan dari para pegawai di tanggapi dengan baik, Edwards memberikan senyum kecil pada mereka.

langkah kakinya semakin cepat memasuki Lift khusus untuknya, di belakangnya berjalan Choon-hee yang juga ikut masuk. Hari ini Edwards memang sengaja mengajak Choon-hee ikut ke perusahaan, entah kenapa Edwards ingin selalu berada di dekat wanita tersebut. Edwards bahkan sudah menyusun rencana dengan membuat Choon-hee bekerja di perusahaanya sebagai anak magang.

Lebih tepatnya, membantu pekerjaan Sekretaris pribadi Edwards. Yang sebenarnya akan mengambil cuti dalam beberapa hari, hal itu membuat Edwards memilih untuk Membuat rencana dadakan untuk Choon-hee.

Dalam otak kecil Edwards sudah sangat senang, berharap hari-harinya akan sangat indah bersama dan melihat wanita yang selalu tersenyum padanya itu.

Mereka saling terdiam di dalam lift, Choon-hee yang merasa aneh berada di perusahaan besar begini. dan Edwards yang sedang membayangkan banyak hal manis bersama Choon-hee. apalagi tadi pagi sebelum berangkat, Edwards merasakan lidah dan mulut hangat milik Choon-hee. membuat paginya terasa jauh lebih bersemangat.

"Ayo keluar." Choon-hee berkata pelan, membuyarkan lamunan Edwards yang membuat lelaki itu tidak sadar bahwa liftnya telah terbuka.

Edwards buru-buru keluar dan berdehem sebentar, langkah kaki mereka sudah membawa ke salah satu pintu besar yang ada di depan.

"Selamat Pagi Tuan Edwards." Sekretaris pribadinya yang bernama Gery sudah menyapa dengan baik. Edwards mengangguk dan berhenti di depan Gery.

"Ini anak magang yang akan menggantikan dirimu beberapa hari, tolong ajarkan semuanya dengan baik. untuk jadwal dan juga rapat penting lainnya, langsung serahkan saja padaku. dia hanya perlu menyeleksi berkas dan juga membuat resume ulang tentang rapat." Edwards sudah memberikan perintah pada Gery, Gery langsung mengangguk paham dan Tersenyum ke arah Choon-hee.

Gery memang sudah bekerja dengan Edwards selama hampir 10 tahun, sejak Edwards pertama kali menjabat sebagai pegawai biasa di kantor ini. Tapi Edwards memang sudah di berikan Sekretaris pribadi sendiri oleh ayahnya sejak dulu, Gery bukan orang yang suka ikut campur urusan pribadi. itu kenapa Edwards sangat percaya pada kinerja yang Gery berikan.

"Baik Tuan, Kebetulan Nona Violet asa di dalam. dia mencari Tuan sejak tadi." Edwards baru saja ingin melangkah masuk, mendengar nama Violet tentu saja membuatnya langsung merasa terpuruk.

"Apakah dia mengatakan sesuatu padamu? Kenapa dia kemari pagi-pagi begini?." Tanya Edwards, sebenarnya ini tidaklah terlalu pagi. Tapi Edwards hanya merasa aneh kenapa Violet datang ke kantornya sebelum siang hari, apakah wanita itu kekurangan uang? jadi dia datang kemari lebih cepat? Mungkin saja. memangnya apa lagi yang Violet butuhkan? Pikir Edwards..

"Choon-hee, ayo masuk ke dalam." Kata Edwards, Choon-hee mengangguk saja dan mengikuti langkah kaki Edwards yang sudah membuka pintu dan masuk ke dalam.

Hal pertama yang Choon-hee lihat dari tempat ini adalah. 'Luas sekali, luas dan sangat indah'. Choon-hee bahkan langsung melihat luasnya kota dari balik jendela besar yang ada di depan matanya.

Choon-hee Tersenyum kecil, lalu dia di persilahkan duduk di sofa. Ketika Mata Choon-hee menengok ke arah sofa, saat itulah Choon-hee melihat seorang wanita yang menatap dirinya dengan tatapan aneh.

Choon-hee hanya bisa tersenyum dan memilih duduk sedikit jauh dari wanita tersebut. Dirinya melihat Edwards yang sedang Mengeluarkan sesuatu dari balik celana, itu dompet. Edwards membuka dompetnya dan memberikan sebuah kartu hitam untuk wanita yang duduk di dekatnya itu.

"Ini, pergilah sekarang. aku sangat sibuk dengan semua pekerjaan." Kata Edwards dengan suara datar, Kartu itu masih di pegang oleh Edwards. Violet yang melihat sikap Edwards sangat dingin tentu saja merasa tidak terima.

"siapa wanita ini?." Violet tidak mengambil kartu tersebut dan tidak mengindahkan ucapan Edwards sama sekali.

Choon-hee yang merasa di bicarakan hanya bisa diam dan menatap Edwards dengan pandangan bingung.

"Dia sekretaris magang yang akan menggantikan Gery, kenapa kau bertanya? biasanya kau tidak pernah perduli dengan siapa yang ada di dekatku dan urusan yang aku lakukan." Sekali lagi Edwards berkata dengan nada datar, Violet yang mendengar hal itu tentu langsung sakit hati.

Edwards berkata sangat lancang di depan orang lain, dan sialnya itu adalah wanita. Violet jadi merasa takut bahwa Edwards benar-benar marah padanya sekarang.

"Kemana saja kau selama dua hari? kau tidak pulang dan tidak menjawab telepon dariku." Violet mengacuhkan Pertanyaan Edwards lagi, malah balik bertanya dan sekarang sudah bangun lalu berdiri di depan Edwards.

Edwards memijat keningnya dan menghela nafas pelan. "Kenapa kau sekarang mau tau aku kemana? biasanya kau tidak peduli sama sekali, mau aku hidup atau mati. Ah.. Tidak Maksudku, kau hanya peduli padaku saat membutuhkan kartu sakti dariku, atau saat kartu kredit milikmu telah terblokir karena belanja terlalu banyak. sekarang ambil ini dan pergilah, aku sedang sangat sibuk dan kumohon jangan mulai perdebatan di depan orang lain." Edwards mengambil satu tangan Violet, lalu memberikan kartu berwarna hitam itu.

Violet menatap kesal ke arah Edwards, harga dirinya benar-benar ternodai dengan sikap Edwards yang kurangajar. apalagi ini di depan orang lain, Violet menelan ludahnya susah payah. lalu mematahkan kartu yang ada di tangannya menjadi dua bagian.

Kemudian Kartu itu di berikan lagi ke tangan Edwards oleh Violet. "Saat aku mulai mengkhawatirkan dirimu, kau malah bertanya kenapa? apakah salah aku menanyakan keberadaan suamiku? Saat dua hari dia tidak menjawab telepon dari istrinya sama sekali? lalu sekarang datang bersama seorang wanita yang dia katakan sebagai seorang anak magang. adakah anak magang yang bodynya sebagus itu? Yang bahkan bisa masuk ke dalam ruangan pribadi milikmu seperti ini? Dia magang sebagai apa? Sebagai wanita pemuas nafsu atau sebagai sekretaris?." Violet menatap ke arah Choon-hee.

Choon-hee yang di tatap sangat lekat dan sinis, tentu saja hanya bisa menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal. Choon-hee merasa tidak enak hati karena melihat perdebatan suami dan istri yang ternyata sedang tidak baik-baik saja.

Bagaimana jika wanita itu tau Bahwa selama dua hari tersebut, Edwards menginap di apartemen Milik Choon-hee? Apakah istrinya itu akan membunuh Choon-hee dengan sekali Gerakan? Ah.. Tidak-tidak, Edwards pasti akan melakukan sesuatu. Pikir Choon-hee dengan santai.

"Diamlah! Apakah kau tidak bisa sekali saja mendengar apa yang aku katakan? apakah sekarang apapun yang aku lakukan harus aku beritahu padamu? Kau sendiri yang memperbolehkan diriku bertemu dengan banyak wanita, lalu kenapa sekarang kau mempertanyakan tentang wanita magang yang tidak tau apa apa begini? Jangan keterlaluan! Aku sedang tidak bercanda." Edwards memegang kedua bahu Violet, Menatap mata istrinya dan mengatakan lewat mata bahwa Edwards benar-benar marah.