Aku berlari jari aku sepanjang tulang punggungnya dan kemudian meremas pantatnya dan mengayunkan panggul ku. Dia mengerang, menjilati bibirku sebelum mendekat lagi dan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Tekanan tubuh kami bercampur dengan meraba-raba demam dan ciuman lapar yang dalam membuatku gila.
Aku terengah-engah. Lalu aku mendorongnya ke dinding dan melingkarkan satu tangan di lehernya. Kami begitu dekat sekarang sehingga aku bisa melihat bintik-bintik emas di matanya. Ketika ekspresinya berubah dari terkejut menjadi geli, aku mengencangkan cengkeramanku dan menjilat bibirnya. Dia menggigil dan mendesah dengan cara yang seksi.
"Apa sekarang?" dia bertanya dengan suara serak.
"Saya tidak tahu. Kaulah yang memiliki semua ide."
"Ya, tapi mereka semua sangat X-rated. Mungkin Anda harus mengambil alih. Aku tidak ingin kita ditangkap."
Aku mengangguk tajam, lalu menarik sikunya, melewati deretan urinoir yang kosong sebelum menuju kios di ujung terjauh dinding marmer pendek.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com