webnovel

Bab 5 Penampilan Baru

Tuan besar Edison dan juga Edward tertegun dengan penampilan baru Adonia. Bahkan yang sebelumnya Adonia mengenakan yang tertutup kini berubah penampilannya menjadi lebih modis dan seksi. Semua karena Eder. Eder lah yang memaksa Adonia melepaskan hijab nya. Eder mengancam, Adonia jika tidak menurut apa kata dan perintah nya, Adonia tidak akan diterima bekerja dengan Eder sebagai sekretaris dan juga asisten pribadi Eder.

Karena Adonia sangat butuh pekerjaan itu lantaran dirinya sebatang kara, sehingga Adonia terpaksa mengikuti kemauan Eder.

"Adonia! Kamu cantik sekali, nak! Tapi kenapa sekarang penampilan kamu berubah? Dan tidak mengenakan hijab lagi?" tanya pak Edison.

Adonia yang sebenarnya belum terbiasa keluar rumah mengenakan pakaian kerja seperti itu merasa tidak nyaman. Namun Adonia berusaha setenang mungkin memakai pakaian kerja yang pas dengan bentuk badan itu senyaman mungkin. Semua karena tuntunan pekerjaan dan perintah pimpinan nya yaitu tuan muda Eder.

"Tuan muda Eder yang menyuruh saya memakai pakaian kerja ini," ucap Adonia secara tidak langsung dia mengadu. Hati kecilnya Adonia, dia ingin mengenakan pakaian tertutup sesuai pribadinya.

"Aku akan bicara dengan Eder! Dia tidak boleh memaksa kamu mengenakan pakaian yang menurut kamu tidak nyaman," kata tuan besar Edison seraya mendekati Eder yang sejak tadi duduk cuek dan sibuk mengotak-atik di depan laptopnya.

Tentu saja tuan besar Edison merasa bersalah jika semua itu penyebab berubah nya Adonia lantaran putra nya yaitu Eder. Adonia menundukkan kepala nya. Adonia sebenarnya malu dengan penampilan baru nya. Tapi semua lantaran perintah atasannya.

"Ayah! Bukankah Adonia lebih cantik sekarang tanpa mengenakan hijab? Dan penampilan itu sangat cocok menjadi sekretaris dan asisten pribadi ku," sahut Eder berusaha membela. Tentu saja Eder bangga dengan hasil nya merubah penampilan Adonia lebih baik dari sebelumnya.

"Eder! Ke ruangan ayah sekarang juga! Ayah mau bicara dengan kamu sekarang juga!" sahut tuan besar Edison dengan tegas.

"Tapi ayah!" sahut Eder.

"Tidak ada Tapi-tapian! Segera ke ruangan ayah, sekarang juga. Titik!" kata tuan besar Edison dengan tegas sambil melangkah meninggalkan ruangan Eder menuju ruang kerja nya.

Adonia, Edward dan juga Eder kini hanya saling berpandangan. Pada akhirnya Eder hanya bisa mengikuti perintah ayahnya supaya ke ruangannya.

"Pasti marah lagi dengan ku, pak tua itu! Bahkan aku sudah merubah Adonia lebih cantik, elegan dan berkelas. Apa lagi ini? Ih menyebalkan sekali," umpat Eder sambil melangkah lebar menuju ruangan ayahnya.

Di ruang kerja tuan besar Edison. Di ruangan yang dingin karena AC itu ayah dan anak kini saling duduk berhadapan. Tuan besar Edison menatap tajam ke arah putra nya. Dia ingin marah. Namun semuanya sudah terjadi. Tuan besar Edison mulai menasihati Eder dengan ke hati-hatian. Jika tidak? Eder tidak suka terlalu didikte maupun dimarahi seperti anak kecil.

"Seharusnya dan tidak sepantasnya kamu menyuruh Adonia mengenakan pakaian yang bukan kepribadiannya, Eder! Kamu boleh merubah penampilan Adonia, tanpa harus memaksa nya. Apalagi kamu membelikan banyak pakaian seksi yang terlihat lekukan tubuh nya. Apakah kamu suka jika semua laki-laki mata keranjang dan juga hidung belang menikmati indah nya dan cantiknya Adonia?" ucap tuan besar Edison.

Eder mengerutkan dahinya saat ayahnya mengatakan itu.

"Jikalau Adonia suatu hari nanti menjadi istri kamu, dan kamu sudah menunjukkan bagian keseksian Adonia pada siapapun, apakah kamu tidak merasa rugi dalam hal ini? Ini ayah bilang, jika loh! Jikalau suatu hari nanti kamu dan Adonia berjodoh. Kalau ayah, pasti menyuruh Adonia menutup semua nya. Dan cukup ayah saja yang melihat nya," kata tuan besar Edison berusaha mempengaruhi putra nya Eder.

"Ayah, bicara apa? Aku dan Adonia tidak mungkin berjodoh. Apalagi menjadi istriku. Adonia itu gadis kampung yang jauh dari tipe ku, ayah! Lagi pula aku merubah penampilan Adonia itu semakin lebih menarik dan modis tidaj kampungan seperti sebelumnya," ucap Eder.

"Oke, oke oke ayah mengerti. Sekarang ini kamu telah salah memaksa Adonia dengan mengenakan pakaian yang ketat seperti itu. Ini soal prinsip dan kepribadian. Ditambah pilihan Adonia. Kamu tidak boleh melakukan ini Eder!" sahut tuan besar Edison.

"Aku tidak memaksa, ayah! Aku hanya memberi pilihan pada Adonia, jika ingin bekerja dengan ku apalagi diposisi sebagai sekretaris dan asisten pribadi ku, dia harus mengikuti apa yang menjadi kemauan aku. Mengikuti perintah aku. Dan aku suka jika sekretaris ku itu berpenampilan oke dan menarik. Dan ayah sudah melihat sendiri bukan, bagaimana Adonia berubah lebih baik dari sebelumnya? Kenapa ayah jadi meributkan soal ini sih? Adonia saja sudah nurut dan mengikuti aku. Bahkan aku sudah membelikan banyak pakaian wanita untuk bekerja sebagai sekretaris ku. Pakaian yang dikenakan Adonia semuanya tidak ada yang murah, ayah. Ayah tentu saja sangat tahu bukan, selera ku bagaimana?" ucap Eder panjang lebar.

"Ya sudahlah, kalau begitu aku ingin bicara langsung dengan Adonia. Jangan sampai keputusan nya mengikuti perintah kamu, dia menjadi tertekan," kata tuan besar Edison.

"Baik, silahkan ayah bicara sendiri dengan nya. Yang pasti aku tidak memaksanya, aku hanya memberikan pilihan pada Adonia," sahut Eder.

"Itu sama saja, Eder! Kamu sudah membuat Adonia terpaksa mengikuti apa yang menjadi kehendak kamu," ucap tuan besar Edison.

Eder diam. Ayahnya sebelumnya tidak pernah semarah ini. Namun kenapa tiba-tiba ayahnya berubah seperti singa kelaparan jika sedang marah dan juga serius seperti barusan.

"Aku kembali ke ruangan! Nanti aku akan merubah penampilan sekretaris pilihan ayah itu kembali seperti semula yang penampilan nya seperti kampung yang baru datang ke kota besar," ucap Eder sambil keluar dari ruangan ayahnya.

"Bagaimana, nak? Kamu yakin mengikuti apa yang menjadi kemauan putraku?" tanya tuan besar Edison pada Adonia.

"Tidak apa-apa, om! Yang penting menurut penilaian kak Eder, penampilan saya ini lebih baik dan tidak kampungan," jawab Adonia.

"Ya sudah, kalau ini sudah menjadi pilihan kamu. Semoga ini tidak akan lama. Om yakin, Eder akan merubah keputusan nya dan memberikan kebebasan terhadap kamu untuk kembali merubah penampilan kamu seperti dahulu," sahut tuan besar Edison.

"Baik, om!" kata Adonia dengan sopan.

Tuan besar Edison bernafas dengan lega ketika mendapati sikap Adonia yang seperti biasa saja tanpa ada tekanan.

Dia seolah ikhlas dan pasrah dengan perintah pimpinan nya.

Setelah memanggil putra nya Eder ke ruangannya, tuan besar Edison memanggil Adonia ke ruangannya. Tuan besar Edison takut jika semua sikap putranya Eder itu membuat tertekan Adonia.

⭐⭐⭐⭐⭐

Sementara itu setelah pulang dari kantor, Edward memenuhi janjinya. Dia mengantarkan Mona ke apartemen nya. Namun setibanya di apartemen itu, Mona langsung mengeksekusi Edward. Edward di giring ke dalam kamarnya dan kedua kaki dan tangan Edward di ikat. Edward tersenyum seringai. Karena Mona akan melakukan tindakan mesumnya. Justru Edward sangat senang dan tertantang dengan fantasi liar yang dilakukan oleh pacarnya itu.

"Mona! Kamu begitu cantik dan terlihat seksi kalau buas dan agresif seperti itu," Ucap Edward dengan bola mata yang membulat lebar.

Satu persatu di depan mata Edward, Mona melucuti pakaiannya sendiri. Bahkan dirinya ingin membuat Edward  sedikit sengsara karena hanya bisa melihat namun tidak mampu menyentuh bahkan melanggar tubuh seksi dan indah Mona. Karena kaki dan tangan Edward sekarang ini telah di belenggu oleh Mona dengan borgol.

Mona menatap tajam ke arah Edward yang sudah menelan saliva nya sendiri ketika di hadapan nya Mona menggoda nya dengan bermain solo sendiri. Tangan Mona sudah memainkan dua gundukan payudara nya dan bahkan mencubit-cubit nya sendiri supaya dirinya merasakan geli dan terangsang.

"Ahhh Mona tolong lepaskan borgol ini sayang! Biar aku yang membantu kamu, sayang! Jangan bermain sendiri sayang. Aku bisa membuat kamu merasakan nikmat. Mona!! Lepas borgol ini. Mana kunci nya!" Ucap Edward seraya berusaha melepaskan diri. Terlihat bagian kelaminnya sudah mengacung ke atas tegak berdiri karena sudah terangsang melihat pemandangan indah tubuh Mona. Mona terkekeh-kekeh melihat Edward mengemis untuk dilepaskan borgol nya.

"Hehehe senang sekali melihat kamu seperti itu, Edward. Hehehe, tunggu yah sayang! Permainan ini belum selesai dan aku belum puas melihat kamu seperti ikan yang kekeringan," Ucap Mona terkekeh-kekeh menggoda. Edward semakin dibuat penasaran karena ini diluar ekspetasi nya. Dia pikir Mona akan berada di atas tubuh nya mendominasi permainan. Namun kenyataannya Mona terlalu jauh berdiri di depannya bermain solo sendiri.

"Euhhh oughhh ahhh," Desah Mona saat tangannya sendiri mengusap bagian vagina nya. Dan tangan itu menekan bagian klitoris nya hingga suara cairan mulai terdengar nyaring karena area itu sudah becek. Jangan lupakan Edward yang hanya bisa melotot tajam ke arah Mona dan menelan saliva nya. Bagi Edward ini adalah siksaan terberat.

Mona melangkah menuju lemari rias dan membuka laci nya. Di sana dia mengambil sesuatu. Betapa Edward melebar bola matanya saat Mona melihat benda yang besar menyerupai alat kelamin laki-laki. Mona mulai menggetarkan alat tersebut dan mulai melesakkan ke dalam lubangnya.

"Euhhh ahhhh ahhh uhhh yeahhh," Desah Mona seraya menatap ke arah Edward yang menelan saliva nya sendiri. Mona duduk di bawah dengan bersandarkan dinding kamar itu. Dia mulai bermain solo untuk mencapai puncak kenikmatan nya.

Semakin dipercepat getaran itu semakin suara desahan Mona semakin menggila. Edward berteriak-teriak minta di lepaskan borgol nya.

"Mona hentikan! Sudah cukup! Jangan diteruskan bermain solo seperti itu. Aku bisa membantu kamu sayang untuk memuaskan Nafsu kamu," Teriak Edward. Namun Mona hanya tersenyum sambil terus menerus melakukan kegiatan solo nya. Benda yang menyerupai alat kelamin pria itu bergetar dan keluar masuk dilubang inti Mona. Di saat sesuatu hendak keluar Mona menghentikan kegiatan nya dan mendekati Edward.

Mona dengan nakal mengarahkan lubang kemaluannya ke mulut Edward. Edward tanpa penolakan dan jijik menghisap dan menyesap bagian intim itu. Dan benar saja cairan laknat orgasme Mona keluar dan muncrat di sana. Dan Edward lah yang menelan semuanya. Setelah itu Mona dengan terengah-engah telentang di sebelah Edward yang hanya mampu melihat Mona yang habis orgasmenya.

"Sialan! Seharusnya kamu tidak harus memborgol ku. Aku bisa menuntaskan hasrat kamu, sayang! Ayo lepaskan aku! Kita akan melakukan nya dengan rasa dan penuh cinta," Rengek Edward yang membuat Mona terkekeh-kekeh.

"Hahaha tentu saja. Tapi nanti. Aku belum puas membuat kamu menderita karena menahan diri untuk menggarap tubuh ku," Sahut Mona seraya menangkap dan membelai belalai Edward yang sejak tadi tegak berdiri dan belum juga lemas.