webnovel

Hargai Aku

Menceritakan seorang gadis yang harus menerima perjodohan yang sudah disepakati oleh orang tua mereka, demi memajukan perusahaan yang mereka dirikan. Ayah gadis ini merelakan anak perempuannya untuk dinikahkan dengan pria yang terbilang sangat arogan, yang bermuka dua. Karena pernikahan tanpa cinta ini, gadis itu harus menjalankan kehidupan yang teramat kelam, selama ia menjalankan kehidupan rumah tangga dengan pria yang di jodohkan oleh orang tua nya. Tubuhnya selalu di penuhi luka memar, karena perbuatan suaminya. Ia harus menahan siksaan tersebut, agar sang Suami tidak semakin menyiksanya. Gadis ini seperti boneka oleh suaminya, jika nafsu suaminya tidak bisa tertahan, bersiaplah ia akan merasakan sakit yang teramat sakit atas perbuatan sang Suami.

AQUELLA_0803 · Urban
Not enough ratings
399 Chs

Bab 29 : Melewati Batas.

Jakarta, pukul 07:00 WIB.

Syifa bangun lebih awal dan mempersiapkan pakaian, tas, sepatu untuk suaminya pergi bekerja. Jun membuka matanya dan langsung menghampiri Syifa yang sedang meletakkan tas kerja di atas meja.

"Pagi sayang," sapa Jun.

"Mandilah," jawaban singkat Syifa dan melepaskan pelukkan suaminya, kemudian keluar kamar untuk menyiapkan sarapan sang Suami.

Jun menatap kepergian istrinya dengan sendu, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi. Pria itu berdiri di depan kaca sambil menarik rambutnya, karena sudah kesal dengan semua yang menimpa rumah tangganya.

"Tunggu aku wanita biadab! Aku akan memberi pelajaran untukmu!" gumam Jun yang mengepal tangannya.

Dua puluh lima menit kemudian, Jun keluar kamar dan menuju ruang makan. Terlihat Syifa tengah menata makanan di atas meja dengan telaten. Ia memakai daster berwarna hitam dengan rambut diikat. Jun tersenyum dan memeluk Syifa dari belakang.

"Sayang, kiss morning-nya mana?" tanya Jun mencium leher istrinya.

Syifa membalikkan tubuhnya dan mengecup singkat bibir suaminya. Sebenarnya ia ingin menolak, tapi karena bawaan bayi yang dia kandung yang selalu ingin mencium Jun, akhirnya Syifa hanya pasrah dan mengikuti semua yang suaminya mau demi anaknya.

"Makanlah," ucap Syifa.

Jun mengangguk dan langsung duduk, sambil meminum susu yang sudah tersedia di depannya. Syifa meletakkan nasi goreng ke dalam piring, setelah itu meletakkan di hadapan Jun. Pria itu memakan masakan istrinya sambil menatap Syifa tanpa henti.

"Apa aku boleh ikut ke kantor?" tanya Syifa.

"Boleh," jawab Jun dengan semangat.

"Baiklah, aku ganti baju dulu..." sambung Syifa berjalan ke arah kamar mereka.

Drtt.. drtt... ponsel Jun bergetar, pria itu langsung melihat pesan yang dikirim oleh seseorang yang ia kenal. Ia mengepal tangan saat melihat Sarah mengirim pesan padanya.

-Selamat pagi sayang, bagaimana? Apa kamu menderita? Ah, kamu mau menemuiku tidak? Sekarang aku ada di rumah Clara.-

Jun mengepal tangan dan wajahnya sudah sangat memerah, karena menahan emosi yang semalam ia pendam terhadap Sarah. Ia membanting ponselnya lagi dan membuat Syifa yang baru keluar kamar terkejut. Jun mengacak rambut dan mengigit kuku jarinya. Ia sudah mulai menyakiti dirinya sendiri. Jun mengigit kukunya hingga berdarah, tentunya Syifa langsung menjauhkan kuku suaminya dari mulut Jun.

"Mas, kamu kenapa?" tanya Syifa yang bingung.

Jun hanya diam dan kakinya mulai bergerak. Pria itu menatap Syifa dengan tatapan datar dan mendorong hingga istrinya tersungkur.

"Akh," rintih Syifa yang tersungkur. Wanita itu melindungi bagian yang tak boleh terbentur, karena takut terjadi sesuatu dengan kandungannya.

Jun mengambil kunci mobil dan langsung mengarah ke basement. Pria itu menghidupkan mobil dan keluar dari basement apartemen. Syifa mengejar suaminya karena takut terjadi sesuatu pada Jun, ia menaiki taksi dan menyuruh taksi mengikuti mobil suaminya dari belakang.

Di dalam mobil, Jun terus menggigit kukunya hingga berdarah. Ia mencakar tangannya hingga terluka, ia menarik rambutnya karena jujur ia tidak bisa menahan amarah pada dalam dirinya. Jika amarah itu sudah tidak bisa ia pendam maka bersiaplah, jiwa psikopat-nya pun kembali dan rasa ingin membunuh pun sudah mulai memenuhi pikirannya. Saat ini ia hanya ingin membunuh, orang-orang yang membuatnya kesal.

Jun menuju rumah Clara, dan langsung menghentikan mobilnya saat tiba di depan rumah mantan Sekretaris yang bekerja dengannya dulu. Ia keluar mobil dengan memegang pisau kecil dan mengetuk pintu rumah gadis itu.

Saat taksi yang ia naiki berhenti, Syifa langsung secepat mungkin membayar dan keluar dari taksi. Ia melihat Jun sedang berdiri di depan rumah seseorang, sambil memegang pisau di tangannya.

.

Lima menit Jun berdiri di depan rumah Clara, akhirnya pintu rumah pun terbuka. Terlihat Sarah tersenyum manis ke arah Jun. Saat gadis itu akan memegang tangannya, Jun menyembunyikan pisau di saku jas yang ia pakai.

Sarah membawa Jun masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumah tersebut. Syifa mengepal tangannya saat melihat Jun masuk ke dalam rumah bersama Sarah. Gadis itu kesal dan memilih untuk pulang ke apartemen.

"Selamat datang Pak," sapa Clara yang begitu bahagia.

"Tangan Bapak kenapa? Astaga jangan-jangan Bapak bertengkar dengan istri bapak dan dia melukai bapak?" gumam Clara yang memegang tangan Jun yang terluka.

Sarah tersenyum puas dan membawa Jun duduk di dekat sofa ruang tamu. Clara mengikuti mereka berdua, sambil membawa kotak P3K untuk mengobati luka Jun. Ia ingin modus memegang tangan pria tampan itu dan modus ingin menyentuh, milik Jun yang membuatnya tergoda.

"Saya obati ya Pak," ucap Clara yang mengobati luka Jun sambil menatap milik pria tampan tersebut.

Jun hanya memasang wajah datar, mereka tidak tau jika Jun bukanlah pria yang mereka kenal dulu. Sekarang ia sudah dikuasai oleh amarahnya dan ingin rasanya segera menghabisi dua gadis yang ada di hadapannya. Tapi ia menunggu waktu yang tepat, untuk menghabisi Sarah dan Clara.

"Bagaimana Istri kesayanganmu meninggalkan kamu sendirian ya? Haha lihatlah, kamu seperti tidak terurus. Lebih baik kamu ceraikan dia dan kembali padaku..." ucap Sarah menatap Jun dengan tatapan nakal.

Jun tersenyum kecil dan menatap Sarah yang tengah tersenyum ke arahnya. Sedangkan Clara sedang menyentuh barang yang berharga milik Jun. Pria itu mencengkeram tangan Clara dan menatap tajam ke arah gadis itu.

"Kalian sudah kelewatan batas," gumam Jun menatap Clara dengan tatapan yang mematikan.

"Lepas Pak!" bentak Clara yang mulai ketakutan.

"Ayolah, kamu mau lihat milikku 'kan. Kita ke kamar dan nikmatilah sesuka hatimu," ungkap Jun tersenyum jahat.

"Wah, ayo Clara. Katanya kamu mau bermain dengannya, kesempatan untukmu itu..." ujar Sarah yang tersenyum puas, karena rencananya berhasil membuat Jun berpaling dari Syifa.

"Kita main bersama, kamu juga harus ikut Sarah. Dari dulu aku ingin merasakan sentuhanmu di milikku," sambung Jun.

Sarah mengangguk dan mereka pun masuk ke dalam kamar. Sedangkan Clara ketakutan saat Jun memegang tangannya, ia berusaha melepaskan diri dari Jun. Namun, tenaga pria itu sangat kuat dan membuatnya kewalahan untuk memberontak.

Jun menutup pintu kamar dan Sarah sedang bersiap-siap membuka bajunya. Clara hanya diam dengan tubuh yang gemetar melihat Jun yang tersenyum ke arahnya.

"Buka bajumu Clara, kesempatan menikmati tubuh Jun..." ungkap Sarah.

Clara menggelengkan kepalanya dan menjauhkan diri dari Sarah. "K-kau duluan saja," jawab Clara yang masuk menjauh dari Sarah.

"Aneh, ada kesempatan malah mundur. Main bersama saja, aku yakin Jun bisa melayani kita. Mungkin kita yang kewalahan melayani Jun, kau lihat tubuhnya kekar. Pasti tenaga yang ia miliki lebih kuat," sambung Sarah.

"Kau duluan saja," jawab Clara lagi dan wajahnya sudah pucat karena ketakutan.

"Hah! Terserahmu saja. Ayo Jun kita mulai," ucap Sarah menghampiri Jun dan meraba-raba dada bidang pria tampan itu.

"Ayo," jawab Jun tersenyum nakal dan mendorong Sarah ke atas kasur lalu menindih tubuh wanita itu.

"Langsung ke intinya saja ya," sambung Jun membuka bajunya.

Sarah mengangguk, kemudian mulai terangsang ketika Jun menindih tubuhnya dan saat milik pria itu menyentuh perutnya. [.]