332 PERPISAHAN YANG SEMAKIN DEKAT

Ponsel itu bergetar berulang kali. Tapi, diabaikan saja oleh pemiliknya. Kinan juga membaca pesan yang dikirimkan Zero.

From Kurniawan,

[Apa kabar, Kinan?]

Masih bisa dia menanyakan kabar. Dasar laki-laki buaya.

Kinan tak menggubris. Ia tengah mengetikkan sesuatu di note pad digital, yang ada pada ponselnya.

Ia sedang tak sendiri. Ada Adit dan juga Maya. Kedua orangtuanya memang selalu setia menemani.

Maya terlihat sedang mengupas buah, sedangkan Adit, tampak menonton televisi.

"Oh iya, besok jam berapa kata si Abang acara pemotretannya, Yah?"

Maya bertanya sambil memberikan seiris buah mangga.

"Oh, kata Abang, siang, selepas Zuhur."

Adit meraih buah yang disodorkan istrinya.

"Zuhur. Oke."

Maya beranjak menuju sisi ranjang Kinan. Gadis itu lalu meletakkan ponsel ke sisi kepala, di bawah bantal, kemudian ia duduk, dengan posisi tubuh bersandar pada sisi ranjang, Maya sudah menyetelnya.

"Kakak mau buah apa? Apel, Naga, atau Mangga?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter