Warung Bang Benny adalah tempat ternyaman untuk mencurahkan segala rasa. Disana aku bisa cerita smeua tanpa sisa denhan Bang Benny. Kalau di rumahku memang nyaman, tapi aku tak mungkin mengatakan semua dengan tanpa sisa, pasti akan ada yang aku tutupi, tapi kalau kepada Bang ben, aku maupun Arman sudah sangat terbuka kepadanya.
"Cintaaaa!! Sini, Cint." Bang Benny melihatku terlebih dahulu. Dia melambai-lambai tangan untuk memanggilku. Aku yang sudah cukup lama berdiri saja di depan warungnya karena aku isi dengan lamunan-lamunan. Sampai aku melihat panggilan tangannya itu, akhirnya membuyarkan lamunanku.
"Bagaimana keadaanmu Cintah? Semalam kami pulang duluan lhoo, aku kira kamu cuti beberapa hari karena sehabis acara itu kan pasti capek. Duduk yuk Ayang, mau minum apa?" Bang Benny menggerakkan badanku dan segera di dudukkan di kursi depan.
"Cokelat panas kayaknya bisa memperbaiki moodku Bang Ben," jawabku
Support your favorite authors and translators in webnovel.com