Bab 1: Pesuruh yang penurut

Sekolah dan tempat sampah..

dua hal yang kubenci dan terpaksa demi membantu orangtuaku yang sudah cukup tua.

Tuan muda yang tak kenal rasa manusiawi seenaknya menyuruhku menghabiskan makanan yang tak ia sukai.

aku juga tidak suka,ini pasti karna Pak chef..

"kau cepat habiskan! jangan sampai ada yang tersisa!"

"Baiklah!"

"Satu hal lagi,nanti belikan aku camilan pakai uangmu dan jangan sampai aku mengambil paksa uang tabunganmu."

dasar bawel,pelit ..dasar!!

"Baiklah,Tuan!"

***

Pak Chef hanya meminta maaf dan akan masak makanan favoritku besok,setidaknya itu menghiburku

kemudian aku pergi,uangku tinggal menipis dan secepatnya cari pekerjaan tambahan

aku tak sengaja bertemu dengan Tuan Gito

"Hanwa! kau belanja keperluannya lagi,dia menyuruhmu belanja dengan uangmu."

"Tuan Gito! oh ya! Si tukang pelit itu memang perampok uangku.aku nyaris tak pernah memakainya untuk keperluanku sendiri"

"Biar aku yang traktir,simpan saja uangmu."

"Sungguh! terima kasih!"

"Santai saja!"

***

akhirnya aku pulang..

dan bergegas memberikan semuanya

"Kau lama sekali"

"Tadi jalannya,macet!"

"Kau coba mengarang cerita,ya!"

dasar orang ini punya seribu mata,ingin sekali kusemprot mulutnya dengan obat nyamuk.

awas saja pembalasan dariku

"Kau mau balas dendam padaku!"

"Kau itu seorang pembaca pikiran,jika benar coba baca isi dikepalaku."

"Jika pun,aku mau.paling itu buang waktu,isi kepalamu sangat rumit.."

aku pergi berlalu..

***

Hari-hari yang tidak ingin aku lakukan..

Tuan Pelit itu selalu menyuruhku ini,itu,segalanya..

aku ingin memberontak tapi uangku disita olehnya..

itu gara-gara tak sengaja merusak mobilnya,padahal goresan kecil saja..minta rugi malah banyak tuntutannya

"Jadi,Kau ingin minum!"

"Cepat sana!"

"Uangmu .."

"Tidak!"

Ingin kutendang wajahmu itu,Tuan Pelit..

***

Bersambung dulu..

silahkan baca bab berikutnya

moga terhibur guys