webnovel

Gelap (Part 4)

-----BUDAK SUMPAH SAKRAL-----

Memacu kudanya dengan cepat mencapai desa ini.

Terlihat ladang gandum sepanjang mata memandang dan desa terbentang.

Beberapa petani langsung melihat kearah mereka.

Banyak petani dan anak kecil berhenti melakukan kegiatannya, dan melihat kearah mereka semua.

Sarus balas melihat kearah mereka semua..

*Wajah mereka terlihat seperti kebingungan..mereka tidak tahu kedatangan kita nampaknya..* ,pikir Sarur dari atas kuda.

Petani-petani tersebut kemudian melihat satu sama lain.

Beberapa mengangkat kedua bahunya.

Terlihat wajah mereka benar-benar kebingungan.

*Nampak tidak ada dari mereka yang berani menyembunyikan Jean Berrau..* ,pikir Sarus

Sarus telah mendengar banyak dari tuannya kalau Jean ini adalah wanita yang licik serta jahat.

Konon katanya Jean telah masuk kedalam kelompok Violet, dimana kelompok tersebut konon katanya terdiri dari berbagai wanita licik dan pengguna sihir hitam.

Katanya kelompok Violet memiliki kekuasaan yang kuat 25 tahun yang lalu hingga senat dan seluruh orang diibukota menakutinya.

Republik sampai berhutang 200.000 koin kepada kelompok Violet.

Tapi pada pembersihan berdarah senat, seluruh kelompok Violet dibunuh bersama keluarga mereka...dan Jean adalah satu-satunya yang tersisa dari mereka.

Bukan cuma itu Jean terdengar ikut melakukan sihir gelap,berkonspirasi membunuh banyak bangsawan bahkan konspirasi untuk menjatuhkan Republik, bahkan terdengar memiliki banyak suami dan menyelingkuhi mereka semua.

Sarus hanya mendengar soal itu dari tuannya...bisa jadi itu semua rumor..

Tapi selalu ada sedikit kebenaran dikebohongan.

Sarus dan kelompoknya kemudian turun dari kuda mereka..

Suara ringingan armour mereka membuat beberapa petani menelan ludahnya.

Salah seorang petani yang tua terlihat maju perlahan dan mendekat kepada mereka dengan ketakutan..

"Maafkan aku tuanku, dari yang kami tahu tuanku, pajak sudah dibayar didesa ini..dan sudah kami tanda tangan dengan darah disurat pajak oleh gubernur provinsi ini bulan ini.." ,ucap petani tua tersebut dengan suara lemahnya, "mungkin ada kesalahan...atau mungkin ada perang baru jadi kami perlu beri milisi?"

Sarus tidak tersenyum.

Dia tidak kesini untuk membuat teman, ia kesini untuk melakukan tugas dari tuannya.

Ia sudah bersumpah sakral melayani keluarga tuannya dan akan melakukan dengan sepenuh hati.

"Kami kesini lewat perintah tuanku Doran dari keluarga Bernad, untuk menangkap diduga pelaku pengkhianatan,sihir gelap,perselingkuhan,dan pembunuhan" ,ucap Sarus dengan suara dingin, "Jean dari keluarga Berrau"

Petani itu kemudian kembali melihat satu sama lain dan salah seorang dari mereka mengangguk.

"A-ada didekat Kuil Putih didesa ini tuanku.." ,ucap seorang petani kurus mendekati Sarus secara gugup.

*Wanita yang katanya licik itu mengunjungi tempat suci dewa orang?* ,pikir Sarus yang sedikit terkejut mendengarnya.

Tapi dia memilih untuk mewajarkannya..pasti Jean kesana untuk sesuatu...suatu tujuan.

Tujuan jahat mungkin.

"Bagus, kau Hammur ikuti aku" ,ucap Sarus sambil melambaikan tangan dengan rendah kesalah satu prajuritnya, "sedangkan kau bimbing aku ke-Kuil Putih"

Berjalan mereka didesa ini.

Bau desa ini tercium segar, jauh dari bau ibukota.

Tapi lebih dingin dengan sejuk anginnya.

Beberapa petani hanya terdiam dan memandangnya dengan tatapan ketakutan atau setidaknya penasaran.

Ada patung dewa petir disini dan ketika Sarus melewatinya, dirinya menaruh tangannya didada bagian kanannya.

Dewa orang lain harus dihormati, itulah sifat asas yang harus dipegang ksatria Victa.

Setelah melewati berbagai rumah dan jalan, mereka sampai..

Kuil putih terlihat menjulang tinggi..penampilannya lebih sederhana..

Tapi bentuknya masih sama dengan yang diibukota.

Tempat suci penyembah Tuan Cahaya.

"Dimana kepala pendeta kuil ini? Kita tak boleh melangkah ketempat suci dewa orang tanpa minta ijin" ,ucap Sarus.

Sarus menyembah dewa Victa, tapi dari yang ia tahu dewa lainnya memiliki kekuatan yang sama dengan dewa Victa, mereka punya neraka dan surga sendiri.

Sarus tidak mau dikutuk oleh dewa lain.

"Biasanya dia ada disekitar ini t-tuanku, mungkin dia ada ditempat tampungan yatim piatu tuanku" ,ucap petani tersebut dengan gugup dan kemudian berjalan perlahan.

*Hm, disini ada juga tempat tampungan yatim piatu sama seperti diibukota* ,pikir Sarus mengikutinya.

Hammur mengikutinya dengan patuh dibelakang.

Tempat tampungan yatim piatu sendiri cukup berbeda dari ibukota, sangat lebih sederhana dari diibukota.

Dan benar-benar sepi…

Tak seperti diibukota, tempat yatim piatu benar-benar kosong tanpa ada anak-anak bermain disini.

Bahkan tak terlihat ada pendeta disini..

"Kenapa sepi sekali?" ,bertanya Sarus kepada petani tersebut.

Terlihat petani tersebut juga ikut kebingungan, dia juga ikut heran melihat pemandangan tempat tampungan yatim piatu yang sepi.

"A-aku tak tahu tuanku, mungkin mereka semua per-pergi? T-tapi dimana? Biasanya banyak pendeta disini...tapi tak ada tuanku..aku tak tahu tuanku" ,ucap petani tersebut dengan gugup dan tangan yang bergetar ketika melihat wajah Sarus.

Ada sesuatu..

Sarus merasakan sesuatu.

Kemudian ia langsung berjalan dengan cepat kearah pintu tempat tampungan anak yatim piatu ini.

Ia buka pintu tempat ini…

Dan pintu tersebut langsung terbuka tanpa ada yang mengunci atau halangan apapun.

Ketika ia masuk tempat ini sama sepinya..

Tak ada terlihat manusia atau serangga bahkan suara apapun.

Hanya suara langkah kaki Sarus,Hammur,dan petani kurus tersebut melangkah dilantai kayu tempat ini.

Berjalan lebih dalam Sarus..

Ia lihat beberapa boneka,pedang kayu,dan mainan terlihat berbaring diatas lantai tanpa ada anak kecil yang memainkannya.

Kemudian ia mencium suatu bau..

Baunya aneh dan menusuk hidung.

Ia tak bisa menjelaskannya tapi baunya benar-benar aneh.

"Bau apa ini?" ,bertanya Hammur.

Sarus memilih mencari sumber dimana bau tersebut berada.

Dia kemudian melangkah ketempat dimana bau tersebut benar-benar bisa tercium.

Sedangkan Hammur dan petani kurus tersebut mengikutinya dibelakang..

Kemudian mereka lihat semacam bekas darah yang semacam sesuatu diseret dilantai..

Darah itu terlihat sudah benar-benar gelap...sudah lama beku.

"I-ini tempat perawatan" ,ucap petani tersebut dengan ketakutan.

Ketika Sarus melangkah kedalam..

Yang mereka lihat membuat mereka ketakutan.

Seorang mayat yang benar-benar hitam bercampur beberapa urat ungu terlihat berbaring ditengah-tengah ruangan ini.

Bagaikan dicakar ratusan anjing tubuhnya, berbaring ditengah-tengah lantai tempat perawatan ini.

Bekas darah seret dilantai ini juga terlihat..

Bedanya nampak sekali ini bukan diseret...tapi semacam muncratan...yang benar-benar besar…

Terlihat yang katanya petani ini ruang perawatan benar-benar tak terlihat seperti ruang perawatan..

Ruangan ini tak ada kasur untuk orang sakit disini.

Dan bekas darah muncratan itu membentuk lambang yang selalu Sarus lihat pada penyembah Tuan Cahaya.

Lambang bulat dengan 10 runcing cahaya menghiasinya..

Bedanya daripada terbuat dari silver,besi atau emas...kali ini terbuat dari darah..dibawah mayat ini.

Sarus hanya berjalan mengelilingi mayat itu…

Bau aneh semakin busuk dan aneh ketika Sarus menciumnya.

Terlihat mayat itu memiliki lubang dibagian dadanya..lubang bagaikan lubang yang dibuat oleh ratusan belatung yang memakan daging mayat.

"Ini sihir gelap" ,ucap Sarus menyadarinya.

Sarus kemudian melihat petani tersebut dan bodyguardnya Hammur.

"Cari Jean! Cari disemua sudut desa ini, kita harus tangkap dia!" ,teriak Sarus.

Sarus tak tahu apa itu sihir...dia tak pernah melihat sihir selama hidupnya..

Tapi dia tahu betapa mengerikannya ini..

Saking mengerikannya ia bisa menebak kalau ini sihir gelap.

.

.

.

.

.

.

.

.

____-_-____

.

.

.

.

.

.

.

.

.

------PESTA DIDESA----

Ratusan prajurit dimana-mana mengawasi semua petani didesa ini.

Ratusan prajurit dengan masing-masing pedang dipinggang mereka.

Beberapa membawa tombak daripada pedang.

Puluhan kuda sedang dipegang dan dijaga.

Beberapa prajurit duduk diteras rumah petani, menunggu perintah tuan mereka yang sedang pergi ke-Kuil Putih.

Terlihat beberapa prajurit menggumam dan mengobrol.

"Terima kasih"

Beberapa prajurit sendiri sedang dilayani beberapa petani bir dan makanan.

Banyak petani juga hanya mengobrol dan bergumam membicarakan soal kenapa prajurit datang kedesa mereka.

Beberapa prajurit sedang didalam rumah petani, membongkar mencari Jean Berrau.

Kemungkinan beberapa sedang menjarah diluar ijin komandannya.

Guslau melihat dari jauh, dijendela rumahnya.

"Cih, apa yang wanita itu lakukan bahkan ketika sudah 24 tahun pengasingan prajurit Republik masih mencarinya?" ,ucap Guslau.

Kemudian suatu bau tercium dihidung beberapa prajurit dan petani.

Baunya cukup kuat hingga beberapa petani dan prajurit yang duduk langsung berdiri perlahan..

Bau sesuatu terbakar.

Kemudian disalah satu rumah terlihat asap keluar.

Banyak asap keluar baik dari jendelanya dan atapnya.

"Oi! Ada kebakaran!" ,teriak salah seorang petani sambil menunjuk kepada rumah seorang petani.

Beberapa petani langsung ribut dan rusuh.

"Oi ada rumah kebakar"

"Ck, ada apa lagi ini?"

Prajurit-prajurit hanya langsung berdiri dan memandangnya tanpa melakukan banyak hal.

Terlihat api muncul keluar membakar dinding rumah tersebut.

"Risha! Risha didalam rumah!" ,ucap salah seorang ibu-ibu muda berteriak sambil berlari kerumah yang terbakar.

Terlihat ibu-ibu muda tersebut langsung memegang pegangan pintunya dengan cepat.

"Oi! Ambil air! Ambil air!" ,teriak salah seorang petani.

Ibu-ibu muda tersebut kemudian membuka pintu rumah yang terbakar tersebut.

Ketika pintu rumahnya dibuka..

Stuk..

Seorang mayat anak perempuan kecil jatuh didepannya..dengan isi perutnya bertaburan dilantai bersama darah mengalir keluar.

Ibu-ibu muda tersebut hanya bengong sebentar..

Sebelum menutup mulutnya dan berlutut melihat mayat tersebut.

"AAHHHHHHHHHHH!!!" ,teriak histeris ibu-ibu muda tersebut sambil memegang mayat anak perempuan kecil tersebut.

Beberapa ibu-ibu yang lain hanya menutup mulutnya ketakutan melihat apa yang mereka lihat.

Bapak-bapak antara terdiam atau menutup mulutnya.

"RISHA!! RISHAAAA!!" ,teriak ibu-ibu muda tersebut dengan lebih histeris sambil melihat wajah mayat tersebut.

Beberapa wanita langsung melangkah melihat mayat tersebut.

Kebanyakan lelaki hanya berdiri tetap melihatnya.

"Ada apa ini?" ,ucap salah seorang prajurit maju.

Beberapa prajurit hanya heran melihatnya.

Siapa penyebabnya? Tak ada dari mereka yang melakukannya...atau mungkin ada? Tapi mereka tak tahu?

Kebanyakan prajurit dan orang-orang hanya kebingungan sementara beberapa wanita sedang memadamkan api dirumah perempuan tersebut.

Beberapa wanita terlihat melihat mengeremuni mayat anak kecil perempuan tersebut.

Salah seorang prajurit melihat sesuatu datang kearah mereka dari jauh…

Seorang wanita desa yang lain…

"Apa itu?" ,bertanya prajurit tersebut.

Mata prajurit tersebut langsung membelalak ketika wanita desa tersebut mendekat..

Tap Tap Tap Tap

Kemudian seorang wanita terlihat berlari dari jauh..

Semua orang didesa memandangnya..

Wanita itu membuat takut dan membelalak horror orang-orang desa..

Bagaimana tidak dirinya lari dengan tangan kanannya hilang bagaikan baru saja dipotong dengan merah segar.

Darahnya mengalir keluar selama ia berjalan kearah mereka semua…

Perutnya terlihat terbuka...dengan isi perutnya keluar dan ususnya berintai-intai selama ia berjalan.

"Tolong! Tolong! Prajurit! Prajurit! Prajurit menyerangku!" ,teriak wanita tersebut sekuat tenaganya.

Semua orang memandangnya dengan membelalak.

Beberapa prajurit menelan ludahnya.

Wanita tersebut kemudian jatuh dengan menangis dan wajahnya bergetar ketakutan.

"P-prajurit membunuh ibuku! Mereka mencoba memerkosaku! Tapi aku lari! Hah! Hah! Hah! Tolong! Tolong!" ,ucapnya dengan teriakan sekuat tenaga.

TUKK!

"Ada apa ini?! Katanya selama kami menyerahkan Jean Berrau kalian takkan menyerang kami!" ,teriak seorang bapak-bapak sambil membanting gelas kayu birnya ditanah.

Semua petani tiba-tiba memandang prajurit.

Prajurit-prajurit hanya menelan ludahnya dan mundur.

"Ini salah paham! Komandan kami tak memerintahkan itu! Tuan Sarus tak memerintahkan itu!" ,ucap salah seorang ksatria sambil mundur dengan memegang pegangan pedangnya.

Buk!

Salah seorang prajurit kemudian dipukul oleh seorang petani.

"Bangs*t kau! Pembohong kalian!" ,ucap petani itu.

Prajurit itu kemudian marah melihat petani tersebut.

"Kau!" ,ucap prajurit itu dengan marah.

Sshhhrringggggh!

Dan prajurit itu membuka pedangnya dari sarungnya dan dengan cepat menebas petani tersebut dengan pedang.

"Tidak! Jangan membunuh! Tuan Sarus tak memerintahkan itu-

Seorang prajurit langsung memukulnya dengan pangkal garpu sawah.

"Pembohong! Pembohong!"

Dan dunia jatuh dalam kekacauan..

Pertarungan kemudian terjadi dimana-mana, dengan darah dan isi perut mulai keluar.

Api dan asap kemudian muncul dipuluhan rumah lainnya..

Pertarungan membuat banyak orang menghiraukan puluhan kebakaran itu.

"Akh!"

Salah seorang petani menusuk seorang prajurit dibagian belakang pahanya yang tak ditutupi armour.

Prajurit itu kemudian panik dengan pukulan dan lemparan batu dimana-mana.

Prajurit kemudian mengayunkan pedangnya kemana-mana.

Dan dengan cepat membunuh dan melukai petani disekitarnya.

"Mereka membunuh kita! Mereka membunuh kita!"

Teriakan dimana-mana.

Shhhrrringgggggg! Shhhrrringgggggg!

Suara pedang keluar dari sarungnya terdengar dimana-mana.

Kling! Klingk! Klingk!

Suara besi bergesek terdengar dengan bising disegala arah.

Petani dan prajurit membunuh satu sama lain dengan darah keluar dimana-mana..

Tangan dan anggota tubuh terlihat terlempar dimana-mana.

Wanita dan ibu-ibu mengevakuasi anak kecil dan orang lemah dengan panik ketempat aman.

"AHHH!!!"

Tapi tak ada tempat aman didesa ini sekarang dengan rumah-rumah yang mulai terbakar.

Asap keluar disetiap sisi desa.

.

.

.

.

.

-----DEWA----

Guslau hanya bangun dan melihat semua itu dijendelanya.

"A-apa yang terjadi?" ,bertanya dirinya kebingungan.

Ada kekacauan dimana-mana ketika Guslau melihatnya.

Kemudian ia memikirkan anak perempuannya...Jella..Jella ia harus menyelamatkan Jella..

Jella ada diKuil Putih bersama komandan Sarus..

Ia kemudian berdiri dari kasurnya..

Saat ia berdiri ia melihat seorang prajurit dengan helm berdiri didepan ruangannya….terlihat rambut pirangnya keluar dari helmnya….

Guslau hanya menelan ludahnya dan mencapai satu-satunya senjata yang ia bisa capai saat ini...tongkat penggaruk punggungnya…

Dia bersiap untuk bertarung dengan penggaruk punggungnya kalau perlu..

Kalau itu untuk selamat dan menyelamatkan Jella.

"Dewa lama selamatkan aku" ,gumam Guslau berdoa dengan ketakutan.

Ya memang benar ia harusnya ketakutan...kalau tidak...dia harusnya orang bodoh.

"Heh, kau masih berharap pada dewamu disaat-saat ini begini Guslau?" ,ucap prajurit itu dengan senyuman dan nada sengiran yang Guslau kenal.

Prajurit itu berjalan dengan langkah kakinya yang dalam,kelam,dan kuat.

Tuk! Tungggghh….!

Ketika prajurit itu membanting helmnya kelantai dan memperlihatkan wajahnya...Guslau terkejut..

"Jean.." ,gumam Guslau.

Senyuman diwajahnya ratusan kali lebih aneh daripada biasanya.

"Dewakah…" ,ucap Jean dengan nada merenung yang aneh, "mereka mahluk menjijikan bukankah mereka? Bermain dengan kita membiarkan semua ini terjadi dengan berbaring santai ditempatnya sana" ,ucap Jean sambil maju mendekat kearah Guslau.

Wajah Jean terlihat dingin,kelam,dan misterius yang lebih kuat daripada biasanya.

"Hahh...kekacauan..betapa menyenangkannya kadang itu.." ,ucap Jean dengan tersenyum.

"Kau yang melakukan semua ini?" ,bertanya Guslau.

"Hm?" ,gumam Jean dengan memiringkan kepalanya…

Nada suaranya terdengar ceria..tapi wajahnya bagaikan iblis..

"Kau yang membakar rumah itu...kau yang membunuh wanita dan membuat isi perut mereka keluar itu? Apakah kau yang membuat kekacauan ini?" ,ucap Guslau dengan lehernya yang terasa bergetar.

"Kau pikir aku terlihat seperti seseorang yang punya rencana?" ,ucap Jean dengan nada ceria khasnya.

Guslau menelan ludahnya.

"HahahhahahaHAHAHHAHAHA! TENTU SAJA!! AKU PUNYA RENCANA GUSLAU! AKU YANG MELAKUKAN SEMUA INI!" ,teriak Jean bagaikan orang sakit.

Guslau kemudian merasakan sesuatu…

Ada sesuatu diperutnya...sesuatu…

Saat ia lihat diperutnya…

Pedang sudah ditancapkan..

Dingin…

Darah mengalir terasa diperutnya..

Dia tak bisa berdiri lebih lama dan pada akhirnya berlutut dengan lemah..

Dan dia langung jatuh dengan kaku kebawah..

"Semua itu untuk pengorbanan Guslau...demi tujuanku..demi rencanaku..." ,ucap Jean dengan sengiran melihatnya kebawah.

Jean kemudian menarik pedangnya dari dadanya.

"Bagaimana dengan Jella.." ,ucap Guslau dengan suara sekarat.

"Anak perempuanmu? Kan sudah kubilang Guslau..dia akan jadi pengorbanan…" ,ucap Jean dengan senyuman iblisnya sambil menarik pedangnya perlahan dari Guslau.

Kemudian melangkah pergi.

Tawanya kelamnya bisa terdengar…

Sedangkan api mulai terlihat menari dirumahnya..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

____-_-_______

.

.

.

.

.

.

.

.

.

-----CHARLA-----

Memacu Charla kearah desa dengan cepat..

Ia kemudian mencium sesuatu...ia sangat mengenal bau dan perasaan serta suara ini bahkan dari jauh..

Bau,perasaan,dan apa yang ia selalu dengar diPegunungan Hitam dan Perang Tyronia.

Bahkan dengan angin sejuk didaerah ini..ia bisa merasakannya..

Bau asap yang terbakar.

Suara besi yang bertubrukan dan bergesekan satu sama lain.

Suara teriakan.

Dan perasaan merasa bahaya dan hati-hati siap siaga kapanpun ketika mendengarnya.

Perang.

Saat Charla melihat dari jauh...matanya membelalak sebentar.

Desa jatuh dalam kekacauan dengan manusia,besi,dan darah bertubrukan satu sama lain.

Darah dan isi perut menari diantara mereka.

Prajurit dan petani terlihat mandi darah dan daging.

Beberapa petani dan perempuan terlihat berlari.

Masih ada yang bertarung...banyak..sangat banyak..

Charla hanya menelan ludahnya..

Instink perangnya membuat pikirannya memegang pegangan pedangnya sebentar.

*Apa yang terjadi? Siapa yang menyerang? Prajurit-prajurit berarmour lengkap itu milik siapa? Kenapa bisa ada kekacauan seperti ini diperbatasan yang damai? Dan bagaimana dengan kakaknya?* ,pikir dia.

Charla sempat ragu...tapi kakaknya..

Ia ingat senyuman kakaknya..bagaimana mereka bermain sejak kecil...bagaimana ia yang mengajarinya semuanya..

*Saudara perempuan macam apa aku ketika aku tidak bisa melindungi saudaranya?* ,pikir Charla sambil menggigit bibirnya.

Charla kemudian maju memacu kedepan kearah kekacauan.

Suara ringkikan kudanya terdengar.

Ddruduk druduk druduk

Charla maju dengan cepat menembus kumpulan manusia.

Beberapa orang yang melihatnya langsung minggir.

Puluhan mulai melihat kearahnya.

Suara ringkikan kudanya lebih besar kali ini.

Brak!

Seorang petani ia tabrak dan membuat petani tersebut terlempar kesamping.

Salah seorang petani yang melihatnya langsung menusuk kaki kudanya dengan garpu sawah ketika ia memacu.

Cssrikkk!

Ringkikan dan teriakan kudanya terdengar.

Dan dengan cepat Charla jatuh ketanah dengan tanah terasa dimulutnya.

Saat Charla perlahan bangun…

Ia sadar kalau ia dikelilingi banyak orang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

____-_-_____

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

------GELAP------

Sarus melihat sebentar mayat gelap ini.

Sementara Hammur dan petani itu memerintahkan prajurit lainnya untuk melaksanakan pencarian penuh didesa ini.

Mayat ini terlihat sangat tidak jelas siapa dengan keadaannya yang benar-benar buruk.

Tubuhnya hancur dengan ratusan tusukan dan cakaran diberbagai segi badannya.

Bercampur dengan urat ungu melekat ditubuhnya.

Yang paling mengundang mata Sarus adalah lubang didada mayat ini yang besar dan bagaikan sudah dimakan serta dicabik oleh binatang atau serangga.

*Aku harus menceritakannya pada republik...tidak..aku harus menceritakannya pada Pulau Suci Cyronia* ,pikir Sarus.

Republik saat ini sedang terpecah belah dengan kedatangan Toran Garius bersama jenderal setianya dari iutara...

Dan pastinya Republik tak bisa mengatasi kasus ini...kasus ini berbahaya bagaimanapun dirimu melihatnya..

Ratusan orang bisa berakhir menjadi korban dari sihir gelap...ribuan juga mungkin..

Tapi Kesucian Cyronia selalu bisa, mereka adalah satu-satunya yang memiliki kekuatan sihir terkuat diStrantos sekarang bahkan kalau bisa diseluruh dunia.

Dan mereka selalu mau menyelediki kasus sihir gelap yang selalu mereka anggap kejahatan tingkat tinggi ini.

Kling! Kling! Kling!

Suara besar bisa terdengar ditelinga Sarus..

"AAAHHHHH!!!!"

Sarus mengenal suara ini…

Suara besi yang bertubrukan dan bergesekan satu sama lain.

Suara teriakan ini..

Ketika Sarus melihat kearah jendela..

Ia lihat desa yang terbakar dengan pertarungan dimana-mana dijalanan.

"Apa yang terjadi?" ,gumam Sarus dengan panik.

Sarus kemudian perlahan melangkah keluar dari ruang perawatan ini.

Dia kemudian memegang pegangan pedangnya…

*Apa yang terjadi? Apa maksudnya ini? Ada pertarungan? Kenapa?* ,pikir Sarus.

Apakah Jean Berrau membawa pasukan kesini? Atau sejak awal petani sudah berkonspirasi dengan Jean Berrau untuk membunuh mereka? Atau ada pemberontakan baru lagi? Ada perang lagi?

Tapi sebelum ia memikirkan semua itu..

Sarus merasakan sesuatu dibelakangnya..

Ada suara merayap serangga ia dengar..tapi kali ini suaranya lebih lengket dan aneh..

Dan saat ia melihat lantai dan diatasnya..

Ratusan daging gelap dan hitam muncul dimana-mana..

Dan perlahan mengelilinginya..

Kemudian mayat itu kemudian bangun..

Mayat itu hanya gelap dan hitam dengan daging ungu disekelilingnya..

Kemudian hanya gelap…

Hanya gelap...