Banyak sekali kejadian kejadian yang membuat Jaka pusing memikirkannya. Baik masalah di rumah atau pun di lingkungan kerja. Jaka sangat ingin membuat ibu nya sadar bahwa apa yang di lakukan ayah nya itu salah. Tetapi ibu nya selalu dan selalu mengalah atas apa keributan yang selalu terjadi. Terlebih lagi di lingkungan pekerjaan. Jaka seperti mempunyai musuh, padahal Jaka sendiri tidak mau melakukan permusuhan seperti itu. Dengan banyak nya masalah masalah yang di pikirkan. Jaka berusah untuk tidak memikirkan nya dan berusaha bekerja dengan maksimal.
****
Keributan terjadi lagi. Jaka mendapati ayah nya yang sedang memarahi ibu nya dengan suara yang sangat keras. Jaka melihat ibu nya hanya terdiam dan menangis. Jaka tidak bisa berbuat apa apa dan hanya bisa menyaksikan ibu nya sedang di marahi oleh ayah nya. Ketika ayah nya sudah pergi masuk ke kamar nya. Jaka menghampiri ibu nya dan bertanya.
"Apa yang membuat ibu di marahi oleh ayah dengan suara sekeras itu?"
Dengan suara yang terisak isak karena menahan tangis ibu nya menjawab
"Ibu tidak tau kenapa ayah bisa marah marah seperti itu "
dengan wajah kesal dan sembari mengepalkan tangannya Jaka mengucap dengan suara pelan ayah seperti itu tidak pantas di hormati, karena mendengar suara Jaka itu , ibu nya berusaha mendinginkan kepala Jaka yang sudah panas akibat ayah nya itu.
Ke esokan hari nya ketika Jaka sedang istirahat setelah bekerja. Jaka diajak makan siang bersama oleh Basir di salah satu tempat makan yang ada di dekat tempat kerja nya. Dengan senang hati Jaka menerima ajakan Basir itu. Sedang saat menikmati makanannya Jaka tidak sengaja melihat ayah nya yang sedang membawa wanita cantik dengan sepeda motor. Jaka melihat ayah nya sangat senang dan terlihat bahagia. Dengan wajah yang sangat heran. Sudah banyak sekali pikiran pikiran negative yang ada di kepala nya. Apa ini yang menyebabkan ayah nya selalu memarahi ibu nya tanpa alasan yang jelas. Karena sedang terheran. Basir pun dengan reflek seperti biasa nya mengepak pundak Jaka dan menanyakan.
"Apa yang di pikirkan sampai sampai makanannya belum di makan juga?"
Dengan senyum senyum bingung Jaka berusah untuk tidak menceritakan masalah keluarga nya dengan teman kerjanya. Mereka pun melanjutkan makannya.
lagi lagi terjadi keributan yang seperti nya sudah membuat Jaka bosan akan hal ini. dengan wajah yang kesal Jaka berlari keluar kamar nya dan melihat ibu nya sedang di pukuli ayah nya yang sudah sangat di pengaruhi alkohol. Kali ini Jaka tidak tinggal diam, dia menghampiri keributan itu dan mencegah ayah nya untuk memukuli ibu nya. Dengan suara yang keras Jaka memarahi ayah nya.
"Kenapa selalu berbuat seperti ini sama ibu?Kenapa ayah selalu pulang ke rumah dengan keadaan mabuk?"
Semua kekesalan yang ada di hati Jaka keluar semua. Dengan berbicara ngelantur dan tidak jelas karena pengaruh alkohol ayah nya hanya menjawab.
"Jaka, sebaiknya tidak perlu ikut campur masalah orang tua"
lagi lagi Jaka menjawab dengan suara keras. Jaka bersikeras kalau yang di lakukan ayah nya sangat lah salah. Walaupun ada masalah harusnya di selesaikan baik baik tidak harus begini. Dengan wajah yang memerah akibat mabuk. Ayah nya terdiam dan akhirnya masuk ke kamarnya dengan berjalan sempoyongan.
Jaka pun memeluk ibu nya dan sembari minta maaf kalo selama ini Jaka sudah berbuat banyak salah. Dan teringat kembali ketika Jaka berucap hal yang tidak pantas ketika ibu nya meminta uang nya. Jaka pun teringat juga kalau ia melihat ayah nya pergi sama wanita lain. Tetapi dengan kondisi ibu nya yang sekarang Jaka tidak mau memberitahukannya. Dan berusaha mencari kebenarannya terlebih dahulu.
Saat jam istirahat, Jaka kembali mengajak Basir untuk makan siang bersama di tempat yang pernah dia makan bersama. Dengan wajah malu malu. Basir mau makan bersama dengan syarat di traktir. Tanpa pikir pikir lagi Jaka langsung menarik tangan Basir dan langsung pergi ke tempat makan kemarin. Tetapi setelah sampai di tempat makan itu Basir heran kenapa Jaka hanya memesan minum dan tidak makan. Karena tidak mau mengganggu dan mencampuri urusan Jaka. Basir hanya diam dan melanjutkan makannya. Jaka yang sedari tadi mengawasi jalanan untuk memastikan apakah ayah nya lewat jalan itu lagi. Akhir nya tidak salah lagi Jaka melihat ayah nya pergi dengan wanita yang sama saat pertama melihat. Tanpa ragu ragu Jaka pun mengikuti ayah nya dengan sepeda motor nya. Dengan terburu buru Jaka pun mengikuti ayah nya itu. Sampai sampai membuat Basir kaget karena tiba tiba Jaka melompat pergi dengan wajah kaget. Basir mencoba memintanya untuk ikut pergi juga. Karena Jaka tidak mau temannya tau masalah keluarga nya akhirnya enggan mengajak Basir dan membiarkannya di tempat. Jaka pun mengikuti dengan perlahan dan tenang.
Jaka pun kaget dan sangat terguncang. Pernafasannya mulai tidak teratur, wajah nya mulai memerah, dan hidung nya mulai kembang kempis. Sembari mengepalkan tangannya ternyata ayah nya dan wanita itu berhenti di salah satu penginapan yang ada di daerah itu. Jaka pun tidak tinggal diam dia berhentikan motor di jalan dan berlari menghampiri ayah nya yang sudah memarkirkan motornya itu.
"Arrrgghh.. apa apaan ini?"
Bicara ayah nya tanpa tau kalau yang memukul nya itu adalah Jaka.
"Ayah ngapain disini? ha! sama perempuan lain lagi."
"Ayah mohon, jangan kamu beritahu ibu ya!"
"Orang tua gak guna uda sering mabuk maen cewe lagi, Jaka minta, ayah cerai sama ibu."
Jaka tidak mau melihat ibu nya yang sudah capek mengurus rumah tangga dari pakaiannya, makannya bahkan sampai kerjanya menangis karena laki laki yang tidak bertanggung jawab seperti ayah nya. Dengan sembari menangis.
"Ayah minta maaf ya, ayah ga bermaksud seperti ini."
Tetapi Jaka tidak hiraukan apa yang di ucapkan ayahnya ia tetap bersikeras kalau ayah nya harus bercerai dengan ibu nya. Karena menurut Jaka perbuatan seperti ini sudah di luar batas apalagi sudah menikah. Karena kejadian ini terjadi di tempat umum. Jaka pun berusaha menahan emosinya yang sudah sampai di ubun-ubun kepala. Jaka pun pergi meninggalkan ayah nya dan wanita itu. Dengan menangis nangis ayah nya berusaha menghentikan Jaka yang sudah mau pergi. Kali ini bukan dengan nada keras tetapi dengan nada sinis Jaka memperingatkan ayah nya.
"Kalau mau minta maaf minta maaf lah kepada ibu nya"
Akhir nya Jaka pun meninggalkan mereka dengan wajah yang kesal sembari meneteskan air mata karena merasa kasian terhadap ibu nya yang tidak tau kalau ayah nya di belakang berbuat seperti ini.