Akhir-akhir ini berandamu dipenuhi dengan sebuah anime yang bertuliskan jujutsu kaisen.
Kau sendiri bukan penyuka anime, bagimu itu terlihat seperti kartun anak-anak. Namun rasa penasaran membuat mu menonton anime itu.
"Wow"
Kau seketika itu terpesona.
Alur yang menarik, santai di awal, namun semakin lama kau menonton semakin kesal perasaan mu.
Kau akui jujutsu kaisen telah menangkap hatimu. Bukan hanya itu, bahkan seluruh karakter di dalamnya menangkap mu.
"AAAAH!!!! Junpei!!!"
"Sialan, kenapa suguru harus mati! Tidak!!!! Dunia akan kekurangan pria tampan!!!!"
"Tidak!!!! Kenapa harus Nanami!????!!"
Ketika pada akhirnya kau membaca akhir manga jujutsu kaisen, kau tidak bisa menahan dirimu untuk mengutuk.
"Apakah kau menciptakan karakter hanya untuk dibunuh!?!?!"
Kau melemparkan ponselmu dengan kesal.
SIALAN!!!.
SIALAN!!
Tangis mu pecah. Seluruh karakter yang kau sayangi mati, di tangan pencipta nya.
Kau bertanya-tanya jika tuhan mengatur garis takdir setiap orang seperti itu... Bagaimana perasaan orang yang mengalaminya.
Hatimu hancur.
Terutama mengingat karakter yuuji, Satoru dan suguru, Nanami... Dan yang lainnya...
Tiba-tiba saja kau mengingat perkataan Satoru di salah satu scene.
"Emosi manusia dapat menjadi kutukan.... Jika aku sendiri tidak bisa melupakan rasa sakit ini, apakah artinya aku akan memiliki kekuatan kutukan?" Ucapmu kebingungan.
Tetapi pada akhirnya kau memutuskan untuk tidur sambil memimpikan anime yang mematahkan hatimu itu.
Malam itu. Kau bermimpi. Mimpi yang sangat panjang. Kau tidak tahu apa yang terjadi padamu.
Dadamu terasa sesak.
Samar-samar kau mendengar tangisan hancur ibumu yang memanggil namamu.
"Bangun sayang....! Jangan tinggalkan ibu... (Y/n), Ibu mohon padamu bangunlah, nak"
Bahkan kau mendengar kakak laki-laki mu yang memanggil namamu tanpa hentinya.
"(Y/n)!!!! Bodoh bangun!!!!"
Apa yang terjadi padamu....?
Sakit. Seluruh tubuhmu terasa panas. Nafasmu sesak. Kegelapan disekitar mu membuat mu takut. Angin dingin berhembus, membawa suara seseorang yang berbisik lembut ke telingamu.
"Gadis yang lucu.... Keinginan mu akan ku kabulkan"
Hari itu (Full name) meninggal akibat demam tinggi yang tidak kunjung berhenti.
.
.
.
.
"Bayi yang sangat lucu!!!"
Dokter dan suster memandang bayi yang baru lahir itu dengan takjub.
"Bagaimana bisa bayi memiliki cahaya ilahi?!"
"Apa-apaan ini?!"
"Panggil penyihir!"
Meskipun orang-orang mewaspadai bayi itu, namun sang ibu dari anak perempuan itu dengan lembut memeluknya, menyentuh bayinya seolah-olah itu adalah harta nya yang paling berharga.
"Putriku... Violetta (name) Itu namamu"
"Kau adalah Takdir baru... Di dunia ini... Kau akan membawa keberuntungan bagi setiap orang yang menyayangi mu... Kau akan menjaga mereka dan menjadi harapan semua orang... Karena itu Tuhan memberikan mu kepadaku bukankah begitu, bayiku?"
Ketika para penyihir datang, mereka dikejutkan dengan pemandangan di hadapan mereka.
Bayi sekecil itu memiliki energi yang sangat murni. Menetralkan seluruh kutukan seolah-olah itu adalah tugasnya.
"A-apa ini?! Aku tidak bisa menggunakan energi kutukanku?!"
"Tabirnya luntur?!"
Bayi mungil itu merengek, membuat sang ibu menatap tajam ke arah para penyihir.
"Keluar..." Anehnya wanita itu bisa menggunakan sihirnya dan membuat para penyihir terkunci di luar pintu kamar VIP nya.
Hari itu muncul sebuah klan baru di dunia penyihir. Kasus spesial, klan Violetta.
Dan kau lah satu-satunya anggota nya.
Violetta (Full name).
"Ini tidak logis! Kekuatan kutukan bisa dilunturkan?"
Para petinggi penyihir berdebat tentang kelahiran mu yang tidak masuk akal.
"Ini dimurnikan!"
"Bawa bayi itu!"
"Dia berbahaya!
Diskusikan itu semakin panas. Semua penyihir membicarakan tentang dirimu. Seorang bayi yang kelahiran nya benar-benar tidak bisa diprediksi.
Memberikan kejutan terhadap dunia.
___________________________________
"Apa ini? Makhluk kecil ini adalah penyihir tingkat S?"
Siang itu, (y/n) yang telah pulang dari sekolah dasar berpapasan dengan kedua karakter favorit nya yang dulunya fiksi.
Kau, gadis kecil berumur 8 tahun menaikkan sebelah alis mu.
"Adakah hal yang kau perlukan dariku, onii-san?" Ucap mu tenang tanpa sedikit pun terintimidasi oleh mereka.
Tempramen mu yang terlihat tenang dan lembut membuat kedua lelaki di depannya terkejut.
"Ah gadis kecil tahukah kamu, bahwa kami ini siapa?" Remaja berambut putih itu menyeringai dan mendekatkan wajahnya pada wajah kecil mu, mencoba menakuti mu.
Namun kau tidak berkutik.
"Kau adalah Gojo Satoru, dan dia adalah Geto Suguru. Kalian berdua penyihir, tingkat S"
Kali ini kedua pemuda itu tercengang. Suguru melangkah maju dan berjongkok, mensejajarkan wajah mu dan wajahnya.
"Bagaimana kau tahu identitas kami, gadis kecil?"
Kau menunjuk ke belakang kedua orang itu.
"Kutukan itu memberitahu ku"
Seketika itu Satoru dan Suguru memutar tubuh mereka dengan cepat. Mereka dikejutkan dengan pemandangan sekelompok kutukan yang telah berdiri dibelakang mereka!!!!
"Gadis kecil mundur lah!" Suguru dengan cepat menyembunyikan tubuh mu dibalik badannya.
Satoru dengan cepat melancarkan aksinya duluan dan menyerang kutukan itu, namun hal yang mengejutkan terjadi!
Kutukan itu tidak mati?!
"Sialan apa itu?!" Kutuk Satoru dengan terkejut.
Namun hal yang mengejutkan tidak berhenti di situ. Kutukan yang berwujud gumpalan asap pekat itu mendekatimu, samar-samar suara bisikan terdengar di udara.
"(Y/n).... (Y/n)... Tolong aku"
"Tolong aku..." Layaknya tangisan putus asa, asap hitam itu menjangkau mu.
Satoru dengan cepat berusaha untuk menyerangnya, namun energi kutukannya sama sekali tidak bisa menyakiti kutukan itu!
"Kalian berdua mundur lah"
Anehnya kau terlihat tenang. Meskipun tangan kecil mu gemetaran, namun mata mu memancarkan ketenangan yang aneh untuk anak-anak seusiamu.
Tangan kecil mu terjulur. Ketika ujung jarimu menjangkau asap itu.
Keajaiban terjadi.
Cahaya terang membutakan membuat Satoru dan Suguru menyipitkan mata mereka. Ketika semuanya akhirnya kembali normal. Kedua pemuda itu menatapmu.
Kau aman tanpa sedikit pun terluka.
Dan ...
Kutukan itu menghilang.
"..."
Keheningan menyelimuti suasana disekitar kalian. Mulut Satoru dan Suguru menganga lebar. Cukup lebar hingga kau rasa cukup untuk memasukkan 1 telur utuh kedalam nya.
"Kau... Bagaimana bisa? Apakah itu benar? Apa itu kenapa kutukan itu menghilang?" Suguru adalah orang pertama yang memecahkan keheningan.
"Ya.." akibat menggunakan kekuatanmu di usia yang muda, membuat tubuhmu mudah sekali lelah.
Dapat kedua orang itu lihat betapa lemasnya dirimu setelah memurnikan energi kutukan itu.
"Naiklah.. aku akan menggendong mu pulang" Satoru dengan tenang berjongkok dengan punggung yang lebar menghadap mu.
Kau sedikit kebingungan, mata polos mu memandang Suguru.
"Naiklah gadis kecil" ucap Suguru sambil meletakkan tubuh mungil mu pada punggung Satoru.
"Terimakasih" gumam (y/n) lembut.
"Terlalu awal untuk berterimakasih" ucap Satoru dengan arogan sambil membopong tubuh kecilmu di punggungnya.
"Sekarang katakan kenapa kau bisa memurnikan energi kutukan?"
Kau menutup matamu dengan lelah. Bagaimana kau harus mengatakannya? Kau selalu berpikir untuk merubah garis takdir dunia jujutsu.
Lalu kau mati dan dilahirkan di dunia ini.
Bukankah cerita itu terdengar gila?
"Sejak kecil aku dilahirkan seperti itu" bisik mu lembut dengan suara ke kanak-kanakan mu.
Baik itu Satoru maupun Suguru hanya bisa mendesah panjang. Bagaimana bisa bakat terlahir begitu saja di dunia ini?
Bagaimana itu mungkin?
Oh ya itu mungkin.
Buktinya adalah Gojo Satoru. Seorang pengguna limitless yang langka.
Namun bakatmu sendiri adalah kemustahilan. Memurnikan kutukan, itu bagaikan mengubah sejarah jujutsu. Ini bukan sekedar menghancurkan kutukan namun mengubah energi kutukan dengan tubuhmu sendiri adalah hal yang gila.
"Aku rasa kau bukan lagi yang terkuat, Satoru"
"Diam Suguru"
Suguru menatapmu, melihat wajah kecilmu yang terlihat lelah membuat hatinya melembut.
Kau masih anak-anak untuk saat ini.
Tentu saja hal seperti memurnikan energi kutukan tentunya memakan banyak energi.
Namun seketika itu muncul pertanyaan...
Dengan energi apa kutukan bisa dimurnikan? Kekuatan seperti apa sebenarnya yang kau miliki apakah kutukan sendiri dapat dimurnikan dengan kutukan? Dengan teknik apa?
"Teknik kutukan apa yang kau gunakan?" Ucap Satoru penuh rasa penasaran.
Dia menyadari bahwa kau sama sekali tidak menerapkan apapun dalam menggunakan kekuatanmu.
".... Aku juga tidak tahu" ucapmu.
Kau memang tidak mengetahui teknik kutukan mu.
Meskipun begitu kau yakin kekuatan yang kau gunakan adalah kutukan. Meskipun agak aneh bahwa kekuatan mu sendiri menetralkan kutukan penyihir lain hanya dengan mendekatkan dirimu pada mereka.
"Kau tidak tahu?" Suguru menaikkan sebelah alisnya namun melihat tubuh kecilmu dia menelan kembali kata-kata seperti "bodoh, naif" dan "apakah kau masih anak-anak?"
Lagipula kau memang anak naif dan tidak tahu apa-apa.
Masih 8 tahun.
"Ini rumah mu?" Duo sahabat itu tercengang melihat rumah bertingkat di hadapan mereka.
Ini bukan sembarang rumah. Ini jelas lebih mirip istana!
Apa-apaan ini?!
"Kau orang kaya?" Ucap Satoru dengan ekspresi bodoh.
"Hm" kau bergumam kecil.
"Wow... Luar biasa. Meskipun aku tidak miskin namun, nak orang tuamu sangat tajir" Satoru mendecakkan lidahnya.
"Memang benar... Kau pasti sangat dimanjakan" Suguru tersenyum ramah.
Namun kau sama sekali tidak menjawab mereka. Kenyataan orang tuamu selalu sibuk. Meskipun ibumu terkadang menyempatkan dirinya untuk memeluk mu di pagi hari, tetap saja kau sangat kesepian.
Kau tidak akan mengatakannya pada mereka.
Satoru meletakkan mu di depan pintu rumahmu. Kau menawarkan mereka masuk, namun keduanya menolaknya.
"Terimakasih sudah mengantarku pulang" kau menatap mereka dengan lembut.
"Sama-sama nak" Satoru mengusap rambutmu gemas.
"Sampai jumpa lagi, (y/n)-chan" Suguru melambaikan tangannya dan berjalan keluar bersama Satoru.
Kau menatap punggung mereka selama beberapa saat, mengukir sosok mereka di dalam benakmu.
"Sampai jumpa lagi... Satoru... Suguru" bisikmu pelan sebelum perlahan-lahan memasuki pintu rumahmu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Saturo bagaimana pendapatmu?" Suguru berjalan dengan tenang bersama temannya itu.
"Bagaimana apanya?" Ucap Satoru malas.
"(Y/n)-chan"
Pria albino itu menghela nafas dan menggaruk kepalanya "apakah kita benar-benar harus membunuhnya?"
"Tidak juga, ada dua pilihan. 1. membawanya ke sekolah jujutsu, dan 2. Mencari tahu tentang kelemahan teknik kutukan nya. Jika dia memiliki potensi untuk melawan sekolah jujutsu, disitulah kita harus membunuhnya" Suguru menyentuh dagunya.
"Yasudah kita culik saja dia ke sekolah jujutsu dimasa depan"
Satoru dengan acuh memutar kepalanya.
"Ya... Sepertinya dia tidak membenci sekolah jujutsu. Dari sikapnya ke kita, sepertinya dia menyukai kita bukan?"
"Kau pedo?"
"Diam Satoru"
Suguru memutar matanya saat temannya itu tertawa.
"Kau tidak tahu. Ketika (y/n) tumbuh dia akan menjadi gadis yang cantik" ucapnya berusaha untuk menyangkal temannya itu.
Satoru tertawa terbahak-bahak "lalu apa? Itu tidak mengubah fakta bahwa kau pedo"
Suguru tersenyum kesal. Bisakah dia membunuh temannya ini?