webnovel

(jjk) G.S x reader : cinta terlarang

Peringatan!

Mengandung incest!

.

.

.

Hidup selalu penuh kejutan. Di saat-saat ketenangan akan selalu ada badai disela-sela nya ataupun di akhir kedamaian.

Gojo Satoru adalah salah satu korban kejutan di kehidupan nya. Pria berusia 12 tahun itu mendapatkan seorang adik perempuan yang datang entah darimana.

"Dia adalah adikmu" Begitulah ucap mereka.

Dan itu adalah dirimu.

____________________________

"Onii-sama, ohayou" Kau menyapa Satoru yang tengah menyesap kopinya di pagi hari. Sudah 6 tahun sejak kau dan Satoru tinggal serumah, dan kalian sepasang bersaudara pun sudah mengenal satu sama lain dengan sangat baik.

"Ohayou, imouto-chan~" Satoru tersenyum dan menatapmu penuh arti, dia mengedipkan sebelah matanya dengan genit.

Kau tentunya mengetahui maksudnya dengan sangat baik.

Apalagi sejak kecil satoru lah yang mendidik mu dan membesarkan mu sebagai "orang tua", "Teman" Sekaligus "saudara" Mu, Satoru telah mencurahkan seluruh isi hatinya untuk membesarkan mu penuh kasih sayang.

Kau menghela nafas dan mengecup pipi saudara laki-laki mu dengan lembut.

'Cup'

Mata satoru menyipit dengan kesenangan, bibirnya mengait membentuk senyuman manis yang mempesona.

Jika saja gadis-gadis lain melihat nya mereka pasti akan pingsan dengan mata berbentuk hati.

Sayang sekali Satoru hanya akan tersenyum seperti ini jika kau menciumnya.

"Aku menyayangimu imouto-chan~" Satoru menarik tubuh mu, kemudian meletakkan mu dalam pangkuannya sambil berbisik manis di telinga mu dengan nada rendah menggelitik.

"Cium aku lagi"

Pipi mu merona merah. Kau bertanya-tanya, mengapa jantungmu berdetak kencang ketika saudara laki-laki mu berbisik seperti itu?

"Onii-sama hentikan... Jangan berbisik seperti itu..." Cicit mu dengan suara rendah.

Satoru mengabaikan protes kecilmu dan mematuk bibirmu pelan. Sentuhan lembut bagai sayap capung itu membuat matamu membulat dengan keterkejutan.

"Eh?"

Wajah mu yang terlihat imut itu menghibur saudara laki-laki mu, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa.

"Hahaha. Mengapa kau begitu terkejut?" Dia mencubit pipimu dengan kasih sayang yang tidak tersembunyi di mata birunya yang serupa dengan milikmu.

"... Nii-sama... Kau menggodaku lagi" Bibirmu mengerut dengan tidak senang.

Ini bukan pertama kalinya Satoru mencium mu namun dia selalu melakukannya disaat-saat kau lengah, membuat mu tidak berdaya karena serangan tiba-tiba nya.

"Kau sangat imut! Imouto-chan!!!" Pemuda itu mengeratkan pelukannya di tubuh mu seolah-olah ingin menyatukan kedua tubuh kalian.

 

Kau yang terjebak hanya bisa menghela nafas.

Huh.. Untung saudara.

Kau mengabaikan kakak laki-laki mu dan memakan sarapan di atas meja yang telah dipersiapkan.

Ini sudah saatnya untuk pergi ke sekolah.

"Nii-sama kapan kau akan lulus?" Kau menggenggam tangan saudara laki-laki mu dengan senyuman di matamu.

Kakak laki-laki mu mengacak-acak rambut mu dengan kekehan kecil.

"Kenapa ? Kau akan merindukan ku jika aku sudah tidak ada disekolah lagi?"

Tentu saja bukan karena itu.

"Aku hanya bertanya" Katamu polos.

Satoru yang melihat kepolosan mu melembut, dia merapikan rambut mu yang telah diacak-acak nya dan berkata "kurang lebih dalam beberapa bulan lagi"

Percakapan kalian berdua pun berlanjut hingga kalian berpisah di kelas masing-masing.

_________________________

"Satoru lihat itu" Suguru mengkode temannya itu dengan tatapan matanya. Dia ingin menyaksikan bagaimana reaksi teman siscon nya jika melihat pemandangan itu.

Satoru yang melihat kodenya mengalihkan pandangan, mengikuti arah tatapan Suguru dengan penasaran.

Seketika itu tubuhnya membeku.

"P*setan!" Kutuknya keras dan berlari ke arah pemandangan yang mengejutkan nya.

Suguru yang ditinggalkan tentunya tidak mau kalah dan mengikuti Satoru.

'Ini pasti sangat menarik!' Batin nya penuh kesenangan.

Disisi lain dirimu yang menyebabkan kepanikan Satoru tidak tahu bahwa saudaramu sedang berlari ke arahmu. Kau sedang membelakangi mereka dan menatap seorang pemuda yang memegang sebuah surat cinta di tangannya.

"Kumohon jadilah kekasih ku!" Ucap pemuda itu.

Kau tidak tahu harus menjawab apa.

Satoru tidak pernah mengajarimu apa-apa tentang pernyataan cinta. Dalam ingatanmu, Satoru selalu berkata bahwa dirimu terlalu kecil untuk jatuh cinta. Kau setidaknya harus berumur 18 tahun sepertinya dulu baru bisa pacaran.

Tapi.....

Jiwa remaja adalah masa-masa dimana seorang anak ingin mencoba hal-hal baru di dalam hidupnya.

Begitupula denganmu.

Untuk pertama kalinya kau ditembak, tentunya kau juga ingin tahu perasaan berpacaran dengan anak-anak seusia mu.

"Aku akan mene-"

Sebelum sempat kau menjawab perasaan pemuda di depanmu, tubuh mu segera dipeluk dari belakang

"Berhenti di situ!" Kalimat yang dingin dan ganas membuat mu dan anak laki-laki di depanmu tersentak.

"Apa yang terjadi di sini?! Bukankah sudah ku katakan bahwa dilarang berpacaran sampai kau berumur 18 tahun, imouto-chan?" Bisikan dingin di telingamu membuat tubuhmu bergidik.

"N-nii..sama" Kau menatapnya lemah dengan rasa bersalah tetapi hatimu sendiri berkata.

Ini bukan urusan kakakmu.

Kalian bersaudara.

Urusan percintaan mu adalah milikmu bukan urusan kakakmu.

Kau bertanya-tanya apakah ini sudah benar untuk menjadi patuh?

'Dia hanya ingin melindungi ku' dengan pemikiran itu kau pun memutuskan untuk diam.

Satoru menurunkan kacamata hitamnya, dia menatap pemuda di depan mu dengan dingin, aura nya yang gelap membuat pemuda itu bergidik. Sensasi aneh membuat tubuhnya bergetar ketakutan.

"Maafkan aku!!!!" Tidak tahan dengan kesuramannya, pemuda itu akhirnya lari terbirit-birit.

"Hahahaha. Kau benar-benar menakuti pemuda itu, Satoru" Suguru yang sedari tadi menjadi penonton tertawa dan menepuk pundak temannya itu. Dia tersenyum ke arahmu yang berada di dekapan Satoru.

"Bagaimana perasaan mu setelah mendengar kan pengakuan nya~?" Suguru menggodamu.

Kau menjawabnya jujur "aku sempat luluh. Ini pertama kalinya aku mendapatkan pengakuan"

Kau tidak bisa berbohong, apalagi Satoru mendidikmu untuk selalu berkata jujur tanpa sedikitpun kebohongan.

Bisa dikatakan bahwa kau sukses menjadi anak "murni" Berkat didikan ketat seorang Gojo Satoru yang membesarkan mu selama ini.

Dalam hati kakak laki-laki mu, kau adalah eksistensi murni yang harus dijaga ketat. Kau tidak boleh dinodai hal-hal kotor di dunia ini.

Suguru melirik temannya yang memiliki ekspresi suram, dia tidak bisa menahan dirinya untuk menghela nafas.

"Satoru... Adikmu sudah berumur 15 tahun. Sudah saatnya kau membiarkan nya"

"Diamlah Suguru" Satoru mendecakkan lidahnya dengan tidak senang.

"Adikku tidak layak untuk para serigala rendahan seperti mereka!"

Suguru menaikkan sebelah alisnya "itu pendapat mu, bukan milik adikmu, siapa tahu dia memiliki orang yang dia suka, bukankah begitu?"

Suguru menatapmu lembut, kau tahu bahwa dia berusaha untuk membuat kakakmu melonggarkan kewaspadaan nya.

Tentu saja kau tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang diberikannya.

"Ya! Nii-sama aku sudah punya orang yang ku sukai!" Bohongmu untuk pertama kalinya, berusaha untuk menyembunyikan punggung tanganmu yang basah.

Kau tahu Satoru terlalu mengenal dirimu dengan sangat baik. Sedikit saja kau menunjukkan ketidaknormalan, kau akan di hukum.

Hukuman itu sendiri....

Kau tidak tahu.

Karena kau adalah anak yang selalu patuh. Tidak bisa kau sangkal kau merasa bersalah, namun jika kau tidak melakukannya, kakak laki-laki mu pasti akan terlalu mengekangmu.

Suguru tersenyum "lihat Satoru, adikmu menyukai serigala rendahan itu... Lalu sebaiknya kau biarkan saja dia... Ini sudah saatnya untuk membiarkan adik mu tumbuh dewasa"

Satoru menurunkan pandangannya, dia menatapmu yang berada di dalam dekapannya. Mata yang tersembunyi dibalik kacamata hitam itu menyembunyikan emosi gelap yang tersembunyi.

Dia perlahan-lahan melepaskan mu.

"Baiklah... Sudah saatnya kau untuk menjadi dewasa... Imouto-chan" Dia bergumam rendah.

Suguru menepuk bahunya, berusaha untuk menghiburnya. Satoru memutar matanya.

"Huh, ingatlah adikku tersayang, jika mereka berani menyakiti mu... Aku akan membunuh mereka"ucapnya sambil mengusap rambut mu.

Kau tersenyum lebar "terimakasih nii-sama!"

Akhirnya... Kehidupan percintaan mu dimulai!

Kau akhirnya berpacaran dengan anak yang kau kenal baik sejak kau tinggal dengan kakakmu.

Yap, yap!

Itu adalah Nanami kento! Teman kakak laki-laki mu!

"Ha... Kau tahu aku tidak punya waktu untuk ini" Pria itu menghela nafas. Dia menatapmu dengan tajam.

"Tolong~! Aku hanya ingin mencoba berkencan!! Nana-san!!!" Kau memeluk tangan pemuda pirang itu.

Nanami tersentak dan berusaha untuk melepaskan pelukanmu, wajahnya memerah.

"Tck.. Pria itu akan membunuhku" Nanami bergumam rendah tanpa kau ketahui. Dia mengusap dahinya dengan bermasalah.

"Kenapa aku?" Tanyanya dengan enggan.

"Karena...nana-san Kau adalah yang paling tenang!" Katamu polos.

Nanami kehilangan kata-kata nya "....."

Tenang...?

Alasan yang tidak masuk akal.

"Jika kau ingin berkencan carilah orang yang seusiamu" Ucapnya dengan wajah datar.

Kau menggeleng "aku tidak menyukai siapapun.. Mereka terlalu menyebalkan"

Setelah akhirnya percakapan yang panjang. Nanami akhirnya menyetujui untuk berkencan denganmu, namun dengan beberapa syarat.

Dilarang kontak intim, dilarang ciuman, dan dilarang mengganggu Nanami ketika dia sedang dalam misi.

Kau pun langsung setuju dengan ketentuan yang dikatakan nya.

"Tapi boleh kah berpelukan?" Katamu malu-malu.

Nanami untuk sejenak berpikir.

"Baiklah"

Lagipula itu hanyalah berpelukan.

Kehidupan berkencan benar-benar membuka matamu. Kau akhirnya tahu betapa indahnya berpacaran. Meskipun pada awalnya Satoru tidak bisa menerima bahwa kau berkencan dengan Nanami kento tetapi dia tidak bisa melakukan apapun melihat wajahmu yang dipenuhi harapan.

Satoru mengaku bahwa dia dikalahkan.

"Ada apa denganmu? Sejak adikmu berpacaran dengan Nanami, kau terlihat suram" Suguru menaikkan sebelah alisnya.

"... Ha... Aku tidak bisa menerimanya!" Satoru mengerucutkan bibirnya dengan tidak senang.

"Kenapa harus Nanami?! Dia bisa mendapatkan yang lebih baik seperti ku!"

Shoko yang berada di dekat Suguru menatap Satoru dengan jijik.

"Menjijikan.. Aku heran bagaimana bisa adikmu yang cantik dan imut memiliki kakak sepertimu?"

Satoru mengangguk "adikku memang yang terbaik"

Melihat korslet otak Satoru yang terpaku pada adiknya membuat kedua temannya menghela nafas pelan.

"Sekarang aku harus memikirkan cara agar mereka putus!"

Suguru menatap shoko dan begitu pula sebaliknya. Keduanya memiliki pemikiran yang sama sekarang.

'Ayo tinggalkan dia sendiri dulu untuk sementara'

Mereka tidak tahan pada siscon ini.

"Satoru kami akan pergi dulu. Kau pikirkan saja pelan-pelan oke?" Suguru dengan ramah menepuk pundaknya dan pergi dengan shoko.

Satoru mengangguk dan melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan kepada mereka untuk pergi.

Dia pun berjalan pelan kembali ke rumah.

"... Ha..."

".. Aku bertanya-tanya... Sejak kapan .."

Sejak kapan dia menjadi begitu sentimental?

".. Jika saja... Dia tetap bersamaku selamanya"

Satoru menutup matanya dan berteleportasi ke rumahnya. Pikirannya dipenuhi oleh senyuman manismu, sentuhan mu dan sikap manjamu kepadanya.

"Onii-sama... Peluk~"

"Nii-sama yang terbaik!"

"Nii-sama jangan menggodaku..."

Pikirannya benar-benar hanya diisi oleh suaramu sekarang.

Tangannya perlahan-lahan membuka pintu rumahnya, dia berharap bahwa dibalik pintu ini kau sudah menunggunya.

"Nii-sama!!" Kau menyambut nya pulang dengan senyuman mu, kemudian Satoru memeluk mu erat.

Betapa indahnya jika saja dia bisa menjerat mu selamanya di dalam pelukannya.

____________________________

"Selamat ulang tahun" Nanami melemparkan sebuah kotak hadiah ke arahmu.

Di hari ulang tahun mu yang ke 18 kau mendapatkan hadiah pertama mu dari kekasih kontrakmu.

"Terimakasih nana-san" Kau tersenyum lebar menatap kekasihmu.

Kini kau akhirnya sudah dewasa.

Kau membuka kotak kecil itu dan terkejut. Terlihat sebuah gelang dengan permata kecil yang indah, dalam sekali pandang kau tahu betapa bernilainya gelang ini.

"Darimana kau mendapatkan ini?"

Nanami mengusap rambutnya. Sebelum berkata dengan agak malu.

"Aku membelinya"

Kata-katanya dengan sempurna membuat mu kaget.

"Apa?!"

Nanami kento membelikan mu hadiah?

Perasaan manis menyelimuti hatimu. Kau tanpa basa basi memakai gelang itu dan tersenyum manis kepada Nanami yang memerah samar.

"Terimakasih"

Kau sama sekali tidak menyadari bahwa Satoru telah mengawasimu dengan ekspresi gelap.

Kau dan Nanami pun seharian menghabiskan waktu kalian berdua dengan berkencan. Hingga sore hari datang, kau pun dengan langkah ringan menginjakkan kakimu ke dalam rumah.

"Nii-sama aku pulang!!!"

Kau membuka pintu, mengharapkan saudara mu duduk di ruang tamu, tetapi apa yang menyambut mu adalah ruangan gelap.

Satoru duduk di sofa terlihat tenang, Terlalu tenang hingga kau pun merasakan ada yang salah.

"Nii-sama?"

Kau mendekatinya dengan hati-hati, tubuh mu duduk tepat di samping saudara laki-laki mu itu.

"Nii-sama.. Apa yang ada yang salah... ump-?!" Kau terkejut ketika lidahnya yang kasar dan hangat membombardir mulutmu bagai predator.

Satoru yang bergerak tiba-tiba, mendorong tubuh mu di sofa dan mencium mu dengan penuh gairah dan hasrat.

Kau berusaha untuk melepaskan dirimu dengan sekuat tenagamu.

"Nii-sama hen- ahmp?!"

Nafas panasnya menjerat mu dengan penuh keinginan. Kau merasa terancam dalam sentuhan tangannya yang membelai tubuhmu seolah-olah memperlakukan mu layaknya harta.

Tepat ketika kau ingin membalas nya, Satoru melepaskan mu.

"Apakah Nanami sudah menciummu seperti yang kulakukan?"

Gertakkan giginya terdengar di sela-sela kemarahannya. Suaranya terdengar serak setelah ciuman panas kalian berdua.

Tubuhmu terasa panas namun kau tetap menjawabnya dengan jujur.

"Tidak pernah"

Mata biru Satoru memicing tajam"katakan dengan jujur..."

Kau menjawabnya dengan jawaban yang sama "Nanami tidak pernah menciumku dan melakukan kontak fisik lain selain berpegangan tangan dan berpelukan"

Satoru mencengkram pinggangmu "lalu kenapa kau dan dia berpacaran?! Sejauh apa kalian berdua? Apakah kau mencintai nya?!"

Suaranya rendah dipenuhi kemarahan yang tidak tersembunyi membuat dirimu bertanya-tanya tentang apa masalahnya.

Kau dengan patuh menjawabnya "Nanami hanya menjadi pacar kontrak ku. Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya pacaran. Aku tidak mencintainya"

Satoru akhirnya tertawa"lalu katakan padaku... Apakah kau mencintai ku... Imouto-chan.. Ne... Katakanlah bahwa kau mencintai ku"

Tangan besarnya mengusap lehermu, membuat kulit yang disentuh nya menjadi panas dan gerah.

Kau menggeliat.

"Ah.. Nii-sama..." Tanpa sadar kau mengerang rendah.

Satoru semakin liar menyentuh mu, jari-jari nya dengan gila berkeliaran pada tubuh indahmu. Pikiranmu semakin buram, tubuhmu menggeliat dengan sensitif, membalas setiap kali dia menyentuh mu.

"Milikku.. Adikku sayangku.. Kau milikku"

Awalnya kau adalah buah manis murni yang harus disimpan di dalam lemari kaca miliknya.

Namun ketika buah itu akhirnya matang dan mengeluarkan aroma manis, menarik perhatian setiap orang yang melihat nya artinya dia tidak bisa lagi disembunyikan dibalik lemari kaca itu lagi.

Sudah saatnya untuk Satoru mencicipinya.

Lagipula kau adalah miliknya.... Satu-satunya....

Tidak ada yang boleh merebutmu.

Kau adalah milik nya.

"Aku mencintaimu..... Nii-sama"

Pada akhirnya kau pun menyerah pada nafsu terlarang yang menjeratmu.

Extra:

"Terimakasih Nanami" Satoru tersenyum lebar ke arah temannya itu. Dia menepuk pundak Nanami dengan kebahagiaan yang tidak tersembunyi.

Nanami menatapnya datar walaupun dalam hatinya dia shock.

"Terimakasih untuk apa?"

Satoru tertawa "terimakasih telah menjaga adikku dan memprovokasi ku"

Nanami :....?

Satoru tersenyum pada kebingungan nya. Dia bersungguh-sungguh.

Jika bukan karena Nanami... Orang lain pasti sudah akan mengambil mu sebelum dia bisa "menjadi yang pertama" Mencicipi mu.

Untung nya Nanami menjaga mu dengan baik tetapi...

"Kau tidak pernah menciumnya bukan?" Satoru bertanya polos, menyembunyikan kejengkelannya.

Nanami di sisi lain memutar matanya "aku tahu kau pasti tidak akan melepaskan ku jika aku melakukan nya"

Satoru akhirnya tersenyum bahagia "kau benar-benar sahabat yang baik"

Nanami hanya mengutuk siscon satu ini di dalam hatinya.