webnovel

Kelas 3-1, Kelas 3-20

Editor: Wave Literature

Lu Shangjin berpikir sejenak, dan ia merasa bagaimana pun juga ia tetap harus mengikuti prosedur yang ada.

Kemudian Lu Shangjin menoleh dan memanggil, "Gu Mang."

Saat itu Gu Mang sedang duduk di sofa, sambil menyilangkan kakinya. Dari jauh wajah sudah terlihat sangat mencolok. Matanya tampak gelap dan dingin, sudut matanya yang terangkat tampak kejam dan membuatnya terlihat seperti anak yang sulit diatur. 

Penampilan Gu Mang terlihat seperti seorang berandalan dan bajingan. Tangannya yang putih dan ramping menopang dagunya dengan malas, ia perlahan mengetuk-ngetukkan ujung jarinya di wajahnya.

"Tidak perlu ujian, aku masuk di kelas terburuk dan Jinyang masuk ke kelas terbaik." Kata Gu Mang dengan suara rendah.

Mendengar Gu Mang berkata seperti itu, Meng Jinyang menatapnya dengan ekspresi sangat terkejut.

Kemudian Lu Shangjin bergumam karena merasa bingung, "Apa maksudmu? Kamu tidak ingin satu kelas dengan Jinyang?"

"Iya." Gu Mang mengubah postur tubuhnya yang lebih nyaman, kemudian ia berkata dengan malas seperti Tuan Besar di kantor kepala sekolah, "Dia memiliki kemampuan belajar yang lebih baik dariku."

Awalnya Kepala Sekolah Fu juga memiliki pemikiran yang sama. Meng Jinyang ini terlihat cukup baik dan patuh, sepertinya ia masih bisa dicoba untuk dimasukkan ke kelas 1.

Sedangkan untuk Gu Mang ini sepertinya sedikit sulit diatur. Ia adalah siswa bermasalah. Apabila ia berada satu kelas dengan para siswa yang berprestasi dikhawatirkan akan membuat kelasnya menjadi lebih buruk dan mempengaruhi peringkat pembelajaran tahun ini.

Awalnya Kepala Sekolah Fu sungkan untuk mengatakan hal ini. Namun sekarang, karena Gu Mang sudah berkata demikian, ia pun langsung menyampaikan pendapatnya, "Sebenarnya, setiap kelas itu kurang lebih sama, tidak ada yang terbaik dan yang terburuk, para guru yang mengajar semuanya juga sama."

Lu Shangjin sedikit menyipitkan matanya melihat Kepala Sekolah Fu. Ia melihat Kepala Sekolah Fu tersebut tampak tersenyum sungkan.

Di sisi lain, Gu Mang sama sekali tidak peduli tentang hal itu. Kemudian ia pun berkata, "Kapan kita bisa mulai masuk kelas."

Melihat Gu Mang telah membuat keputusan, Lu Shangjin dengan santai bersandar di belakang dan tidak lagi banyak bicara lagi.

Kepala Sekolah langsung menjawab, "Bisa kapan saja, sekarang saya akan memanggil wali kelas Kelas 1 dan wali Kelas 20 untuk datang ke sini."

Saat berbicara seperti itu, Kepala Sekolah Fu mengangkat gagang telepon kantor yang ada di meja dan segera melakukan panggilan, senyum di wajahnya kini lebih rileks daripada sebelumnya.

Lu Shangjin, "..." 

Sebelumnya Lu Shangjin sama sekali tidak menyangka, dalam masa hidupnya, ia akan mengalami rasa kesenjangan seperti ini lagi.

Lu Yi berada di kelas 3-1, namun Lu Yang ada di Kelas 3-20. Lu Shangjin sudah bisa mengira-ngira karakter siswa di kelas 20 seperti apa.

Sebentar lagi, kedua wali kelas itu akan datang menemuinya, dan memikirkannya saja sudah membuat Lu Shangjin merasa malu sendiri. Putranya yang satu itu benar-benar sudah membuatnya malu. 

Sepertinya lebih baik aku segera pergi dari sini. Batin Lu Shangjin.

Lu Shangjin berdeham kemudian ia pun berdiri dan berkata, "Anu, Gu Mang, aku pergi dulu ya, jika ada urusan telepon saja."

Gu Mang mengangkat alisnya, dan berkata dengan suara ringan, "Sampai jumpa Paman Lu."

Kepala Sekolah Fu dengan cepat bangkit berdiri untuk mengantarnya, "Kepala Dinas Lu, hati-hati di jalan."

Setelah mengantar Lu Shangjin pergi, Kepala Sekolah Fu duduk kembali. Kemudian ia melihat Gu Mang. Parasnya benar-benar terlihat sangat cantik. Matanya sangat gelap, dan sudut matanya merah, ekspresi wajahnya 90%, terlihat dingin dan 10% terlihat kejam.

Auranya seperti seorang berandalan yang jahat. Kepala Sekolah Fu sudah bisa menebak bahwa suatu hari nanti akan terjadi masalah besar di sekolah.

"Minumlah air." Sapa Kepala Sekolah Fu pada Gu Mang dan Meng Jinyang.

Meng Jinyang tersenyum lalu mengambil gelas air itu dan meminumnya, ia terlihat seperti murid yang baik.

Namun di sisi lain, Gu Mang sama sekali tidak bergerak. Ia masih tetap duduk dengan malas di sofa sambil menopang dagunya dengan tangan, dan sepertinya ia sedang melamun.

Kepala Sekolah Fu seketika langsung terdiam saat melihat Gu Mang yang tidak meresponnya, "..."

Tidak lama kemudian, pintu ruangan kepala sekolah pun dibuka oleh seseorang. Lalu dua orang guru perempuan berjalan memasuki ruangan.

Luo Songhua merupakan wali kelas kelas kelas 3-1 SMA, ia berjalan di paling depan. Di sekolah, tidak hanya ada persaingan antara siswa, namun persaingan antar guru juga tidak kalah hebat. 

Luo Songhua usianya sudah paruh baya, alisnya terlihat sangat tegas, dan matanya memiliki aura mengintimidasi.

Wali kelas 3-20 SMA bernama Xi Yan, ia terlihat masih sangat muda. Parasnya terlihat masih segar, dan auranya tidak terlalu kuat.

Luo Songhua selalu mendapatkan nilai ujian terbaik saat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan selama mengajar di SMA ini ia selalu membuat para siswa yang ada di kelasnya menjadi murid-murid terbaik.

Rasa percaya dirinya sangat kuat, tatapan matanya sangat tajam, selama mengajar di sekolah ia juga suka merendahkan guru lain.

Saat ini Xi Yan memang masih belum memiliki banyak pengalaman seperti Luo Songhua, dan kelas yang diajar olehnya adalah yang kelas terakhir yang paling rendah dari seluruh angkatan kelas 3 SMA. Selain itu ia punya kepribadian yang sangat rendah hati.

Kedua guru kelas itu menatap Gu Mang dan Meng Jinyang. Dan sepertinya mereka mulai mengerti apa maksud Kepala Sekolah Fu memanggil mereka hari ini.