webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Teen
Not enough ratings
369 Chs

Pillow Talk

"Uhuk!"

"Uhuk!"

Ghirel tersedak makanannya sendiri, dia sampai membutuhkan bantuan Junco untuk menolongnya. Setelah cukup reda, Ghirel menenggak habis botol berisi air putih yang ada di depannya. Matanya masih tak lepas dari kehadiran Afka yang terlalu mendadak.

Dia melirik jam dinding, masih jam delapan malam. Apa tadi Ghirel ketiduran diatas kasur kemudian bermimpi? Entahlah, jika ini mimpi, Ghirel harap dia tidak bangun dengan cepat.

"Fix aku mimpi, Bunda!" Teriak Ghirel. Dia mencubit pipinya sendiri kemudian meringis kesakitan.

"Sini aku cubitin," Afka meraih pipi Ghirel kemudian mencubitnya gemas. Dia tidak tahan ingin mencium pipi tersebut andai saja tidak ada bunda dan Junco disini.

"Suaminya pulang harusnya disambut, jie. Malahan kamu pakai acara tersedak segala," komentar bunda yang baru saja berganti pakaian.

Ghirel mencium punggung tangan Afka, kemudian dia meletakkan makannya yang sudah sempat ia habiskan.

"Kamu pulang kapan?" Tanya Ghirel.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com