webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Teen
Not enough ratings
369 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

Ghirel Hilang

Punggung tegap miliknya selalu terlihat mempesona. Pemuda itu berjalan menuju unit apartemennya dengan tangan kanan membawa kantong plastik berisi buah yang baru dia beli.

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu apartemennya. Dia memencet password apartemen dan berniat membuka pintu. Sayangnya, dia urung melakukan hal itu saat ponsel yang berada di dalam saku celananya berdering.

Tangan yang tadinya berniat membuka pintu, kini beralih meraih ponsel dan menjawab panggilan tanpa nama tersebut. Meski tanpa nama, Afka dapat mengenalnya dengan baik. Dia hafal dengan nomor tersebut.

Itu adalah nomor telepon dari salah satu mata-mata yang dia kirim untuk mengawasi Lily.

"Ada apa?" Suara Afka terdengar berat dan mendesak. Dia merasa harus cepat-cepat menemui Ghirel sebelum istrinya mengamuk. Sambil menelfon, dia berjalan memasuki apartemen yang terlihat cukup sepi.

"Target kita menghilang." Balas seorang pria di seberang sana.