webnovel

Ayoo!!

Daniel kembali menghentikan langkahnya, ia bersembunyi dibalik tembok gang, sembari mengintip kecil pada sosok gadis yang jalan tak jauh didepannya. Matanya mengerjap-ngerjap memperhatikan gerak gerik perempuan itu. Ia berdiri seperti batu, berusaha tidak bersuara sedikitpun agar perempuan itu tidak menyadari bahwa ia tengah mengikutinya, sampai ia sendiri akhirnya berteriak dengan suara lengkingan macam anak perawan dan umpatan keluar dari bibirnya karena terkejut.

"AHHHH KUPRET!! ANAK JELMAAN KUNTILANAK, EMANG YA GAK ADA ETITUT BIN AKHLAK. BAHLUL!!" Teriaknya sambil menendang bokong pria yang mengejutkannya, lantas pria itu juga tak kalah berteriak. "Aduh sakit belegug! Apasih Niel, lagi kesurupan kamu tuh ya."

"Iyah kesurupan anak kuntilanak"

Mendengar itu dengan mata membelalak, secara otomatis tangannya tepat di kening Daniel, mencengkramnya dengan kuat sembari komat-kamit mbah dukun baca mantra, untung gak ada air kalau tidak di jamin Daniel sudah disembur "Byurr... keluar kamu setan!!"

Buggghh

Lagi Daniel menendang bokong sexy Bobby, sebab sudah menggagalkan rencana, malah bikin naik pitam, seenaknya aja ngatain orang, meskipun sebenernya Daniel tuh sama gak ada akhlaknya. Lagian dia belom tau apa kalau Daniel titisan nyai nenek? Sembarangan ngatain setan. Ketauan nenek habis itu jenggot diseset pakai silet.

"Wah bener-bener nih bocah ngajak gelut! Akutuh udah ngomong baik-baik ya. Sini kalau ngajak berantem" Tantang Bobby sudah menaikkan lengan bajunya keatas macam orang kebanjiran. Gak mau kalah Daniel ikutan juga dong ngegulung baju, sok-sokan nunjukin otot padahal cuma tulang dilapisin kulit. "Lah siapa takut!! Sini kalau berani!!" Teriaknya bikin orang-orang yang berlalu lalang berhenti hanya untuk menyaksikan mereka berdua. Ini dua anak monyet keluar dari kandang ya? Begitulah jalan pikir orang-orang itu.

"Lah ya sini duluanlah kalau berani!!" Sahut Bobby

("HEH!?!")

"Kamu kira aku takut??? Emang!! Halah Sini kalau berani!!" Sahut Daniel lebih keras, begitu terus sampe kerajaan api menyerang, ya enggaklah, lama banget. Daniel udah capek ngejomblo masa gara-gara negara api menyerang jomblonya jadi tertanam dalam, akut dan membekas. Amit-amit!!!! Tapi serius deh mereka cuman teriak-teriak seperti itu aja.

("HEH!??!")

Mendengar seruan itu lagi, akhirnya mereka berdua mendengus, mendongak bersama-sama mencari sumber suara yang entah dari mana mengganggu kekhidmatan gelut mereka. "Apasih? Berisik banget? Eh Upin sudah besar?" Kata Bobby lebih dulu melihat pria berkepala botak menunduk diatas balkon dengan muka garang. Tubuhnya kekar macam om Deddy.

"Sembarangan bob. Itu bukan upin—"

"Apa dong?"

"Pentol korek hehehe" lantas keduanya tergelak dengan kencang lupa kalau tadi hampir saja bertengkar. "Anak Kurang ajar!! Sudah berisik mengganggu ketenangan orang, tingkah lakunya minus"

"Ih ac kali om minus... Eh tapi emang Bobby kelakuannya minus deh, doyannya nonton bokep, tapi setiap hari bawaannya tasbih" sahut Daniel bikin pria berkepala botak semakin naik pitam. Bukan cuman om-om itu bahkan Bobby juga keki, niat banget sumbangin anak setan kemedan perang. Atau siapa aja ada yang mau? Dijual murah free ongkir. Lalu dengan segenap hati dan kekuatan tenaga dalam Bobby ikhlas menggeplak kepala Daniel biar otaknya geser jadi lurus, gak miring lagi. "Geblek!! Gak aku pinjemin lagi videonya, nyaho kamu!"

"Ih jangan dong beb. Itu edukasi dini menjelang dewasa"

"Kalian! Bocah gak beradab pergi sana!"

"Apasih om berisik banget, ganggu orang aja. Tuh tetangga pada rame gara-gara om. Kalau jantan sini hadepin di bawah! Jangan beraninya diatas!!" Mendengar itu Bobby tentu saja melotot, bola matanya membesar, tangannya mencolek colek lengan Daniel, agar mulut pria lemes itu berhenti bicara sebab, tapi semakin dilarang semakin jadi, sampai-sampai tantangan Daniel benar-benar menyulut emosi pria botak diatas sana, ia bahkan mengatakan untuk mereka menunggu dibawah sana karena ia akan menuju kesana. Lantas setelah pria itu menghilang dihadapan mereka Bobby buru-buru menjambak rambut Daniel. Menariknya agar mengikuti langkah kakinya meninggalkan tempat tersebut. "Dasar sinting! Cari mati saja! Aishh ayoooo kabur"

"Aduuh duhhh duhh Bobby jamet lepasin kampret. Sakit ini, sumpah woiii" teriaknya mengiringi pelarian diri mereka.

🍀🍀🍀

Hari ini Daniel masih mengikuti gadis itu setelah ia gagal kemarin akibat ulah Bobby yang menghampirinya dan berbuat ulah, tapi kali ini ia tidak sembunyi-sembunyi ia secara terang-terangan berada dibelakang gadis itu yang tentu saja membuat ia tak nyaman lalu memutar tubuhnya, berhadapan dengan Daniel.

"Kenapa kamu ngikutin saya? Saya gak punya uang" Daniel mengernyit, sembari bertolak pinggang "Emang tampangku mirip pelaku begal?" Sungutnya

"Iya" jawab gadis itu, membuat Daniel melongo. "Ehhhhh, ganteng gini loh"

"Kata siapa? Kamu jelek kok!"

"Hah?? Duh Cantik-cantik rabun! Coba dilihat lagi yang benar" Daniel lalu memajukan wajahnya tepat dihadapan gadis itu, yang sontak saja gadis itu juga memundurkan wajahnya sembari mengalihkan wajah, tangannya bahkan refleks mendorong wajah Daniel.

"Ja-jangan dekat-dekat!"

"Gabisa kalau tidak dekat nanti gak kelihatan gantengnya" katanya kembali memajukan wajahnya tapi secepat kilat juga wanita itu memundurkan tubuhnya.

"Kamu mau apa? Saya gak ada urusan sama kamu. Diam disitu!! Jangan dekat-dekat kasih jarak satu juta meter"

"Satu juta meter? gak sekalian aja nyuruh pindah planet?"

"Iya itu lebih bagus" sahutnya menjaga jarak, seolah-olah Daniel kuman. Melihat itu tanpa merasa tersinggung, Daniel justru semakin berniat iseng, ia semakin memojokan gadis itu hingga ia tidak bisa memundurkan tubuhnya lagi karena sudah terpentok tembok. Kedua tangan Daniel mengukung tubuhnya guna menutup akses gadis itu untuk kabur.

"Aku mandi tiga kali sehari kok, pake sabun, kadang sampoan kadang enggak, tapi dijamin bukan sampo isi ulang air. Sikat gigi tiap hari mau mandi, sebelum tidur, sebelum makan, pakai dedoran juga, pakai parfum supaya gak bau bawang. Jadi yakin deh aku bersih bukan keturunan kuman juga apalagi virus. Jadi gakusah takut gitu dong, aku tersinggung banget nih" jelas Daniel panjang lebar padahal ditanya juga enggak, inisiatifnya super tinggi.

"Mukamu kaya preman. Minggir!" jawab gadis itu asal, dia sudah tidak nyaman dengan posisi seperti ini. "Eittsss Jangan salah! Keturunan nenek dijamin product unggul gak ada yang kaya preman sumpah deh" Gadis itu menghela nafasnya sebenarnya dia mau apa sih?

"Kamu tuh mau apa sih?"

Daniel menyeringai, gigi yang tersusun rapi menampakan dirinya. Sebelum kembali menyahut ia lebih mendekatkan dirinya, kini jaraknya hanya beberapa senti, sembari tersenyum jahil ia akhirnya menyahut "Yasmin!! Ayo kita pacaran!!"