webnovel

Gong Eun Ra : Contested Woman

Versi Indonesia : Two Sides A Life Vol. 1 : Mencintai Seseorang Yang Tidak Membalas Mencintai. Chapter 1 s/d 155 : Mencintai tidak selalu tentang mengusap puncak kepalanya dan mencium keningnya setiap bertemu. Ini adalah cinta seorang pria dewasa yang sangat dingin, keras kepala, dan sangat egois untuk umurannya. Kim Tae Jung nama pria itu. Selain hidupnya selalu buruk, masa depannya juga kacau. Kim Tae Jung mencintai Gong Eun Ra, dan Kim Tae Jung tahu jika wanita yang dicintainya tidak mencintainya. Selain harus bersaing dengan Kim Tae Hyun, adik laki-lakinya. Kim Tae Jung juga harus bersaing dengan Park Ji Kang, sepupu laki-lakinya. Yang jelas-jelas tidak mencintai Gong Eun Ra, namun wanita itu tergila-gila pada Park Ji Kang. Si pria dingin dan rumit. Vol. 2 : Perubahan Tidak Merubah Perasaan. Belum memiliki Eun Ra, tidak membuat Kim Tae Jung diam. Sekalipun Kim Tae Jung tahu pernikahan Kim Eun Ra dan Kim Yoon Gi resmi adanya, Kim Tae Jung tetap tidak menyerah. Pria yang sudah tergila-gila pada Gong Eun Ra sejak benar-benar berusaha dengan keras menjadi dirinya sendiri dan mengembalikkan ingatan Eun Ra yang hilang begitu saja. Merasa percaya diri akan menang, pada akhirnya Kim Tae Jung menyadari. Masa lalu tidak bisa menjadi Masa depan. Baca selengkapnya di sini. Update setiap hari, 2 chapter sampai tanggal 31 Agustus 2022. Vol. 1 : Chapter 128 (31 Mei 202) Vol. 2 : Chapter 22 (30 Juni 2022) Vol. 2 : Chapter 84 (31 Juli 2022) Vol. 2 : Chapter 144 (31 Agustus 2022) ...........s/d

sakasaf_story · Urban
Not enough ratings
282 Chs

40. Pertemuan Dengan Gwang.

"Sialan, Im Kang Hyun." Eun Ra terus mengumpat pada pria dewasa yang terlihat sangat santai dan bersikap baik padanya dan beberapa kali juga Kang Hyun terlihat begitu santai dan tidak memikirkan siapa yang nyaman dan tidak nyaman.

"Bisakah tutup mulutmu, jalang?" tanya Kang Hyun kesal saat konsentrasinya sejak tadi terpecahkan karena makian yang cukup bertubi-tubi padanya. "Kau membuatku takut," tutup Eun Ra memilih mengambil cairan steril lagi menjauh dari pria dewasa itu.

"Kau sangat tidak bisa ditebak, kau sangat aneh dan baik. Tapi, kenapa kau mengatakan yang sebenarnya pada tuan Tae Jung? Apakah kau tidak sadar jika Tae Jung bisa saja membunuh--"

"Jika tuan Tae Jung membunuhmu, berarti aku yang akan mengulitimu," jawab Kang Hyun tidak kalah cepat membuat Eun Ra merasa sangat berat membahasnya lebih lanjut.

"Bagaimana menurutmu? Jika--"

"Berhenti memberiku pilihan saat kau saja tidak harus ku nilai baik. Berhenti banyak bertanya dan terus membuatku merasa sangat tertekan dengan mulut busukmu," kesal Kang Hyun membuat Eun Ra merasa sedikit tertekan akan sesuatu dan memilih memaki sebagai jawaban paling aman.

"Bisakah kau baik seperti sebelumnya? Aku sedang marah, sebab kau mengatakan pada tuan Tae Jung jika aku menyukainya. Tidakkah kau hanya menjaga rahasia milikku tanpa mengatakan sesuatu padanya aku sangat malu dan merasa sangat tidak nyaman sekarang. Bagaimana aku pulang dan--"

Kang Hyung menatap wajah Eun Ra marah dan kesal setengah mati, dia menatap tanpa suara dan melempar gunting ke lain arah membuat Eun Ra terdiam tidak lagi nebricara banyak.

Eun Ra tahu ini kesalahannya, dia tahu jika Eun Ra berhasil merubah mood dan fokus milik Kang Hyun.

Hanya saja... Apakah Kang Hyun tidak ingin memahami perasaan Eun Ra?

"Aku sangat tertekan saat ini."

"Tuan Kang Hyun, aku hanya ingin kau tahu saja. Semenjak kau mengatakan aku menyukai tuan Ji Kang pada tuan Tae Jung, aku merasa jika aku terlihat sangat salah menyukai tuan Ji Kang." Kang Hyun menganggukkan kepalanya, mengambil satu dan menyelesaikannya dengan cepat.

"Bicaralah, aku akan mendengarkanmu." Terlihat jika Kang Hyun mengalahkan ego nya sendiri untuk mendengar bagaimana Eun Ra akan berbicara padanya soal kesulitan hidup milik Eun Ra sejak pertama dia beli.

"Aku sebenarnya sangat tidak begitu yakin mengatakan ini padamu, karena apa yang kau akan mengatakan pada tuan Tae Jung, aku akan menyaringnya sedikit," jawab Eun Ra membuat Kang Hyun masih tetap diam disatu tempatnya.

"Jika aku menyukai tuan Tae Jung bukan tuan Ji Kang, bukankah aku tidak tahu diri, Kang Hyun?" tanya Eun Ra dengan menaikan satu alisnya serius pada Kang Hyun meminta penjelasan.

"Apa yang kau rasakan?"

"Tidak nyaman, aku harus mulai tahu diri karena Tae Jung begitu membantuku, dia memberiku segalanya, fasilitas, makanan, baju, tempat tinggal, dan segalanya."

"Lalu?" tanya Kang Hyun yang begitu kebingungan menyadari apa yang akan Eun Ra pikirkan lebih jauh lagi soal perasaannya. "Aku sudah mendapat peringatan tegas, aku tidak bisa menyukai Tae Jung atau Tae Hyun. Aku tidak ingin mencintai satu pria jika dalam satu keluarga memiliki dua pria dewasa sebelum menikah," jelas Eun Ra serius sekali pada Kang Hyun yang terlihat begitu bingung meresponnya.

"Apa yang kau katakan?"

"Itu hanya lelucon, jika kau menyukai pria manapun, kau harus menyukainya tanpa mendengar mitos gila itu. Karena jika--"

"Tapi aku benar-benar menyukai tuan Ji Kang!" Eun Ra memutus nasihat Kang Hyun yang masih terus menasihati Eun Ra soal hubungannya.

"Jadi kau akan tetap menyukai tuan Ji Kang tanpa mendengar kosekuensi yang ku berikan padamu?" tanya Kang Hyun kembali mengungkit masalah yang sama dimana Eun Ra hanya bisa menghela nafasnya berat.

"Jelaskan padaku apa masalahmu, jika kau merasa aku harus mencintai pria dominan yang ada dikeluarga Min aku tidak bisa, tapi jika kau terus melarangku mencintai pria yang ku cintai, kau bukan siapa-siapa. Jadi, haruskah aku mendengarkan bualan yang keluar dari mulutmu?"

○○○

"Aku melihatmu," ucap Ji Kang bahkan sebelum dia pergi dari tempat bertemunya Jo Ka dengan Ko Ji saat itu juga. In Seung sudsh pergi lebih dulu, mengecekkan uangnya ke beberapa rekannya, dan Ji Kang begitu paham dengan Gwang yang Ko Ji pikirkan mereka berdua.

"Tuan, bisakah aku meminta waktumu sebentar saja?" tanya Tae Gwang berbicara pada Ji Kang dengan sangat amat lirih, lembut dan serius. "Ada apa?"

"Apa ini siasat yang Ko Ji lakukan untuk menangkap--"

"Tidak tuan," jawab Tae Gwang langsung saja mengatakan jika dia tidak akan mampu melakukan hal semacam ini. Lagi pun, dimana Tae Gwang, Van Tae dengan Jo Ka terlihat begitu dominan Jo Ka untuk perihal membunuh.

Mungkin tatapan Van Tae begitu tajam bahkan wajahnya tertutup rapat dengan penutup wajah dan kacamata hitamnya.

Hanya saja bagi Tae Gwang, terlihat begitu jelas jika Ko Ja benar-benar bukan orang sembarangan.

Seperti jika saja Tae Gwang akan berpindah tangankan kekuasan dan pekerjaan saat In Seung memintanya menjadi mata-mata, Tae Gwang sama sekali tidak keberatan melakukannya.

Terlalu munafik memang.

"Aku hanya ingin berbicara denganmu diluar konteks pekerjaanmu dengan tuan Ko Ji." Ji Kang terlihat tidak begitu tertarik namun tidak meninggalkan langkahnya sama sekali, dan untuk Tae Gwang, dia terlihat sedikit tersenyum mendapatkannya.

"Dua bulan yang lalu ada peledakan pelelangan di daerah pinggir kota Seoul. Beberapa mengatakan jika rusaknya black market karena seseorang meledaknya, mengambil sebagian uang dan mencuri beberapa wanita jalang di sana. Aku hanya ingin bertanya dengan lancang," ucap Tae Gwang terlihat sangat terampil dan berbicara, menyusunnya dengan rapi dan tidak membuat lawan bicaranya terintrupsi untuk diam.

"Ya?" tanya Ji Kang menunggu kabar selanjutnya. "Apa kau tahu siapa yang meledakkannya, beberapa infomasi yang ku tahu hanya sebatas itu, limabelas hacker di Seoul dan Busan sudah ku mintai bantuan mencari siapa yang melakukannya. Bisakah aku meminta tolong pada hacker milik tuan Ko Ja untuk memindai sedikit CCTV yang terbakar?" tanya Tae Gwang terlihat sangat gusar dan gelisah sekali.

Dia menghela nafasnya berat berulang kali, sampai dia pikir lebih baik mengatakannya langsung, In Seung bilang jika Jo Ka bukan orang yang begitu ramah dan baik.

Dia datar, dingin, dan tidak perduli.

Tapi jika Tae Gwang berhasil mendapat informasi penting mengenai keponakannya, dengan beberapa uang yang dia dapatkan dari kakaknya (Tae Joon) setidaknya dia akan menebus kesalahannya sendiri dengan membiarkan keponakannya tahu kebusukan ayahnya sendiri.

"Apa yang ku dapatkan jika ku pinjami satu hacker milikku?" tanya Ji Kang dengan wajah sangat mengejek, yang sialannya membuat Tae Gwang merasa tidak nyaman mendneharnya.

Ini sulit, uang Tae Gwang memang punya, tapi Jo Kang bukan pria yang membutuhkan uang. Tae Gwang juga memiliki kepercayaan, tapi Jo Ka akan tetapi tidak percaya dengan apa yang dia lakukan jika Tae Gwang berganti dan berkhianat.

Jika Tae Gwang egois untuk berpindah sekarang, itu sama saja bunuh diri, membuat citranya buruk dan selebihnya.

"Aku tidak memiliki uang, kepercayaan, dan rasa patuh lagi sekarang. Uangku tidak berguna untukmu, tuan. Lalu, kepercayaanku sudah ku berikan pada tuan Ko Ji sepenuhnya. Rasa patuhku sudah ku jual pada Ko Ji juga." Ji Kang terlihat sangat penasaran, dia menganggukkan kepalanya pelan, dia menurunkan kacamata hitam yang awalnya tidak dipakai namun beberapa menit keduanya bertemu Ji Kang berusaha memakainya.

Mata tajam, datar dan kosong milik Ji Kang menatao mata Tae Gwang saat itu juga.

"Apa kau berusaha menawarkan infomasi dengan nyawamu?" tanya Ji Kang membuat Tae Gwang terkejur mendengarnya, tidak ada yang bisa dia katakan sekarang.

Kepalanya memberat, dia mengangguk. "Aku memberikan nyawaku hanya untuk infomasi itu, karena aku membutuhkan keponakanku kembali, tuan," jawab Tae Gwang yang saat itu membuat Ji Kang tersenyum tipis mendengarnya.

"Ku beli." Ji Kang menyanggupinya dengan senyum remeh kecil yang berhasil dia dapatkan. Apakah ini permainan baru.

"Ku pinjamkan kau satu hacker milikku." Lalu, Ji Kang berjalan menjauh memberi kode pada salah pekerjanya untuk mendekat pada Tae Gwang.

"Beri dia infomasi," titahnya langsung masuk ke mobil kembali ke manison tiga.

Mengecek barang yang sudah Ji Kang ambil sejak tadi pagi.

Seseorang akan bermain dominan.

sakasaf_storycreators' thoughts