webnovel

Gong Eun Ra : Contested Woman

Versi Indonesia : Two Sides A Life Vol. 1 : Mencintai Seseorang Yang Tidak Membalas Mencintai. Chapter 1 s/d 155 : Mencintai tidak selalu tentang mengusap puncak kepalanya dan mencium keningnya setiap bertemu. Ini adalah cinta seorang pria dewasa yang sangat dingin, keras kepala, dan sangat egois untuk umurannya. Kim Tae Jung nama pria itu. Selain hidupnya selalu buruk, masa depannya juga kacau. Kim Tae Jung mencintai Gong Eun Ra, dan Kim Tae Jung tahu jika wanita yang dicintainya tidak mencintainya. Selain harus bersaing dengan Kim Tae Hyun, adik laki-lakinya. Kim Tae Jung juga harus bersaing dengan Park Ji Kang, sepupu laki-lakinya. Yang jelas-jelas tidak mencintai Gong Eun Ra, namun wanita itu tergila-gila pada Park Ji Kang. Si pria dingin dan rumit. Vol. 2 : Perubahan Tidak Merubah Perasaan. Belum memiliki Eun Ra, tidak membuat Kim Tae Jung diam. Sekalipun Kim Tae Jung tahu pernikahan Kim Eun Ra dan Kim Yoon Gi resmi adanya, Kim Tae Jung tetap tidak menyerah. Pria yang sudah tergila-gila pada Gong Eun Ra sejak benar-benar berusaha dengan keras menjadi dirinya sendiri dan mengembalikkan ingatan Eun Ra yang hilang begitu saja. Merasa percaya diri akan menang, pada akhirnya Kim Tae Jung menyadari. Masa lalu tidak bisa menjadi Masa depan. Baca selengkapnya di sini. Update setiap hari, 2 chapter sampai tanggal 31 Agustus 2022. Vol. 1 : Chapter 128 (31 Mei 202) Vol. 2 : Chapter 22 (30 Juni 2022) Vol. 2 : Chapter 84 (31 Juli 2022) Vol. 2 : Chapter 144 (31 Agustus 2022) ...........s/d

sakasaf_story · Urban
Not enough ratings
282 Chs

21. Sisi Manis Tersembunyi.

"Kau menyebalkan," keluh Tae Hyun yang benar-benar saat itu diusir oleh kakaknya untuk kembali ke perusahaan kakeknya.

Tae Hyun menurut. Dari limabelas menit yang lalu Tae Hyun terus menggerutu membuat Tae Jung yang lain terus mendengar kesal dan gemas begitu mendengar yang kesekian kalinya Tae Hyun menggerutu pada Tae Jung.

"Kak Tae Jung menyebalkan, Kak Ji Kang. Dia--"

"Berhenti mengatakan omong kosong dan tutup mulutmu, brengsek!" kesal Ji kang dengan perasaan yang membuat Tae Hyun terdiam karena Ji Kang berteriak ke arahnya.

"Jangan memarahiku jangan menjadi seperti Kak Tae Jung, itu menyeramkan," kesal Tae Hyun dengan suara sangat manja membuat Ji Kang yang mendengarnya benar-benar melempar satu laporan ketebalan limaratus lembar ke arah Tae Hyun.

DAK!

Lalu sunyi, Tae Hyun tidak mengaduh karena baik Tae Hyun atau Ji Kang keduanya beradu mata satu sama lain.

Sekarang lebih serius, Tae Hyun mengalihkan tatapannya dari Ji Kang dan memilih diam.

Rumor kencang dari kakaknya adalah apa yang dikatakan kakaknya.

'Ji Kang bisa memutilasi semua korbannya hampir limabelas korbannya perhari, jangan main-main dengannya atau kau bisa dibunuh olehnya Tae Hyun. Ji Kang membunuh tidak melihat bulu, semuanya bisa dia lukai,'

Tae Hyun sejak tadi memikirkan hal itu tidak memikirkan membuatnya tertekan dan memikirkan membuatnya ngeri.

Ji Kang itu benar-benar tidak bisa ditandingi. Jika Tae Jung saja hanya bisa empat atau lima manusia, Ji Kang Ah lupakan.

"Kau membuatku ingin menyobek mulutmu sejak tadi Tae Hyun, diam atau aku yang harus menyobeknya agar kau tetap diam," gertak Ji Kang membuat Tae Hyun yang mendengarnya benar-benar menghela nafasnya lirih sekali dan memilih menelan ludahnya sukar.

Sekarang Tae Hyun takut, dia merasa sangat merinding kali ini. "Maaf," ucap Tae Hyun yang memilih mengambil berkas yang dilempar padanya dan Tae Hyun keluar dari ruang kerja itu untuk mencetak beberapa kesalahan.

"Kau benar-benar membuatku marah," kesal Ji Kang saat melihat dengan jelas bagaimana Tae Hyun keluar dengan sangat cepat untuk menghindarinya.

"Astaga!" takut Tae Hyun dengan masih bergumam memeluk erat laporan tadi dan menabrak beberapa orang suruhan kakaknya yang selalu berdiri di depan setiap pintu ruang kerja Ji Kang atau ruangan yang dia masuki.

Ada yang penasaran untuk apa?

Ji Kang selalu emosional, dia buruk untuk mengatasi, sesuatu. Selain dia buruk mengurus dirinya sendiri, saat Ji Kang marah dia bisa kalap dan melupakan segalanya.

Dengan begitu Tae Hyun selalu mendapat pengawasannya sendiri dan karyawan yang lain jika saja Ji Kang kelepasan, dia bisa membunuh semua pekerja itu.

Ada korbannya?

Ada!

Dua karyawan perempuan dan lima karyawan laki-laki. Masalahnya hanya karena tidak sengaja memukul atau tidak sengaja menabrak Ji Kang.

Balasannya adalah kematiannya.

"Tidak apa-apa, tuan Tae Hyun?" tanya priatinggi itu membuat Tae Hyun yang terkejut sedikit menjadi terbiasa dan biasa saja. "Iya."

"Terimakasih paman, aku sangat tidak fokus karena Kak Ji Kang memarahiku. Dia sangat menyeramkan paman," adu Tae Hyun membuat pekejra itu menggelengkan kepalanya begitu melihat adik tuannya langsung berlari ke ruangan sebelahnya untuk melanjutkan beberapa pekerjannya yang tertumpuk.

"Benar tuan Tae Hyun, tuan Ji Kang jika marah memang menyeramkan. Hanya saja, lebih menyeramkan lagi jika tuan Tae Jung yang marah."

"Dia bisa membunuh siapa saja yang di dekatnya, meledak atau menembak siapa saja yang sangat buruk dalam pekerjaannya," gumam pekerja itu dengan melihat seberapa Tae Hyun masih sedikit takut dan mengingat ucapan Ji Kang sejak tadi.

"Semoga hidup kalian bahagia tuan."

○○○

Ji Kang menghentikan kerusuhan itu.

Tangannya menghentikan pukulan Ji Min pada kepala Eun Ra begitu EunnRa hanya mengaduh di atas bibirnya saja dan kedua matanya menutup erat. "Kau ingin melakukan apa, tuan Ji Min?" tanya Ji Kang yang mampu membuat Ji Min terdiam tidak bisa menjawab apapun.

"Apa seperti ini perlakuanmu selama ini?"

"Haruskah aku tegaskan padamu apa tugasmu di mansion ini, Song Ji Min?!" tanya tegas Ji Kang begitu dia melupakan sesuatu yang tertinggal dalam dirinya.

PRANG!

Kali ini Ji Kang membanting asal botol itu membuat siara menggema hanya dalam botol ambil asal Ji Min.

Sepertinya Ji Kang marah, matanya melihat ke arah Ji Min dengan tatapan penuh menyakitkan. Eun Ra bisa melihatnya, sebab saat Eun Ra merasa ada yang menolongnya saat itu Eun Ra mulai membuka kedua matanya melihat orang itu.

"Kau selalu ikut campur tuan Ji Kang," jawab Ji Min yang saat itu sama sekali tidak merasa takut membalas ucapan Ji Min yang bahkan Eun Ra lihat sangat kentara untuk ditakuti.

Tatapan Ji Kang kali ini sangat dalam, lebih menjelaskan bagaimana sekarang Ji Kang tidak main-main dengan kemarangannya. Menurut Eun Ra seperti, ada seseorang yang membuatnya marah.

"Well? Kau selalu membuat masalah di sini, bukankah puas kau berhasil membunuh ibumu sendiri? Tidakkah kekejamanmu harus ku perjelas dan ku ceritakan pada semua orang, Song Ji Min?"

"Bukankah kau seharusnya malu masih bisa tinggal di sini nona Ji Min?" tanya tajam Ji Kang membuat Eun Ra yang sedang mencuri dengar ikut terdiam. "Tutup mulutmu, tuan--" Belum selesai Ji Min mengatakan nama Ji Kang, ucapan Ji Min terpotong cukup jelas kali ini.

"Oh?"

"Tidak tahu diri!" maki Ji Kang dengan menunjuk pintu keluar gudang berkas itu membuat Ji Min yang melihat itu memilih menghentakkan kakinya dengan serius kali ini.

"Kau ingin aku yang menyeretmu untuk keluar, atau kau ingin aku melemparmu?" tanya Ji Kang cukup bersemangat bagaimana dirinya berhasil memikirkan dan membuat hal yang lebih serius dari yang Eun Ra bayangkan.

Ini aneh, ini mengerikan. Ji Kang marah? Kenapa sangat berbeda dari Ji Kang yang baik? Eun Ra mulai merinding kali ini.

"Kau selalu mendominasi semuanya, dan sekarang kau marah saat aku mendominasi. Ini tidak adil!" kesal Ji Min dengan berjalan kasar meninggalkan ruangan itu membuat Ji Kang sedikit kesal.

Dengan perasaan cukup kemarahannya Ji Kang mulai berbicara. "Sadarlah anak pembantu! Lihat wajah, mahkota dan tahtamu. Kau hanya pekerja, bukan ratu. Kenapa kau harus mendominasi di mansion ini jika pekerjaanmu saja hanya membersihkan mansion ini?" seru Ji Kang membanting posisi Ji Miin dengan haraga dirinya yang tinggi.

Ji Min yang baru saja akan keluar menjadi kembali berhenti, dia melihat ke arah Ji Kang dengan mata tajam dan jari telunjuknya menuding ke arah Eun Ra.

Eun Ra yang melihat hanya bisa memundurkan langkahnya sedikit takut. "Lihat di belakangmu, tuan Ji Kang. Dia jalang, kau melupakan fakta yang sama dimana kau juga menaruh kotoran di atas kepalamu. Apa kau lupa?" Setelah puas mengatakannya Ji Min memilih keluar dari ruangan yang semakin sempit itu membuat Eun Ra menjadi semakin canggung.

"Lupakan saja," perintah Ji Kang membuat Eun Ra terkejut karena Ji Kang melihat ke arahnya bagaimana dirinya terlihat sangat menganggap ucapan Ji Mim dengan wajah serius.

"Sepertinya kau sangat dekat dengan Kak Ji Min?" tanya Eun Ra yang menyadari bagaimana komunikasi Ji Kang dengan Ji Min kerasa sekali sangat baik.

Walaupun sama-sama memaki Eun Ra bisa melihat dengan jelas sekali.

"Iya, jika aku dan Tae Jung tidak menyeretnya pergi dari mansion lama kakek dia pasti akan mati hancur seperti ibunya dan juga Soo Bin."

"Banyak kematian saat itu, dia benar-benar kurang bersyukur dan bertingkah tidak tahu diri. Aku hanya menegurnya," jelas Ji Kang bagaimana komunikasi Ji Kang terlihat sangat baik dengan Ji Min.

Ji Kang seperti menjelaskannya dengan sangat rapi dan mendetail agar Eun Ra paham dan tidak salah pengartian padanya.

"Kau belum selesai mengerjakan pekerjaanmu?" tanya Ji Kang yang terasa terlihat jika sejujurnya baik dirinya atau Eun Ra keduanya memiliki komunikasi yang baik juga. "Bagaimana bisa kau bekerja dengan serius jika gudang sekecil ini saja tidak beres Eun Ra. Benar-benar merepotkan benar kata Tae Jung."

"Kau tidak bisa diandalkan," sambung Ji Kang dengan suara sangat serius yang mampu membuat Eun Ra mengerucutkan bibirnya kesal. Dia tidak marah, sungguh!

"Kak Ji Min memintaku membersihkan dapur, dan ya. Aku sudah menyelesaikan pekerjaan ini dua jam yang lalu. Membutuhkan waktu lima jam aku membersihkannya," jelas Eun Ra menyangkal apa yang sebenarnya terjadi pada ruangan ini.

"Kak Ji Minmerusak pekerjaanku. Bukankah sangat terlihat jika Kak Ji Min sangat membenciku tuan Ji Kang?" tanya Eun Ra serius kali ini. Dan bodohnya Ji Kang, dia memilih tertawa saja.

Dia mengeluarkan pill yang biasa dia konsumsi. Sial, dia ingin meninggikan dosisnya.

"Kau manja, Eun Ra," celetuk Ji Kang dengan berjalan keluar menuju kamarnya di lantai tiga.

Hallo, saya datang lagi.

sakasaf_storycreators' thoughts