webnovel

Rencana

Kejadian kemarin malam ternyata membawa hal buruk pada pekerjaan Jerry. Sudah ada pemberitahuan kedudukan manager keuangan kosong. Hal itu membuat seluruh penghuni MG grup bertanya kebenaran  perihal berita tersebut.

Sudah pasti berita menggemparkan itu menjadi perbincangan kala Pegawai MG grup tengah makan siang.

Sora dan Zaskia di tengah kantin. Bukan semilir udara sejuk sampai di telinga mereka, tetapi semilir gosip tentang Jerry yang dipecat dari pekerjaannya.

Sora menghentikan acara makan enaknya telinga tersumbat oleh pembicaraan yang menjelek-jelekkan Jerry.

"Astaga aku tidak bisa makan kalau begini terus." Sora meletakan sendok beserta garpu di atas piring lantas melirik sekumpulan orang tengah bergosip ria.

"Apa perlu kita buat mereka bungkam?" tawar Zaskia, menatap orang-orang itu dengan tatapan membunuh.

"Tidak usah. Bukankah ini yang aku harapkan. Tetapi, kenapa perasaanku sangat buruk?"  Berulang kali Sora menghela napasnya.

Hah!

"Tapi rencana kamu berhasil, Sora. Bukankah seperti ini yang mesti dia dapatkan? Sekarang dendam kamu sukses. Sudahlah jangan dipikirkan. Semua kejadian ini bukan salah kamu sepenuhnya, Jerry juga salah sudah mempermainkan perempuan baik sepertimu, dan berusaha mencari kesempatan hubungannya dengan Ibu direktur MG grup. Semua rencana busuk yang ia susun akhirnya tercium juga. Maka dari itu jangan salahkan diri kamu, oke."

Sora mengangguk setuju semua penjelasan Zaskia mengenai Jerry.

Sora sudah menerima semuanya lantas apakah Jerry sanggup menerima keputusan direktur MG grup. Mengeluarkan dia dari pekerjaan.

Sebenarnya Jerry datang pagi ini dengan niat bekerja seperti biasa. Namun, sampai lobi penjaga keamanan membawanya ke luar atas perintah direktur MG grup. Awal yang sangat mengejutkan menerima pemecatan tanpa alasan yang jelas.

Jerry memang salah, tetapi direktur MG grup tidak profesional menyangkut pautkan masalah pribadi dengan pekerjaan.

Jerry masih enggan pergi, dia menerobos masuk kantor direktur. Menyuap penjaga keamanan dengan uang yang dimiliknya saat ini.

Bruk! Terdengar pintu tertutup, tentu saja membuat direktur MG grup--Yolanda terkejut ketika melihat Jerry masuk tanpa permisi.

Klik!

Untuk menjaga hal tidak diinginkan pintu itu dikunci dari dalam oleh Jerry. Kemudian dia melangkah mendekati Yolanda yang masih asik di kursi kebesarannya.

"Beraninya penipu menerobos masuk ruangan direktur. Jangan harap bisa lolos kali ini!" Yolanda bergerak cepat menekan tombol interkom,  "Disini ada penyus--" belum sempat menuntaskan kalimatnya Jerry menutup bibirnya. Melumat paksa agar Yolanda tidak bergerak atas ijinnya.

bibir merah itu terpaksa menerima setiap mahligai kenikmatan yang diberikan tanpa ijin. Walaupun begitu dua tinju kecil mencoba memukul dada bidang, lemah dan tidak bertenaga tetap saja melakukan itu sampai akhirnya jemarinya  meremas pakaian yang dikenakan Jerry.

Sentuhan demi sentuhan menjelajahi lekuk tubuh sintal dengan balutan rok ketat belah pinggir, hingga warna kulit nan putih itu nampak ketika lima jari menyusup diantara kehangatan.

"Jerry hentik-an ...." Setiap suara yang memerintah akan menjadi penyesalan karena saat itulah Jerry makin dilanda gairah yang menggebu.

Yolanda pasrah, permainan nakal pria satu ini tidak bisa diabaikan. Dengan senang hati dia menanggalkan semua busana, membuang kesembarang arah. Tergolek indah tubuh mulus tanpa kain penutup tidak mampu mengalihkan tatapan dari keindahan yang siap ia nikmati.

Kedua mata elang itu makin berkabut. Hanya keinginan agar cepat terlaksana mencapai surga dunia. Membawa tubuh sintal tanpa helai kain ke atas sofa empuk. Tidak ingin menjeda keindahan itu, waktunya sudah tepat pada akhirnya mereka saling memeluk, menggapai puncak yang didamba dengan erengan napas tersendat dan sesak. Peluh memandikan dua tubuh tanpa kain itu walaupun penyejuk ruangan terasa membeku.

Akhirnya hanya desahan memenuhi ruangan tersebut. Beruntungnya ruangan itu kedap suara. Mereka dapat melakukan lagi berulang kali sampai batas yang diinginkan.

"Kamu benar-benar nekad. Membuat direktur perusahaan tidak berdaya seperi ini. Kamu pantas dipecat, Jerry. Aku pastikan tidak ada wanita lain yang bisa memiliki mu, selain aku!"

Yolanda menyeringai, lantas melirik Jerry yang setia berbaring disampingnya.

"Baiklah lakukan apapun yang kamu suka Ibu direktur yang terhormat. Jika aku tidak bekerja di perusahaan ini maka kamu tidak akan bisa menatap wajah tampan ini. Jadi jangan berani-berani memecat tanpa alasan yang jelas honey."

Jerry tersenyum sinis, lantas mencekal dagu belah dua itu kemudian melumat lembut bibir ranum yang menjadi candunya.

"Kamu bajingan Jerry. Tetapi aku tidak suka bila kamu memohon pada wanita lain. Mintalah dan memohon lah hanya padaku! Ini perintah bukan permintaan," ucap Yolanda kemudian melumat bibir Jerry sejenak.

Jerry sudah memutuskan akan memikat dua wanita sekaligus. Dia akan menguasai Yolanda dan hartanya, dan Sora yang menjadi target kedua. Namun, golden woman tetap spesial. Sampai semua kekayaan bisa ia miliki. Begitulah rencana besar yang disusun Jerry setelah merenung malam itu.

~~~

Daniel tidak bisa bergerak bebas karena bawahan Mr. Aland terus mencarinya disetiap sudut kota metropolitan. Hari ini tujuannya gagal menemui Sora. Dia berakhir di sebuah motel kecil yang terpencil.

"Aku harus  cari cara agar terbebas dari pengintaian mereka. Sial mengapa si brengsek ini teleponnya tidak aktif?" Daniel berusaha menghubungi rekannya--Fatir. Tapi sepertinya tidak berjalan lancar.

Hingga akhirnya dia termangu di kamar yang cukup gelap itu. Sesekali menyibak tirai tebal melihat situasi di luar. Dia menghela napas berat ketika lelaki berdasi itu masih setia nongkrong di luar sana.

~~~

Sora sudah menyusun semua pakaiannya dalam koper. Sore ini Sora akan pindah ke rumah kontrakan. Setelah mengumpulkan gaji perbulannya dia bisa menyewa satu rumah dengan dua kamar, satu kamar mandi, ruang santai dan dapur. Baru kali ini tinggal di rumah sendiri tanpa paman dam bibinya.

"Aku pasti sangat merindukan kamu, teman. Bagaimana aku melewati malam ini tanpamu." Zaskia bersedih atas kepindahan Sora dari rumahnya.

"Jangan begitu ah. Aku pasti main ko ke rumah kamu. Lagian jarak rumah ini tidak jauh. Kita bisa bertemu setiap hari sepulang kerja."

Memang rumah kontrakan Sora hanya berjarak satu meter dengan tempat tinggal sahabatnya, tetap saja Zaskia menangis lebay.

Tepat pukul delapan malam Sora berhasil membereskan barang-barangnya. Entah kenapa hatinya merindu Daniel Kim. Lesung pipi yang menggemaskan, senyum yang indah dengan pacaran mata sendunya. Juga bibir merah seperti habis makan cabai

Oh iya tidak lupa tinggi tubuhnya yang profesional. Semua keindahan itu ada pada lelaki itu.

Mengapa ada manusia sesempurna seperti dia? Wajar saja jika jantung Sora tidak aman saat bertatap wajah dengan abang dimples.

"Tumben tidak ada kabar beritanya? Biasanya dia selalu muncul disaat aku kelaparan," gumam Sora sendiri membayangkan Daniel.

Tidak bisa ditahan lagi rasa lapar terus meradang. Bisa-bisa tidak bisa tidur merasakan perut keroncongan. Pada akhirnya Sora memutuskan ke luar rumah tepat pukul delapan lewat tiga puluh.

Yupz, kini Sora sudah berpakaian rapih. Celana Levis ketat dan switer rajut. Dia siap menjelajahi kuliner malam.

Beberapa saat kemudian. Sora tengah berjalan santai di pinggir jalan. Sekantung baso cilok tengah ia nikmati dalam perjalanan. Entah ada angin apa sebuah mobil sedan putih berhenti tepat di sampingnya.

Pemilik mobil itu ke luar menampakan wajahnya yang rupawan. Sontak saja mimik wajah Sora berubah masam karena pemilik mobil itu bukan Daniel, melainkan Jerry.

"Sora, akhirnya aku menemukan kamu."

"Untuk apa mencariku? Kita sudah end!" balas Sora ketus.

"Hei wanita cantik. Perjalanan cinta kita masih panjang. Beri aku waktumu sebentar saja," pinta Jerry seolah tidak pernah ada dusta diantara mereka.

"Cukup! Kamu sedang merayuku? Maaf tidak akan mempan!" Sora mencibir lantas melangkah pergi.

"Hei Sora! Kali ini kita harus bicara dari hati, kehati. Bagaimana? Plis sebentar saja. Aku ingin meminta maaf atas sikap kasarku tempo lalu."

Sora terkekeh geli tidak disangka ucapan itu terlontar dari bibir lelaki brengsek ini.

"Tapi maaf ya, aku tidak bisa memaafkan kamu. Kita satu, satu."

Alis Jerry terangkat sepenuhnya, "Apa satu, satu? Sora aku mohon sebentar saja."

Jerry memperlihatkan aigyo yang membuat Sora mual melihatnya.

"Hah, kamu akan terus mengikuti, sebelum aku mengabulkan permintaanmu?"

Jerry mengangguk mantap. "Masuklah ke mobilku. Kita bicara di tempat yang aman dari mata dan telinga orang lain."

"Baiklah, tapi jangan bawa aku ketempat aneh! Awas saja jika kamu melakukan pelanggaran. Anu-mu yang berharga aku sunat!" ancam Sora sengit.

Jerry bergidik mendengar ancaman tersebut. Walaupun begitu bersedia membuka pintu mobil untuk Sora.

Jerry menyeringai licik. Malam ini rencananya harus berjalan lancar. Demi tato yang memiliki arti, dia rela menempatkan Sora dalam bahaya.