Jerry membuat pilihan agar Sora mau berkencan dengannya.
"Bagaimana Sora, sudah diputuskan?" tanya Jerry untuk kesekian kalinya.
"Maaf, aku masih banyak pekerjaan, permisi." Alih-alih menjawabnya Sora memilih pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Sora tunggu!" Jerry mengejar, mencekal pergelangan tangan Sora.
"Kau tidak bisa pergi seperti ini, Sora. Putuskan sekarang juga jawabannya!" tuntut Jerry tegas.
Sora menghela napas panjang. "Kau sangat menyebalkan sekali. Mau tahu jawabanku?"
Sora mendekatkan wajahnya ke depan pendengaran Jerry kemudian berkata, "Terserah. Kau bisa melakukan apa saja, jangan libatkan aku."
Puas memberi jawaban pada akhirnya Sora benar-benar ke luar dari ruang tersebut.
"Akh ... Perempuan itu sangat sulit didapatkan." Jerry menggeram kesal, semua ancaman tidak membuat Sora luluh.
Jerry kembali ke meja kerjanya. Kulit wajahnya yang putih bersih itu berubah merah padam. Rahangnya mengeras kala emosi tidak lagi tertahan. Akibat penolakan Sora, selembar lamaran pekerjaan tersebut dibuang ke tong sampah.
"Rasakan. Aku tidak mungkin menerimanya. Jadi jangan salahkan aku," gerutu Jerry. Setelah membuang CV tersebut Jerry menyenderkan punggungnya dan menutup kedua mata dengan santai.
Sora sendiri melangkah cepat melintasi koridor perusahaan. Ancaman Jerry telah membuatnya kesal, sungguh tidak percaya sudah mencintai lelaki jahat selama dua tahun lebih.
"Wah ... Mendadak bulu tanganku berdiri semua. Menyebalkan sekali sudah mencintai si licik Jerry dua tahun, bahkan aku sangat bodoh rela memberikan semuanya hanya untuk di jadikan wanita percobaan. Sial!"
Panjangnya lorong, tidak sepanjang gerutuan Sora setiap langkahnya. Namun, langkah kecil tersebut harus terhenti ketika Yolanda melintas.
Sora menarik napas panjang, kemudian melangkah cuek melewati Yolanda.
"Wah ... Sial, bisa-bisanya wanita kumal itu tidak menyapaku," gerutu Yolanda langkahnya terhenti seketika setelah Sora berjalan cuek.
"Berhenti!" teriak Yolanda menatap tidak suka atas sikap Sora yang mengabaikannya.
Membalikan tubuhnya serentak menoleh ke sumber suara tegas itu.
Kekehan kecil wanita berparas menawan itu terkatup ketika Sora berani menatapnya.
"Aku hanya mengatakan. Pacarmu yang tampan itu lolos interview. Mulai sekarang dia sudah menjadi pegawai MG grup. Dan aku hanya ingin mengingat. Hati-hati jangan sampai dia pindah ke lain hati. Pastikan pacar tampanmu itu di jaga sebelum aku memilikinya," ucap Yolanda di akhiri seringai evil.
Dua tangan Sora terkepal kuat. Andai saja Yolanda bukan direktur perusahaan, mana mungkin Sora menahan diri dengan semua ocehan itu.
"Lihat saja nanti. Apa dia bisa kau taklukan?" balas Sora mengulum senyum kepahitan.
"Baiklah Sora. Sepertinya kau tidak cemas. Dengan senang hati aku akan membuat dia menyukaiku." Yolanda benar-benar pergi setelah membuat hati Sora berdecit kesal.
"Ugh, dasar perempuan obralan," ucap Sora menunjukan tinju kecilnya saat punggung Yolanda menjauh.
...
Kabar mengenai Daniel diterima kerja sampai ke telinga Jerry. Tentu saja semua keputusan HRD membuatnya kesal sudah berani menerima orang yang membuat moodnya memburuk.
Brak!!
Jerry menggebrak meja kerjanya dengan rahang mengeras.
"Bajingan siapa yang merekrut orang itu? Siapa?!" pekik Jerry.
"Aku yang menerima dia bekerja?" balas Mr. Yohan tiba-tiba masuk ke ruangan. Kini beliau berdiri tegak menatap tajam pada Jerry.
"Oh, pimpinan." Jerry langsung memasang tubuh tegak. Atas kehadiran pemilik perusahaan.
Mr. Yohan mengitari Jerry dengan sorot matanya yang tajam. Melihat Jerry seperti ini tidak membuat Mr. Yohan senang. Kejadian waktu di pesta masih membuat Mr. Yohan kesal, jika saja putrinya--Yolanda tidak memohon mana mau Mr. Yohan menerima Jerry lagi.
"Kau kembali ke perusahaan karena putriku. Jangan pernah membuat masalah, atau menyakiti perasaannya. Aku tidak segan menendangmu jika kau membuat Yolanda dalam masalah. Apa kau mengerti!" tegas Mr. Yohan.
"Bab-baik pimpinan. Saya faham." Jerry menunduk lesu. Semua emosinya lenyap seketika kedatangan pria paruh baya itu membuat keberaniannya menciut.
Mr. Yohan menempati kuris kebesaran Jerry. Melihat papan nama yang berlapis kaca tebal yang bertuliskan nama Jerry dan jabatannya yang baru sebagai wakil direktur.
"Pemuda itu tempat dia di manajemen keuangan. Jangan pernah mengganggunya!" ancam Mr. Yohan tegas.
Suara Jerry terasa tercekat hanya sekedar menerima keberadaan Daniel. Tetap saja tidak bisa membantah perintah atasan.
~~~
Mengejutkan Daniel bisa bekerja satu bagaian dengan Sora. Bahkan tempat duduknya saling berhadapan. Sora tidak fokus dengan pekerjaannya karena keberadaan Daniel telah membuat rekan kerjanya bertingkah aneh. Daniel sudah banyak membius pegawai perempuan, mereka bahkan mencari-cari perhatian pada Daniel. Atau menawarkan bantuan pekerjaan.
Karena Daniel masih baru dan belum faham betul cara kerjanya. Beberapa perempuan bergantian mengajari Daniel. Semua tingkah mereka membuat Sora muak.
Tatapan Sora tidak mau beralih dari Daniel. Bibir tipisnya mengerucut, dengan dua tangan meremas kertas HVS.
"Sabar Sora. Pacar sabar pasti terlihat makin cantik," ucap Zaskia menghibur sahabatnya yang dilanda cemburu buta.
"Keterlaluan kenapa sih mereka suka pacar orang. Lihat, mereka bahkan tidak menganggapku ada. Menyebalkan, kenapa juga Daniel bekerja di perusahaan ini?" rutuk Sora sesekali kelojotan layaknya bocah kecil.
"Hah. Haruskah buat mereka pergi? Aku akan melalukan apa saja untuk mengusir cewek-cewek gatel itu," tawar Zaskia, tidak tahan melihat sahabatnya tersiksa karena cemburu.
"Tidak usah. Lebih baik aku ke toilet." Sora beranjak dari tempat duduk. Lantas melangkah dengan kedua kaki lemas.
Sebenarnya Daniel melihat Sora. Dia tersenyum karena menurutnya Sora begitu imut dan menggemaskan.
Di dalam kamar kecil Sora membasuh wajahnya. Bayangan wanita-wanita yang mendekati Daniel selalu melayang-layang di atas kepala.
"Ah menyebalkan. Kenapa aku tidak bisa melupakannya?" gerutu Sora, lantas membasuh wajahnya lagi. Tanpa disadari Jerry masuk mendekatinya.
Saat Sora menoleh Jerry sigap menghimpit tubuh Sora dengan dua tangan panjangnya.
"Jujur saja aku heran kenapa kau selalu menolakku? Aku yakin seratus persen kau masih ada rasa padaku," tegas Jerry sangat yakin Sora masih memiliki rasa cinta padanya.
"Wah ... Kau memang lelaki bajingan yang terbaik. Setelah mengkhianati apa aku masih menyukaimu? Hebat sekali kau! Maaf saja tidak satupun rasa cinta ini tersisa untukmu!" tegas Sora tidak bergeming.
Sial! Jerry memukul dinding kamar mandi. Karena jawaban Sora sangat menyakiti egonya.
"Haruskah aku jadi bajingan seperti yang kau inginkan? Aku bisa melakukan apa saja padamu sekarang. Ingat hanya kita berdua di kamar kecil ini. Pintunya sudah terkunci." Jerry terkekeh kecil, menunjukan kunci di tangannya pada Sora.
"Brengsek! Coba saja lalukan hal aneh. Aku tidak segan menendangmu!".
Sora sigap melayangkan sebelah kakinya, niatnya ingin menyakiti Jerry tetapi malah sebaliknya. Jerry berhasil merapatkan dua kakinya, tentu saja Sora tidak dapat bergerak seperti sebelumnya.
"Lepas! Apa maumu?"
"Mau-ku hanya satu. Kau menyerahkan segalanya!" tegas Jerry menyeringai puas.
Cuih!
Sora berhasil meludahi wajah Jerry. Perbuatannya itu sudah membuat Jerry berang. Jerry sudah menguasai tubuh Sora, kini wajah lelaki itu berusaha mendekati bibir Sora.
"Lepaskan aku bajingan!" Sora berontak wajahnya tidak bisa diam.
Jerry berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya sekalipun sangat sulit.
"Maaf Sora, aku harus mendapatkan kamu sekarang juga! Tidak ada pilihan lain."
Tanpa pikir lagi Jerry merobek blues tipis yang melekat di tubuh Sora. Tubuh putih mulus itu terekpos di depan mata Jerry. Tujuan Jerry bukan hal yang menggairahkan tetapi tujuan akhirnya tato yang melekat di punggung Sora.
King cobra Twists The House. Segera ia dapatkan. Tentu saja Sora kaget karena Jerry melihat tato di punggungnya. Dengan sisa tenaga Sora menyundul hidung Jerry sampai berdarah.
Dhuk!
Akh!
Jerry mundur seketika. Meraba cairan merah kental ke luar melewati bibirnya.
"Darah? Oh hidungku?" Jerry meringis memegangi hidungnya.
Saat Jerry lengah Sora tidak menyiakan kesempatan kabur. Kunci pintu tergelatak di lantai secepatnya meraih sebelum Jerry menyadari itu.
"Hei Sora jangan kabur!" Jerry berusaha bangkit. Meraih tangan Sora, namun bukan Sora kalau tidak bisa membalas.
Tidak ingin dalam bahaya. Sora menggigit tangan Jerry. Tentu saja aksinya membuat lengkingan yang menakjubkan..
Akh .....!!!
Puas menggigit Sora bergegas menghampiri pintu. Tremor tentu saja tidak dapat terkendali. Namun Sora berhasil membuka pintu toilet tersebut.
Finish-nya Sora menang. Setelah berjuang mengalahkan mantan pacar.
Sebagai balasannya atas sikap Jerry yang kurang ajar. Sora sengaja menutup dan mengunci pintu toilet tersebut dari luar.
"Syukur. Inilah yang harus kau dapatkan bajingan." Puas sudah menang , Sora melenggang pergi tetapi sebelumnya membuang kunci tersebut ke halaman belakang.
"Hei! Sora! Buka pintunya! Sora!!" Jerry berteriak, terkurung di dalam kamar kecil.
Awalnya ingin membuat Sora takut. Tapi mengapa sebaliknya, dia yang kena hukuman.