webnovel

Golden Chapter

Setiap orang memiliki bab emas dalam hidupnya, di mana pancapaian terbaik didapatkan. Tentu setelah melalui serangkaian proses yang mendatangkan hal baik maupun hal buruk. Untuk mencapai titik itu, He Xihuan harus menaklukkan banyak kelompok mafia dan merebut kepemimpinan. Dalam prosesnya, dia menemukan seorang anak laki-laki yang kecantikannya tersembunyi di balik kulit hitam palsu. Han Yiyue memiliki pesona alami untuk memikat orang-orang di sekitarnya dan menggiring mereka ke dalam dunia fantasi tidak bermoral. Hal itu menimbulkan keinginan He Xihuan menjadikannya homme fatale untuk dikirim kepada musuh sebagai senjata terselubung dengan tugas tertentu. Tidak pernah disangka-sangka, selama masa bergaul dengan Han Yiyue, He Xihuan malah terjerumus ke dalam rencananya sendiri. Dia jatuh cinta kepada laki-laki itu dan menginginkannya seperti orang gila.

evilesther3 · LGBT+
Not enough ratings
246 Chs

Thanks for the Night

Aliran udara yang dihirup perlahan menipis, napas panas menyapu wajah merah Han Yiyue. Bibir melekat dalam ciuman panjang, lidah terbakar He Xi Huan menari-nari di dalam mulutnya, mengabsen seretan gigi sebelum mengajak lidah lainnya bermain.

 

Dua tubuh beda postur itu menempel satu sama lain seolah menyatu. Tangan kanan He Xi Huan melingkari pinggang kecil Han Yiyue dengan mesra, sementara tangan kiri menahan kepala bagian belakangnya.

 

Berbeda dengan ciuman penuh nafsu seperti malam sebelumnya, kali ini diisi penuh oleh beragam emosi. Ada penyesalan yang dibawa He Xi Huan, amarah hingga keinginan membunuh, kesedihan juga ketakutannya. Namun, lebih dari itu adalah keputusasaan dalam merindukan seseorang. Tanpa diucapkan oleh kata-kata, Han Yiyue sudah menebaknya. Begitu besar rasa sayang He Xi Huan pada ibunya, hampir membuat dia merasa cemburu.

 

Han Yiyue melingkarkan tangannya di tubuh He Xi Huan, menjerat laki-laki itu sedemikian rupa seolah takut jika di detik berikut semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Usahanya untuk menenangkan pihak lain hanyalah ilusi yang datang setelah putus asa.

 

Ciuman panas, pelukan erat. He Xi Huan tidak lagi memiliki alasan untuk mempertahankan keputusasaannya. Semua emosi negatif dalam hati seakan dibersihkan satu per satu. Setiap kenangan buruk, kesedihan-kesedihan di sepanjang tahun tanpa kehadiran orang lain perlahan dibayar. Namun, itu tidak cukup hingga memenuhi sudut paling kecil di hatinya.

 

Enggan membuka mata, hanya terus mecium laki-laki dalam pelukannya. Han Yiyue adalah satu-satunya orang dengan keberanian besar mendatanginya di saat ini, menawarkan diri sebagai obat, dan memberikan apa yang tidak bisa dipikirkan orang lain. Kelopak mata He Xi Huan yang memejam bergetar ringan, bulu mata lembab, dan air merembes keluar.

 

Untuk pertama kalinya, dia menangis di depan orang lain selain ibunya.

 

Perasaan rumit disatukan dengan rasa lega yang langka. He Xi Huan menangis, tetapi bibir yang masih menempel dengan milik Han Yiyue ditarik membentuk senyum tipis. Semakin memiringkan kepala dan memperdalam jeratan mereka, tidak membiarkan Han Yiyue melepaskan diri bahkan sekadar menghirup oksigen lebih banyak.

 

Tetesan air hangat mengenai pipi Han Yiyue, juga bahu dibalut pakaiannya. Dia tahu jika He Xi Huan menangis, tetapi tidak berani melepaskan diri bahkan sekadar mengintip. Mata terpejam erat dan berusaha keras menyeimbangkan permainan He Xi Huan untuk mengalihkan pikiran laki-laki itu. Apa pun akan dilakukan selama bisa membuatnya merasa lebih nyaman.

 

Napas Han Yiyue semakin beeerat, sulit mendapatkan sebongkah oksigen ketika keadaannya begitu dirugikan. Namun, ia tidak protes, tidak juga membuat gerakan aneh. Hanya dengan patuh menerimaserangan demi serangan yang dilayangkan di dalam mulutnya. Bahkan ketika He Xi Huan menggigit lidahnya seperti seekor anjing, Han Yiyue tetap tenang dan menahan penderitaan sendiri.

 

Beberapa detik kemudian ciuman itu dilepaskan sepihak oleh He Xi Huan, dia tahu Han Yiyue telah kehabisan napas dan akan pingsan jika terus berlanjut. Membiarkan pihak lain menghirup udara dengan bebas dan rakus, He Xi Huan menjatuhkan kepalanya di bahu kecil itu. Menggosok dengan ringan, sesekali menyisipkan kecupan pendek.

 

Tidak pernah dibayangkan bahwa akan ada saat di mana ia menemukan seseorang yang mengertidirinya begitu baik, yang siap menemani di titik paling menyedihkan dalam hidupnya. Mungkin hanya Han Yiyue yang bisa melakukan semua ini, hanya Han Yiyue yang akan melakukannya.

 

Hanya Han Yiyue yang layak bersamanya.

 

Selama tahun-tahun yang lalu, ada banyak orang menawarkan diri menemaninya. Entah itu Feng bersaudara, Xiao Bao, bahkan banyak lagi orang-orang dari kelompok Fenghuang, tetapi mereka akan pergi setelah lonjakan amarah pertamanya. Hanya melihat mata biru gelap yang berbeda dari biasa, orang-orang akan menjauh sampai jarak paling aman.

 

Han Yiyue sebaliknya, dia melompat ke dalam pelukannya seperti kelinci yang siap dimakan oleh singa.

 

"Apa kamu sudah merasa lebih baik?"

 

Suara lembut Han Yiyue menggema ke telinga He Xi Huan. Menyadarkan pada kenyataan bahwa suasana hatinya sedang tidak baik. Menganggkat kepala, mempertemukan tatapan mereka.

 

Han Yiyue mengulurkan tangan dan dengan tenang mengusap sisa air mata di pipi He Xi Huan. Tatapan matanya sangat lembut, itu seperti ibu tua yang penuh perhatian menghibur putra kecilnya.

 

"Belum membaik? Ayo, habiskan lebih banyak waktu. Kita bisa melakukan apa pun malam ini sampai kamu merasa lebih tenang."

 

Ada kepanikan ringan di sudut matanya, Han Yiyue mengerti bahwa perasaan berduka tidak bisa hilang hanya dalam beberapa puluh menit saja. Tangannya perlahan membuka pakaian, melempar sembarang hingga seluruh tubuh telanjang. Juga bersiap membantu pihak lain melepas pakaiannya.

 

Dia tidak yakin tentang apa yang harus dilakukan untuk menghibur seseorang, tetapi hal seperti ini dipastikan mampu mengalihkan pikiran.

 

He Xi Huan membiarkan Han Yiyue melakukan apa pun yang diinginkan, termasuk melepaskan seluruh pakaiannya. Ketika tubuh mereka sepenuhnya tanpa lapisan kain, He Xi Huan mengambil langkah pertama menganggkat Han Yiyue. Menggendong seperti koala, membiarkan sepasang kaki ramping melilit pinggangnya. Mereka mulai berciuman lagi, kali ini lebih panas dan menuntut.

 

Perlahan He Xi Huan bergerak menuju tempat tidur dan memberingkan tubuh Han Yiyue di bawahnya tanpa melepas ciuman. Posisi itu memudahkan mereka untuk dapat merasakan keberadaan satu sama lain, telebih tekanan yang diberikan He Xi Huan di atas.

 

Reaksi fisiologis sering kali lebih mudah dipancing ketika bersama seseorang yang disukai. He Xi Huan, yang selama ini selalu menghindari hubungan intim dengan orang lain, tidak bisa menahan reaksinya agar lebih lambat. Sebaliknya, ia jauh dari kata tenang. Keinginan kuat membuat manik biru gelapnya hampir mendekati hitam pekat. Begitu dalam dan membara.

 

Seseorang yang berhasil memenangkannya sedang terbaring di bawah tubuhnya, menggeliat aktif, dan berusaha keras menggiring suasana semakin berat. Terlihat seperti perjuangan yang lucu, tetapi cukup menyentuh.

 

He Xi Huan melepas ciuman mereka, membuat Han Yiyue ditarik kembali ke kehidupan nyata. Membuka mata dan bertemu tatap dengan pihak lain. Ingin bertanya ada apa, tetapi tidak bisa melepaskan diri dari jerat tatapan itu. Seakan dia dibawa menyelami samudera yang dalam di malam hari.

 

Berbeda dengan Han Yiyue, ketika He Xi Huan melihat mata abu-abu lembut itu, hatinya mulai tergerak. Itu seperti milik ibunya, tetapi bukan. Mata abu-abu di depannya milik Han Yiyue, itu hangat dan penuh kehidupan. Berbeda dengan milik ibunya yang dingin dan mati rasa.

 

Sekarang, He Xi Huan memiliki alasan untuk terus-menerus melihat mata abu-abu Han Yiyue, mengagumi, dan menginginkannya. Karena itu bukan milik ibunya dan itu berbeda. Dia menundukkan kepala, memilih mengecup kening Han Yiyue, beralih ke pipi, dan berakhir di bibir. Hanya kecupan ringan penuh kasih sayang.

 

Han Yiyue merasakan kelembutan itu dan menjadi tidak tahan. Mengulurkan tangan melingkari leher pihak lain, dengan sungguh-sungguh berbisik di sisi telinganya, "Xi Huan, mulai sekarang kamu memiliki aku. Lakukan apa pun padaku ketika kamu dalam suasana hati yang buruk, jangan melampiaskannya dengan memendam sendirian."

 

Sekali lagi dia mengecup bibir itu, seolah berjanji akan mendengarkannya.

 

Botol anggur berguling dari sisi lain dan mengenai kulit He Xi Huan, menimbul perasaan dingin yang mengejutkan. Melihat benda itu, ia bertanya kepada Han Yiyue, "Mau minum bersama?"