webnovel

Chapter 1: Membawa sang Dewi ke dunia lain

—Aku, Shinomiya Riku, seorang pelajar SMA biasa dari negeri yang bernama Jepang.

Aku adalah seorang remaja SMA biasa yang dapat kau temukan dimana saja. Memiliki rambut hitam dan mata hitam khas orang Jepang— Yah, intinya aku hanya remaja normal yang tidak memiliki daya tarik khusus yang istemewa.

Tapi, sekarang itu sudah berakhir.

Mulai dari sekarang aku akan menjalani hidupku dengan lebih baik di dunia lain yang saat ini akan kudatangi.

Benar, itu adalah dunia fantasi yang penuh dengan petualangan dan sihir yang menakjubkan.

Aku benar-benar tidak percaya aku akan segera datang ke dunia yang seperti di dalam game atau novel itu. Hatiku tidak bisa berhenti berdebar-debar, ini seperti mimpi saja.

"—Jadi, seperti itulah kira-kira dunia yang akan segera kau datangi— Hoi, apa kau benar-benar mendengarkanku?"

"Yah, tenang saja, Kami-sama*. Intinya itu adalah dunia yang ada pedang dan sihirnya, kan? Dan saat ini dunia itu tengah diambang kehancuran karena peperangan Raja Iblis dan umat manusia yang belum berakhir, kan? Dan kami diutus untuk pergi ke dunia itu sebagai pahlawan yang menyelamatkan dunia, kan? Ini adalah template biasa yang ada di dalam novel atau game, jadi anda tidak perlu menjelaskannya lagi."

"Be-Begitu, kah? Yah, aku juga tau itu. Mereka memang mirip, tapi apa kau serius ingin pergi ke dunia yang penuh kekacauan dan kekerasan seperti itu? Aku mungkin tidak berhak untuk mengatakannya, tapi itu bukan dunia yang indah seperti yang kau impikan tau," tegur dewi itu memperingatkanku.

("Kami-sama" adalah nama untuk menyebut seorang Dewa/Dewi dalam bahasa Jepang)

Tapi, aku tidak mendengarkannya karena saat ini aku sedang memikirkan hal-hal yang berbeda. Karena jika itu dunia fantasi yang sama seperti yang kupikirkan, aku ingin melakukan berbagai macam hal di tempat itu.

Benar, pertama mari kita jadi petualang, dan kemudian membuat harem yang berisikan gadis bertelinga kucing, seorang putri kerajaan, gadis Elf— Oh, benar, penyihir yang imut juga tidak boleh dilupakan.

Fufu, aku benar-benar menantikannya.

Untuk urusan menyelamatkan dunia— Yah, aku bisa menyerahkan hal itu kepada teman sekelasku yang lainnya, aku yakin mereka lebih bisa diandalkan daripada aku.

Lagian aku dikirim ke sini bersama teman sekelasku juga, jadi aku yakin itu akan baik-baik saja jika aku menyerahkan misi berbahaya seperti mengalahkan raja iblis kepada mereka dan hidup sesuai dengan keinginanku sendiri.

Ya ampun, ini benar-benar rencana yang sempurna.

"Hei, anak muda, bisakah kau mendengarkanku dengan serius?" panggil sang dewi ketika dia melihatku yang senyam-senyum sendiri, dia terlihat putus asa.

Aku menoleh untuk melihatnya sekali lagi.

Dewi itu benar-benar sangat cantik meskipun dia terlihat bermasalah, aku harap aku bisa menemukan rute untuk membuatnya masuk ke dalam haremku juga.

Saat aku memikirkan hal itu dengan wajah serius, mungkin, menyadari isi pikiranku, alis mata dewi itu kberkedut dengan kesal.

Tunggu, mungkinkah selama ini dia mengetahui apa yang kupikirkan?

Yah, itu tidak mungkin...

... kan?

"Itu terdengar dengan sangat jelas kau tau," ujar dewi itu dengan tegas.

"….." Aku terdiam.

Kemudian, mengambil nafas dalam-dalam, aku segera bersujud.

"Mohon maafkan aku."

****************

"Yah, mari lupakan itu dan kembali ke pembahasan kita sebelumnya."

Setelah aku bersujud untuk meminta maaf, dewi itu mengatur kembali penampilannya dan melanjutkan pembicaraan yang sebelumnya tidak kudengar.

"Sebagai bonus karena telah memaksa kalian untuk melakukan tugas yang merepotkan ini secara sepihak. Aku akan membiarkan kalian memilih salah satu kekuatan atau senjata apapun yang tersedia dari kartu-kartu itu. Pilihlah apa yang kau suka, dan kemudian aku akan membuka gerbang untuk mengirimkanmu ke dunia lain," ucap dewi itu sembari memberikan kartu-kartu yang dia maksud kepadaku.

"Terima kasih banyak." Aku mengambilnya dengan sopan dan mulai melihat isi dari kartu-kartu tersebut.

Di sana tercantum nama dan penjelasan dari kekuatan yang bisa kami bawa.

Ini mungkin hanya instingku saja, tapi kemungkinan semua kekuatan dan senjata ini memiliki kekuatan luar biasa yang di luar nalar, kurasa aku harus benar-benar memilihnya dengan baik.

Kekuatan seperti apa yang akan membuatku dapat mencapai tujuanku dengan cepat ya?

Karena itu sisa-sisa kartu dari teman-temanku yang sudah pergi duluan, aku tidak bisa terlalu berharap untuk mendapatkan yang bagus.

Ketika aku dengan serius memilih kartu-kartu itu, dewi di depanku yang dari tadi memperhatikanku tiba-tiba berkata.

"Kau benar-benar anak yang aneh."

Ada apa dengan dewi ini, apa dia sedang memujiku atau mengajakku berantem?

"Bukan itu maksudku, kau hanya sedikit berbeda dari teman-temanmu yang lain," jawab dewi itu seolah membaca isi pikiranku.

"Hmm, berbeda ya? Emang apa bedanya aku dengan mereka?" Merasa penarasan dengan itu, aku memutuskan untuk bertanya.

Saat itu juga, dia tersenyum dengan senyuman yang terlihat jahat, lalu tiba-tiba bertanya. "Apa kau tau seperti reaksi teman-temanmu ketika mereka berada di sini?"

"Reaksi mereka?" seruku dengan alis mata yang terangkat.

Dewi itu tertawa. "Fufu, mereka semua pada ketakutan dan terus memaksaku untuk memulangkan mereka kembali ke dunia mereka. Itu benar-benar sangat berisik ketika mereka terus merengek-rengek meminta pulang."

"Terus bagaimana anda meyakinkan mereka?"

"Yah, aku hanya sedikit menggoda orang yang terlihat seperti pemimpin mereka, dan ketika anak itu setuju, yang lainnya juga ikut setuju. Mereka benar-benar gampangan," jawab dewi itu dengan wajah yang terlihat sangat menikmatinya.

Mendengarkan itu, aku menyimpulkan ceritanya.

Tampaknya dia memanipulasi orang yang tampak seperti pusat perhatian di kelasku dan meyakinkan mereka semua dengan menggunakan orang itu. Aku tidak pernah masuk sekolah, jadi aku tidak tau siapa yang dia maksud. Tapi, itu benar-benar cara yang bagus.

Dewi ini lebih licik dari yang kubayangkan.

Yah, lupakan itu.

Meskipun dia memiliki sifat yang sedikit jahat, kecantikannya masih tetap tidak menghilang.

Mau berapa kali pun aku melihatnya, dia benar-benar sangat cantik. Aku bahkan sampai kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan seperti apa kecantikannya.

Wajah jahatnya juga terlihat imut, aku suka wanita yang sedikit nakal sepertinya, karena mereka terkadang sangat lemah ketika digoda.

Yah, sesuai harapanku dari seorang dewi, dia benar-benar sangat cocok untuk melambangkan kecantikan itu sendiri.

Ya ampun, aku benar-benar ingin dia untuk menjadi heroine di dalam hidupku. Aku paham kenapa orang yang dia maksud itu gampang tergoda, lagipula dia adalah wanita secantik ini, jika aku berada diposisinya aku mungkin juga akan terpesona. Aku bahkan mungkin sudah bersumpah setia untuk menjadi budaknya.

Jujur saja, dari semua wanita yang pernah kutemui, dia adalah yang paling cantik. Jika dia adalah seorang artis di duniaku, aku yakin aku akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dan mengidolakannya seperti orang gila.

Sungguh, dia benar-benar sangat—

"Ba-Baiklah, ini salahku! Jadi berhentilah memujiku!" teriak dewi itu dengan wajah merahnya yang tersipu malu.

Aku lupa kalau dia bisa membaca isi pikiranku.

Ini memalukan.

****************

Sekarang, setelah memilih kekuatan apa yang ingin kubawa, aku berdiri di sebuah lingkaran sihir keren yang dibuat oleh dewi itu. Aku benar-benar tidak tau bagaikan dia membuatnya, tapi aku yakin kekuatan yang ajaib bekerja dibaliknya.

"Pertama, bolehkah aku lihat kekuatan apa yang ingin kau bawa," ujar dewi itu, dan aku memberikan kartu yang telah kupilih kepadanya.

Setelah memeriksa kartuku, dia terlihat terkejut, alis matanya mengerut bermasalah.

Apa yang salah?

"Umm, apa itu tidak masalah?" tanyaku dengan sedikit gugup.

Mendengar pertanyaanku, dia menghela nafasnya dan memberikan kembali kartu itu kepadaku.

"Tidak, aku hanya sedikit takjub. Kau benar-benar memilih kartu yang bagus," jawabnya dengan senyuman lembut sembari menggelengkan kepalanya.

Itu membuatku sedikit lega.

"Baiklah, tolong jangan keluar dari lingkaran sihir itu, aku akan segera mengirimkanmu ke dunia lain, apa kau sudah siap?" lanjutnya bertanya.

"Tentu saja, aku sudah siap!" jawabku dengan tegas.

Dia masih mempertahankan senyumannya dan mulai membukakan gerbang yang menuju dunia lain tersebut hanya dengan satu kali jentikan jarinya.

'Tik!'

Saat itu juga, lingkaran sihir yang ada di bawah kakiku tiba-tiba mulai bersinar terang dan tubuhku terselimuti oleh cahaya hangat yang nyaman.

"Baiklah, sudah saatnya untuk berpisah ... Shinomiya Riku, aku harap dari semua pahlawan yang ada, kau lah yang akan menjadi orang yang mengalahkan Raja Iblis. Jika kau berhasil melakukannya, aku akan mengabulkan apapun permintaanmu," ujar dewi itu yang terdengar seperti kalimat klise yang akan kau temui jika kau membeli novel bertema isekai secara acak.

—Hm?

Tunggu dulu, rasanya seperti ada yang ketinggalan.

—Perasaan apa ini?

Aku seperti melupakan sesuatu yang sangat penting.

"Ah?" seruku dengan wajah yang seakan baru keingat sesuatu.

Benar, itu adalah sesuatu yang sangat penting dan sederhana, kenapa aku bisa melupakannya?

Ini adalah sesuatu yang harus kutanyakan sebelum aku pergi ke dunia lain.

"Kami-sama, tolong beritahu aku siapa—"

—Namamu?

"Baiklah, semoga kau beruntung."

Sebelum aku sempat menyelesaikan pertanyaanku tersebut, cahaya yang terang menelanku sekali lagi, dan suaraku menghilang sebelum dia sempat mendengar semuanya.

Saat itu juga aku refleks mengulurkan tanganku, berusaha keras untuk meraihnya, dan aku merasa seperti ujung jariku berhasil menyentuh sesuatu yang lembut.

Tapi, sebelum aku bisa memastikan apa itu, cahaya dari lingkaran sihir itu sudah menelanku.

****************

"…."

"Baiklah, apa kau punya kata-kata yang perlu kau ucapkan kepadaku, anak muda?"

Mendengar hal itu, aku langsung melompat dan mengambil posisi bersujud yang sempurna sambil meminta maaf dengan suara yang benar-benar sangat menyesal.

"Tolong maafkan aku!"

Benar, secara tidak sengaja aku telah menyeret dewi itu ikut pergi ke dunia lain bersamaku.