webnovel

Part 26

  Di kota,tuan putri berjalan bersama Lucy untuk mencari bahan yag diminta oleh Chef Eduardo. Kue yang ingin dibikin olehnya bukanlah kue biasa, melainkan sesuatu yang dapat menjadi sebuah kenangan indah bagi mereka berempat, terutama Zent. Oleh karena itu, tuan putri berusaha keras mencari bahan-bahan yang membuatnya berkeliling hingga keringatan. Namun, sebuah senyuman penuh semangat tampak pada wajah menggemaskan tersebut, bahkan ketika Lucy meminta tuan putri untuk beristirahat, dia sama sekali tak mau dan bersikeras untuk tetap melanjutkan perjalanan karena mereka bisa saja kembali tiap saat. Tuan putri tak ingin terlambat memberikan mereka pesta penyambutan sesudah menyelamatkan Mr. Ted. 

  Saat mencari bahan terakhir, tuan putri terdiam di tempat saat melewati sebuah toko persenjataan yang membuatnya berpikir, Zent sama sekali tak memiliki senjata, tak seperti Celine, Rio dan Rayven yang selalu membawa sebuah pedang. Setelah mengajak Lucy masuk bersama, ia melihat-lihat tiap senjata yang dipamerkan pada rak senjata serta yang diletakkan di dinding kemudian berpikir, kira-kira Zent akan menyukai senjata seperti apa. Dia tak pernah melihat Zent bertarung sebelumnya, jadi dia tak tahu. 

  "Lucy, menurutmu Zent akan memilih senjata apa?" Tanyanya bingung.

  Lucy ikut berpikir, mencoba mengingat-ingat sosok tuan Zent yang baru-baru ini menjadi tamu mansion dan sudah dapat menarik hati Sang nona muda "Hmm.. Dari badannya, tuan Zent adalah seseorang yang atletis dan sering berolahraga, tetapi kepalan tangannya tak begitu kasar, tak sama seperti nona Celine yang sering memegang pedang"

  "Kalau tak salah, papa pernah mengatakan, dunia Zent tak sama seperti dunia kita. Dunia Zent adalah dunia yang damai di mana, pedang, sihir dan panah tak digunakan di sana, jadi mungkin Zent takkan menggunakan kedua benda itu" Jelas tuan putri.

  "Hmm, berarti tombak dan kapak juga tak termasuk. Satu-satunya yang tersisa adalah ini" Ia berjalan mendekati sebuah zirah dari kulit binatang, ringan dan tak kaku, sesuai dengan sosok Zent yang mungkin menggunakan beladiri "Bagaimana kalau memberikan tuan Zent sebuah zirah? Aku yakin tuan Zent akan merasa bahagia jika nona Luna memberikannya sebuah zirah untuk melindungi diri" Saran Lucy.

  Tuan putri datang mendekat, memegang zirah kulit tersebut lalu menggeleng "Kita membutuhkan sesuatu yang jauh lebih kuat dari ini. Zent akan berpetualang mengunjungi tempat-tempat berbahaya, zirah kulit ini takkan mampu melindunginya" Jelas tuan putri, lalu lanjut melihat-lihat barang yang lain.

  "Oh? Bagaimana nona Luna tahu kalau tuan Zent akan pergi berpetualang?" Tanyanya penasaran.

  "Semalam Luna bermimpi tentang Zent yang mengunjungi tempat-tempat mengagumkan! Tempat yang selama ini hanya dapat Luna lihat dalam buku atau gambar, tempat yang menurut mimpi adalah sebuah tempat berbahaya. Luna tak mengerti kenapa, tapi Luna merasakan sesuatu yang buruk saat itu" Jawabnya sembari memerhatikan zirah besi tebal yang takkan cocok untuk digunakan Zent.

  Mungkinkah nona muda mendapatkan sebuah penglihatan masa depan? Pikir Lucy yang kemudian teralihkan oleh suara Sang pemilik toko.

  "Selamat datang di Bob and Sword, maafkan atas keterlambatanku, aku harus melayani dua pelanggan yang baru saja keluar dari toko. Ada yang dapat kubantu nona Luna?" Ucapnya setelah menundukkan badan memberi penghormatan.

  "Nona muda membutuhkan sebuah zirah yang kuat tetapi juga fleksibel karena orang yang akan menggunakan ini butuh ruang untuk bergerak dengan bebas" Jawab Lucy menjelaskan yang kemudian dilanjutkan oleh tuan putri.

  "Itu benar! Lalu, zirah itu harus kuat! Kuat sampai dapat menahan serangan seekor naga! WRAAA!!" Sahutnya, memerankan seekor naga yang sedang meraung.

  Sang pemilik toko tertawa, memegang dagunya, memerankan seseorang yang sedang berpikir "Hmm, zirah kuat yang dapat menahan serangan naga dan harus fleksibel di saat bersamaan" Bob tersenyum, menjentikkan jari ketika menemukan barang yang pas "Aha! Aku tahu barang yang nona Luna cari, mari ikut denganku. Kita akan memasuki sebuah ruang rahasia"

  "Uuuu.. Apakah di sana ada sebuah harta karun?" Tanya tuan putri bersemangat.

  Bob kembali tertawa, membukakan pintu masuk dengan sebuah tangga turun ke ruangan bawah tanah "Tentu saja! Namun, rahasiakan ini dari siapapun oke?" Ucapnya yang dijawab dengan anggukan. 

  Di bawah sana, mata tuan putri melebar menemukan begitu banyak senjata yang tampak mengeluarkan cahaya sesuai warna mereka. Ada sebuah pedang berwarna merah gelap dengan bagian tengah berwarna oranye terang, memancarkan sebuah cahaya kemerahan yang dipajang di dinding. Kemudian terdapat sebuah tombak biru indah dengan lekuk-lekuk elegan layaknya sebuah ombak terhias pada gagangnya terletak di atas rak. Cahaya biru dapat terlihat dari tombak tersebut. Lalu tak jauh di depan, sebuah panah putih berhias garis-garis hijau dipajang di atas sebuah perapian. Cahaya hijau indah terpancar dari panah cantik tersebut. 

  "Aku tak menyangka banyak senjata Tier 6 di sini" Tukas Lucy masih belum dapat mempercayai matanya, memerhatikan beragam senjata yang sulit untuk didapatkan bahkan oleh raja sekalipun serta memiliki harga yang cukup untuk membeli sebuah istana karena kekuatan besarnya. Ketika akan menanyakan alasan dia dapat membuat begitu banyak senjata seperti ini, barulah Lucy teringat sesuatu "Tunggu, Bob! Kau adalah Bob The Blacksmith! Seseorang yang memiliki bakat tinggi dalam menciptakan senjata! Kau selama ini berada di dalam kota?" Tanya Lucy terkejut dirinya dapat bertemu dengan seseorang yang memiliki reputasi besar.

  Bob tertawa malu sembari menggaruk belakang kepalanya "Haha, yaa, aku tak menyangkan akan ada yang mengenaliku. Sudah lama aku membuka toko di sini, berpikir tak mungkin ada orang yang akan menduga seorang Blacksmith terkenal mau membuka toko di tempat paling ramai sekerajaan manusia. Bahkan setelah menggunakan namaku sebagai nama toko, tak seorangpun mengira Bob legendaris itu adalah diriku! Menakjubkan bukan?" Ucapnya bangga, lalu berjalan mendekati sebuah peti kayu besar yang terletak di pojok ruangan dan mengambil sebuah kubus biru transparan "Tenang saja, ini bukanlah Glory meskipun mirip seperti Glory. Ini adalah sesuatu yang aku temukan belum lama ini dalam perjalanan menuju kerajaan Arkaz para Orc. Awalnya aku juga mengira telah menemukan sebuah Glory dan hampir saja kabur dari sana, mengingat perburuan Glory yang telah memakan banyak nyawa, namun benda ini tak memancarkan cahaya biru terang layaknya Glory, jadi aku datang mendekat, memeriksanya dan membawanya bersamaku untuk di tes saat aku kembali"

  "Tepat bulan lalu, aku mencobanya di ruangan bawah tanah ini dan kau tahu apa yang terjadi?" Tanya Bob, membuat suasana terasa hening oleh antisipasi "Benda ini berubah menjadi sebuah zirah! Zirah yang dapat menyesuaikan diri sesuai keinginan penggunanya. Sayang sekali dia tak dapat digunakan oleh seseorang yang memiliki mana. Ketika aku mencobanya, benda ini langsung berubah kembali menjadi kubus dan takkan pernah terbuka. Tiap kali didekatkan pada sesuatu yang memancarkan mana, ia seketika berteleportasi ke tempat lain yang minim akan mana. Aku sempat hampir kehilangan kubus ini karena lupa dan menciptakan sesuatu yang menghasilkan mana berjumlah besar. Untung saja aku langsung menyimpannya dalam peti khusus anti mana ciptaanku"

  Hm? Sebuah benda yang hanya dapat digunakan oleh mereka yang tak memiliki mana? Apakah ini karena kedatangan dunia tuan Zent? Ataukah ini hanya sebuah kebetulan? "Menurut tuan Bob, terletak dalam Tier berapa benda ini?"

  "Hmm, aku belum sempat mengetes pertahanannya, jadi aku membutuhkan seseorang yang tak memiliki aliran mana sama sekali. Namun, di mana aku bisa menemukan orang seperti itu? Tak ada orang yang tak memiliki mana"

  Pernyataan barusan membuat Lucy sedikit khawatir terhadap tuan Bob yang tampaknya sudah lama tak keluar dari sini "Kalau aku boleh tahu, kapan terakhir kali tuan Bob menginjakkan kaki di dunia luar?"

  "Bulan lalu tentu saja" Jawabnya dengan enteng, seolah itu bukanlah sebuah hal penting.

  "Um, tuan Bob, dua hari lalu, sebuah dunia baru muncul dan mereka yang tinggal di dalamnya adalah orang-orang yang tak memiliki mana sama sekali. Salah satunya kini berada di mansion kami, orang itulah yang akan diberikan hadiah oleh nona Luna" Jelas Lucy, membuat tuan Bob tersentak kaget dan sebuah seringai lebar penuh semangat terbentuk di wajah.

  "Kau harus memberikan ini pada orang itu! Lalu katakan pada dirinya untuk datang menemuiku, ada banyak hal yang ingin kubicarakan" Pinta Sang pemilik toko yang kini tertawa bahagia seakan baru saja menemukan sebuah harta karun.