webnovel

Part 17

 

Celine menghantam meja, menyentak kedua sahabatnya namun tidak dengan Mr. Anderson yang hanya menghela napas, mengucapkan "Tenangkan dirimu Celine, simpan amarah tersebut untuk nanti ketika kita telah menemukan mereka, namun jangan sekarang saat kita masih membuat rencana atau kita tidak akan pernah dapat menangkap mereka yang selicin belut" Lalu meneguk anggur merah dari gelas bermodel sama dengan yang digunakan saat makan bersama Zent.

  "Mr. Anderson benar Celine, aku tahu kau marah karena mereka telah membahayakan nyawa rakyat, terutama di hari dimana hampir semua ras berkumpul. Tapi, lihatlah sisi baiknya, dengan begini makin banyak yang akan menyadari bahwa mereka berbahaya dan jauh lebih baik bagi kita semua untuk bersatu ketimbang bekerja sendiri menghadapi para orang sesat itu" Jelas Rio pelan, berusaha menenangkan Sang sahabat yang mengernyit begitu keras, telah berusaha sebaik mungkin untuk menahan emosi. 

  Sebenarnya, alasan terbesar dia emosi adalah karena Zent, tamu yang seharusnya dia jaga justru terluka parah karena sebuah permintaan egois, karena mengikuti perasaan. Sudah dia duga hal ini tak baik untuk dirinya yang adalah seorang ksatria, sosok yang suatu saat harus mengambil keputusan berat, keputusan yang mungkin akan melukai Zent baik secara fisik ataupun mental. Celine benar-benar menyesal telah membiarkan perasaan mengambil alih, tak seharusnya dia seperti ini, menjadi budak. Namun, hanya dengan memikirkan sosok Zent bersimbah darah, sudah mampu membuat dada terasa begitu perih hingga sulit untuk mengabaikan perasaan yang kini bergejolak di dalam hati.

  "Mereka berhasil mencuri salah satu prototipe kita, sebuah senjata yang mampu menguraikan materi. Kita masih belum memiliki nama untuk prototipe tersebut, hanya sebuah kode saja, yaitu Z-3R0 karena ini adalah alat uji coba pertama dan hanya satu-satunya saja, sesuatu yang telah kita kembangkan sejak lama, baru akan melewati tes ketiga yang akan menentukan barang tersebut pantas diproduksi massal atau akan dimusnahkan hingga tak bersisa" Jelas ksatria berambut hitam, meletakkan sebuah gambar di atas meja yang penuh akan informasi mengenai benda berbentuk sebuah sarung tangan. 

  Mr. Anderson membacanya. Wajah dia semakin mengerut, tak suka terhadap informasi itu, lalu meletakkan kertas kembali ke atas meja sembari menghela napas panjang, merasa lelah terhadap situasi yang telah mereka hadapi selama 2 tahun belakangan "Aku memang pernah mendengar mengenai projek ini, sebuah projek ambisius yang pada saat itu terdengar seperti sebuah hayalan semata. Memusnahkan objek hingga tak bersisa.. Sungguh merupakan sesuatu yang hanya ada pada dalam dongeng semata, tak mungkin sesuatu sekuat itu dapat tercipta meski kita menggabungkan tiap ilmu pengetahuan dari berbagai dunia. Aku terlalu meremehkannya, padahal aku bisa saja mencegah sesuatu seperti ini diciptakan" Ia menggeleng, menarik napas panjang, menenangkan diri "Melihat adanya cap kerajaan pada blueprint itu, sudah dipastikan dapat bekerja sembilan puluh persen dengan baik, hanya tinggal mengutak-atiknya sedikit saja. Menurutmu Rayven, apakah prototipe ini benar-benar dapat mengurai materi?"

  Sang ksatria berambut hitam berpikir sejenak, lalu kembali menghadap pada Mr. Anderson "Mohon maaf, Mr. Anderson. Aku sama sekali tak memiliki kualifikasi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mungkin, kita harus menanyakannya langsung pada Sang peneliti yang memimpin projek ini . Namun, dari yang kudengar, projek ini memiliki kekurangan, hanya saja aku tak begitu mengerti kekurangannya seperti apa dan apakah akan berdampak langsung pada penggunaannya atau tidak" 

  "Di mana temanmu itu berada sekarang?" Tanya Mr. Anderson lagi.

  "Henry Harford kini sementara dirawat di rumah sakit, beliau berada dalam laboratorium ketika penyerangaan terjadi dan membutuhkan perawatan intensif. Saya akan segera ke sana begitu mendengar kabar beliau siuman" Jawab Rayven.

  Mr. Anderson mengangguk, lalu menoleh pada Celine yang semenjak tadi mempelajari Zero "Celine" Panggilnya membuat Sang ksatria terkejut "Apakah sudah ada informasi dari tiap anggota World Harvester yang kerajaan tangkap?" 

  Wajah Celine berubah muram, ia menggeleng pelan sembari mengepalkan tangan dengan kuat "Tidak Mr. Anderson, sama sekali tak ada. Kami telah melakukan berbagai cara agar mereka setidaknya mau membuka mulut, tetapi kami bahkan tak dapat mendengar sepatah katapun seolah mereka telah disihir untuk menutup mulut tak peduli apa yang terjadi pada diri sendiri" Jawabnya geram, kembali mengingat memori tak menyenangkan ketika para pengikut sesat diinterogasi. Bagaimana dirinya harus menahan diri untuk tak hilang dalam godaan, untuk menjadi monster yang haus akan darah. Bahkan hanya melihat kembali ke memori tersebut sudah membuat kedua tangannya gemetaran. 

  "Bagaimana keadaan Zent sekarang?" Tanya Mr. Anderson tiba-tiba.

  "Dia baik-baik saja, tak ditemukan luka pada tubuhnya bahkan tak ada kerusakan sama sekali" Jawab Celine, mengulang kembali perkataan dokter yang memeriksa laki-laki tersebut yang awalnya membuat Celine naik darah karena tak mungkin Zent tak terluka jika tubuhnya bersimbah darah. Tetapi setelah mengeceknya menggunakan mata sendiri (Sesudah ia menguatkan diri), Celine mulai bertanya-tanya, siapa Zent sebenarnya dan merasa sedikit waspada. 

  "Aneh bukan?" Ucap Rio sembari memegang dagu "Tiap saksi mata mengatakan kalau dirinya terlempar menghantam kaca, bahkan terdapat tetes-tetes darah yang tak mungkin berasal dari si penyerang karena Zent tak dapat melukainya kecuali jika orang lain membantu dia. Namun, bukan itu masalahnya sekarang. Bagaimana bisa Zent yang adalah seorang manusia biasa, seseorang yang tak memiliki kekuatan sama sekali, tak terluka? Kita yang memiliki kekuatan saja sudah dipastikan akan terluka, terutama dalam kecepatan tinggi seperti yang dialami Zent. Aku berterima kasih pada Zent yang telah berhasil menangkap tak hanya satu, tapi enam pengikut sesat, membahayakan nyawa sendiri meski baru mengenal kita, baru mengenal kota ini, baru saja tiba di dunia ini. Namun, di saat bersamaan, aku merasa curiga padanya. Maafkan aku Celine" Lanjutnya cepat, tak ingin menyakiti perasaan sahabatnya itu dan membuat alis Mr. Anderson terangkat naik. 

  Celine menggeleng pelan, setuju dengan perkataannya "Tak perlu, kau benar. Walaupun dia telah menolong kita, bukan berarti kita harus menurunkan kewaspadaan, terutama ketika para pengikut World Harvester telah menampakkan diri pada dunia. Bisa saja dia adalah salah satu dari mereka, berpura-pura menjadi seorang manusia biasa, menyelamatkan nona muda agar dapat dekat dengan kita, kemudian menyerang dari dalam. Kita masih tak memiliki bukti, tapi lebih baik mulai sekarang kita mengawasinya"

  Mr. Anderson mengangguk setuju "Apa yang telah terjadi pada Zent memang termasuk salah kita, tak menjaga tamu dengan baik. Tetapi, karena itu juga kita jadi mengetahui bahwa dia bukanlah manusia biasa, setidaknya sampai dia menjelaskannya pada kita"

  "Kalau dia berbohong-

  Tangan kanan Mr. Anderson terangkat, memotong Celine "Kalian bertiga adalah ksatria yang kudidik secara pribadi semenjak kecil, kalian sudah bagaikan anakku sendiri. Aku tahu ini tak masuk akal, namun tolong percaya denganku kali ini saja. Zent memang mencurigakan, tapi kalian tahu mataku ini tak pernah salah bukan?" Ia tersenyum, kemudian melanjutkan "Awasi dia, bukan memusuhi dia. Itu adalah dua hal berbeda yang terkadang dilupakan. Kalau kalian menemukan sesuatu yang mencurigakan, segera laporkan padaku kemudian kita akan membahasnya bersama apa yang harus kita lakukan padanya. Tapi, aku berani bertaruh dia bukanlah seseorang yang seperti kalian pikirkan karena putriku, Luna, takkan pernah salah dalam menilai seseorang. Kalau kalian tak dapat percaya padaku, tolong percayalah padanya"