webnovel

Jangan meremehkan orang lain

Di sebuah toserba, Yeri sibuk memilih camilan yang akan ia beli untuk menemani nya maraton Drama Korea. Kedua tangannya sudah penuh dengan camilan ringan. Kini gadis dengan pipi gembul itu sedang bersusah payah hendak mengambil keranjang belanja.

Di saat dirinya dalam mode serius, tiba-tiba saja...

Bughh...srakk...

Ada yang menabrak Yeri dari belakang. Camilan yang ada di tangannya itu jatuh berserakan di lantai. Gadis berpipi chubby itu langsung membelalakkan matanya sempurna melihat camilan yang susah payah ia pilih jatuh berserakan di lantai.

"Aish... Apa kamu tidak punya mata? Kenapa menabrak ku?!" Yeri mendengus kesal sambil memunguti camilannya yang jatuh.

"Kamu sendiri yang menghalangi jalanku," lelaki bertubuh tinggi dan berbadan cungkring itu membantah Yeri.

Yeri yang kesal itu di buat semakin kesal karena merasa di salah kan. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap lelaki tinggi yang sepertinya usianya tidak terpaut terlalu jauh dengannya.

"Apa katamu?!" ketus Yeri.

Gadis itu perlahan bangkit untuk berdiri dan menatap tajam kearah lelaki yang berani membantahnya. Jelas-jelas dia di tabrak, kenapa malah ia yang di salahkan. Tentu saja Yeri tidak terima. Dan kalian tidak lupa bukan kalau Yeri adalah manusia paling cepat tersulit emosi nya?

Belum saja lelaki ini mendapat amukan dari Yeri.

"Heh gadis Gendut... Apa kamu tidak dengar yang aku katakan? Kamu menghalangi jalanku. Minggir!" Bukannya meminta maaf, justru Yeri di timpali perkataan yang sangat keramat bagi seorang wanita.

Siapa yang tidak marah jika dirinya di Katai gendut? Bukannya itu sudah termasuk body shamming? Dan Yeri benar-benar tidak suka jika ada yang mengatakan dirinya itu gendut. Yeri bilang dia itu tidak gendut, hanya saja terlampau sexy.

Padahal jika di lihat-lihat memang tubuh Yeri itu ideal, hanya saja pipinya yang terlihat lebih gembul dari gadis pada biasanya.

"Kanu ... Kamu. ... Kamu bilang aku gendut?!!" geram Yeri dan berjalan mendekati lelaki yang kira-kira berusia 20 tahun itu.

"M-mau apa kamu?" ucap nya waspada.

"Kyaaa!!!!!" teriak Yeri sambil melompat ke arah lelaki itu.

Yeri menindih tubuh lelaki itu dan menjambak-jambak rambutnya. Sumpah demi apapun, Yeri akan menghajar laki-laki itu dengan tenaganya sendiri, dan ia tidak akan membiarkan laki-laki itu lepas begitu saja.

Yeri harus memberikan pelajaran pada laki-laki itu supaya dia bisa lebih menghargai seorang wanita. Dan untuk hal seperti ini, Yeri adalah yang terbaik.

"Ya!! Ya!! Ya!!! Gadis gila..... Apa yang kamu lakukan?!" teriak lelaki yang sebut saja namanya Lucas itu.

Lucas sangat kesal, rambutnya seakan ingin lepas dari kepalanya karena jambakan tangan Yeri. Tenaga gadis itu benar-benar tidak main-main.

"Rasakan!!! Bajingan!! Brengsek!!! Aku akan mengirim mu ke neraka sekarang juga!!!" umpat Yeri sambil terus-terusan menjambak dan memukul-mukul badan Lucas.

"Siapapun.... Tolong singkirkan gadis gila ini dari tubuhkuuu!!" teriak Lucas lagi dengan frustasi.

Yeri masih menghajar Lucas tanpa ampun hingga pegawai toserba itu menarik Yeri untuk menjauh dari Lucas.

"Jangan tahan aku ... Jangan tahan aku ..."

Yeri memberontak, ia masih kurang puas menghajar lelaki yang tak ia kenal itu. Jika belum babak belur atau sampai tidak bisa berdiri, Yeri belum puas.

"Diam!!! Jika kamu berhenti, ambil camilan mu gratis..." ucap pegawai toserba itu yang sudah kwalahan menahan Yeri.

Seketika Yeri langsung berhenti memberontak. Gadis itu berdecih, sambil memunguti camilannya. Senyuman miring menghiasi wajah cantik gadis gembul itu.

"Selamat kau kali ini..." ucap Yeri dengan tatapan tajam yang ia lemparkan pada Lucas.

Lucas menelan ludahnya takut. Bagaimana bisa seorang gadis yang mengamuk begitu menakutkan? Ini adalah pertama kalinya Lucas bertemu dengan gadis seganas Yeri. Tidak lagi untuk kedua kalinya, itulah harapan Lucas saat ini.

Setelah mendapatkan Camilannya, Yeri berlalu begitu saja sambil mengibaskan rambut panjangnya. Tanpa basa-basi, gadis itu keluar toserba tanpa merasa bersalah. Camilan gratis itu sungguh membuat mood Yeri membaik seketika.

"Huaahhhh... Gadis gila!!" Lucas menghela nafas lega melihat Yeri yang sudah menghilang dari balik pintu.

"Hei, Kamu harus membereskan kekacauan ini!!" ucap pegawai toserba itu.

"Aku?" tunjuk Lucas pada dirinya sendiri.

"Siapa lagi? Gadis gila tadi? Kamu pikir aku buta? Jelas-jelas kamu yang salah karena sudah menabrak nya. Lalu, kamu juga mengumpati nya dengan kasar. Bagaimana bisa aku melepaskan mu begitu saja," oceh pegawai toserba.

"M-maksud paman bagaimana?" Lucas melongo karena ia tidak paham maksud penjaga toserba itu.

"Ya kamu harus ganti rugi!" tegas penjaga toserba.

"Ha?!" Lucas semakin di buat melongo.

"Ganti uang camilan yang di bawa gadis tadi. Kamu yang harus membayar nya," jelas penjaga toserba dengan penuh penekanan.

"Apa?! Hei, tadi jelas-jelas paman bilang kalau camilan yang tadi itu gratis. Lalu, kenapa harus aku yang membayarnya?" bantah Lucas tak mau mengganti rugi.

"Kamu mau aku perpanjang urusan ini?" ancam penjaga toserba itu.

"Aih siall.... Baiklah-baiklah," Lucas menggeram tidak ikhlas.

Namun pada akhirnya Lucas memilih mengalah dan membayar Camilan yang di bawa Yeri. Benar-benar hari yang menyebalkan dan penuh kesialan bagi Lucas.

"Mimpi apa aku semalam? Kenapa aku harus mengalami kejadian buruk seperti ini..." gerutu Lucas.

Laki-laki itu mengusap-usap wajahnya dengan kasar, kemudian ia tersadar akan satu hal yang tidak boleh terlewatkan.

"Astaga..! wajahku yang tampan...! Apa baik-baik saja?"

Laki-laki itu langsung mengeluarkan cermin kecil dari sakunya dan mengecek wajahnya, memeriksa setiap inci wajahnya. Menengok segala sudut wajahnya tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang berlalu lalang menatap dirinya dengan tatapan aneh. Lucas tidak pernah perduli dengan tatapan yang seperti itu. Kepercayaan diri Lucas sudah di ambang batas. Di mana mungkin Lucas itu bisa saja di nobatkan sebagai manusia yang tidak pernah memiliki rasa insecure.

"Ah, masih terlihat tampan. Aish, jika gadis gemuk itu melukai wajahku yang setampan Justin Bieber ini, akan ku kempesi dia!!" geram Lucas dan berlalu dari depan toserba itu.

Lucas memang sekonyol itu, dia selalu mengatakan apa saja yang ada di pikirannya tanpa memperdulikan apa orang lain akan tersinggung atau tidak dengan ucapannya. Yang jelas, Lucas hanya perduli pada dirinya sendiri dan selagi dia tidak merasa bersalah, maka ia tidak akan pernah mau untuk meminta maaf sekali pun di paksa ataupun di pukuli.

Sementara di sisi lain juga, Yeri sedang berjalan menuju rumahnya sambil menggerutu sepanjang perjalanan. Ia memaki Lucas yang sudah mengatai dirinya dengan ucapan yang tidak mengenakkan. Ingin rasanya Yeri membanting tubuh cungkring Lucas, namun Yeri masih tetap menomor satukan camilan gratis yang ia bawa.

"Ck, jika bukan karena camilan gratis ini sudah aku habisi dia tadi. Awas kalau sampai aku bertemu lagi dengan dia, akan ku cabik-cabik mulutnya supaya bisa lebih menghargai orang lain. Dia pikir dia siapa? Song Joong Ki? Jung Jaehyun? Atau Wong Yukhei? Wajah pas-pasan saja sok-sokan body shamming orang lain. Aish, benar-benar menyebalkan!" gerutu Yeri selama dalam perjalanan sambil memakan camilan yang sudah ia buka tadi.

..

Next chapter