Setelah lebih dari 3 bulan menjalani Latihan dan mendapatkan materi tertulis, para anggota baru dari kelas satu siap untuk secara resmi di kukuh kan sebagai anggota tetap dari Klub Senshado di Sekolah perempuan Nusantara. Beberapa anggota senior dari kelas 2 dan kelas 3 mendatangi acara penting itu, anggota anggota senior di dominasi oleh anggota dari kelas 3 sementara hanya ada beberapa anggota dari kelas 2.
Semua anak kelas 1 berbaris menghadap bangunan klub mereka, dengan sikap sempurna mereka menunggu acara pengukuhan itu di mulai, Susi dengan mengenakan seragam kebanggaannya memimpin teman temannya di sisi kanan barisan paling depan.
Beberapa anggota yang sudah Familiar seperti Husodo dan Yuliana datang Bersama dengan beberapa anggota lain yang membawa Baki atau nampan yang di taruh selembar kain berumbai berwarna merah putih, di atas baki itu terdapat lencana yang nantinya akan di sematkan kepada semua anggota dari kelas satu, lencana itu berbentuk burung garuda yang mencengkram kereta kuda dengan cakar di kakinya melambangkan keperkasaan Kavaleri sebagai sebuah unit dalam pertempuran.
"maaf menunggu, semua sudah disini ?" tanya Husodo kepada Susi.
"semua anggota berjumlah 25 orang sudah datang kak !" jawab Susi dengan lantang.
"baiklah, terimakasih" ucap Husodo singkat.
Husodo lalu berjalan menemui teman temannya yang berbaris di belakangnya sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
"Kanjeng tidak datang kah ?" tanya Husodo kepada temannya Kusuma.
"kita kurang tau pasti, tapi surat undangan sudah kami sampaikan melalui Euis" jawab Kusuma, ia merasakan sudah melakukan tugasnya meski tidak tau pasti apakah surat undangan itu di terima ketua mereka.
"masa iya sampai momen seperti ini Kanjeng tidak juga mau datang" gumam Husodo pelan.
"sebaiknya kita mulai saja, lagi pula kita punya pertandingan setelah ini, kita tidak boleh membuang-buang waktu" ucap Yuliana memberi Saran.
"benar juga, baiklah kita mulai saja" ucap Husodo.
Upacara pengukuhan itu dimulai dengan laporan pembukaan acara dan peresmian acara, karena Susan tidak datang ke acara itu maka Susi sebagai wakil ketua menggantikan kakaknya meresmikan kegiatan itu.
Kegiatan kemudian di lanjutkan dengan penunjukkan komandan tank dan pembagian tiap tiap kelompok yang nanti akan menempati tank nya masing masing, Ajeng, Retno, Anis, Dewi, Dinda, Nada, dan Susi di tunjuk sebagai komandan tank. Rani, Citra, dan Nur di tempatkan dalam satu kelompok bersama Ajeng, kelompok kelompok lain di bentuk dengan total berjumlah 6 kelompok, hanya tersisa Susi yang tidak memiliki anggota dari teman sekelasnya.
"maaf kak, Saya belum mendapat anggota untuk awak tank saya" ucap Susi sambil menaikkan tangannya.
"ah iya, jangan khawatir, kami sudah menyiapkan awak terbaik untuk Ndoro Ayu" ucap Husodo.
Dengan menganggukkan kepalanya, Husodo memberikan isyarat kepada tiga orang yang ada di barisan di belakangnya untuk maju dan menghadap Susi yang akan menjadi komandan mereka di Kurusetra.
Susi mendapatkan awak dari kakak kakak kelasnya, 2 dari kelas dua dan 1 dari kelas 3, Susi merasa tidak enak karena ia masih murid kelas satu dan ia merasa tidak etis jika ia harus memberikan perintah kepada kakak kelasnya, ketiga kakak kelas itu menjelaskan jika mereka sudah lama menjadi abdi bagi kakaknya Susan dan Kartika selama ia masih aktif dalam kegiatan klub, setelah Susan hiatus dari kegiatan klub tidak ada yang mengisi posisi itu sehingga mereka kerap kesulitan Ketika melakukan Latihan tanding karena tidak ada yang kompeten menjadi komandan di kelompok itu, dengan adanya Susi mereka berharap dapat melanjutkan bakti mereka kepada anggota Keluarga Ayu yang mereka anggap banyak berjasa kepada sekolah dan klub itu.
Susi pun setuju dengan syarat ia akan tetap memanggil ketiganya dengan panggilan "kak", ia beranggapan bahwa ketiga kakak kelasnya tetap lebih tinggi kedudukannya dan patut di hormati olehnya, Susi dan ketiga awaknya berkumpul dan bergabung dengan tim tim lain yang juga sudah membuat barisan.
Setelah kelompok di bagikan acara berlanjut dengan di keluarkannya tank tank yang akan di gunakan oleh anggota dari kelas 1, tujuh tank dengan tipe yang berbeda beda dan dengan nama yang berbeda beda keluar dari dalam Gudang. Ketujuh tank itu adalah Turangga (M5A1), Ambarawa (M3A1), Gandiwa (M3A1), Konta (M3A1), Jaladara (M3), Bima (M3), Kandik (M3). Susi sesuai dengan janji dari kakaknya Kartika mengomandani Turangga yang merupakan tank yang pernah di gunakan kakak tertua nya, Ajeng yang mendapat peringkat kedua mengomandani Ambarawa. Komandan tank lainnya antara lain; Retno mengomandani Gandiwa, Anis mengomandani Konta, Dewi mengomandani Jaladara, Dinda mengomandani Bima, dan Nada mengomandani Kandik.
Setelah pembagian kelompok para pembawa baki yang berisikan lencana maju kedepan barisan anggota kelas satu, Susi dan Ajeng di minta maju oleh Husodo sebagai perwakilan dari anggota kelas satu, Susi mewakili garis keluarganya sebagai penerus dari keluarga Ayu sementara Ajeng dipilih karena hasil latihan yang memuaskan dan berhasil mendapat poin tertinggi, saat Husodo dan Yuliana akan menyematkan lencana di kerah seragam mereka berdua Susan datang bersama dengan Euis menemui mereka semua.
"Maaf saya terlambat" ucap Susan sambi berjalan pelan dengan di ikuti oleh Euis di belakangnya.
"Kanjeng, terimakasih sudah datang" ucap Husodo sambil membungkukkan badannya.
"saya kesini hanya untuk melihat pertandingan pertama yang akan adik saya lakukan di sekolah ini" ucap Susan dengan datar.
"pertandingan ?" ucap Ajeng bingung mendengar hal itu, ia tidak di beritahukan apapun tentang pertandingan oleh kakak kelas mereka.
"ah iya, maaf kakak lupa memberi tahu, setelah pengukuhan ini akan di lakukan pertandingan, kalian akan bertanding satu sama lain hingga hanya ada satu tim yang tersisa, anggap saja ini sebagai suatu latihan" ucap Husodo menjelaskan.
Semua peserta terkejut mendengar hal itu, mereka merasa tidak siap jika harus langsung melakukan pertandingan, apalagi dengan adanya Susi mereka langsung yakin jika mereka tidak akan bisa menang.
"Jangan ada yang mundur dari pertandingan ini, apalagi karena merasa kalah dengan adik saya, buang semua keraguan kalian dan bertanding lah dengan sepenuh kekuatan" ucap Susan berusaha membangkitkan semangat adik adiknya.
Dengan kata kata tegas itu semua anggota kelas 1 mendapat kepercayaan dirinya kembali, Susi memberanikan diri untuk berbicara kepada kakaknya
"Kanjeng Susan, saya ingin bertanding dengan kanjeng" ucap Susi.
"hanya jika kamu menang di pertandingan ini, baru kamu bisa bertanding melawan saya" ucap Susan memberikan syarat jika Susi mau bertanding dengannya.
"baik, saya akan berusaha !" ucap Susi dengan emosi yang meluap luap.
Semua anggota kelas 1 tertegun melihat keberanian Susi yang seakan menantang kakaknya sendiri, Ajeng melihatnya sebagai sebuah tantangan kepada dirinya sendiri, Ajeng tidak mau kalah dari Susi hanya karena Susi memiliki ambisinya sendiri, Ajeng bertekad untuk menang dalam pertandingan pertamanya.
Husodo dan Susan maju kedepan dua perwakilan anggota kelas satu yaitu Susi dan Ajeng, Susan menyematkan lencana yang di terimanya ke kerah kiri Susi.
"ini pertandingan yang penting, nama besar keluarga Ayu ada di tanganmu" ucap Susan dengan pelan sambil menusukkan jarum yang akan mengunci lencana yang di pasangkannya.
"Susi paham soal itu, Susi mohon doa dari kakak agar usaha Susi di lancarkan" ucap Susi.
"doa kakak selalu bersamamu, Adhine" ucap Susan sambil tersenyum. Susi juga tersenyum mendengar ucapan kakaknya yang menghilangkan keraguan di dirinya.
Husodo memasangkan lencana di kerah kiri seragam Ajeng, Seragam yang di kenakan Ajeng berbeda dengan seragam yang di kenakan Susi, seragam coklat dengan kerah yang tinggi dan lebih menyerupai pakaian safari, berbeda dengan Susi yang mengenakan seragam Jaket kebaya berwarna merah yang merupakan lambang kebesaran keluarganya.
"apakah kamu gugup Ajeng ?" tanya Husodo sambil memasangkan lencana di kerah baju Ajeng.
"sedikit kak" jawab Ajeng jujur.
"kenapa, apakah karena kamu tidak yakin dengan kemampuanmu ?" tanya Husodo.
"bukan begitu" jawab Ajeng singkat.
"saya rasa jika saya menang saya akan mengganggu hubungan Susi dengan kakaknya" lanjut Ajeng menjelaskan alasannya.
"heee ternyata kamu sampai se perduli itu ya" ucap Husodo memuji rasa simpati yang di miliki Ajeng terhadap temannya.
"tapi kalau kamu mengalah itu malah akan membuat Susi kecewa" ucap Husodo.
"eh, benarkah ?" tanya Ajeng terkejut.
"keluarga Ayu tidak menghargai hal itu, buat mereka musuh yang mengalah kepada mereka adalah penghinaan atas kemampuan mereka" ucap Husodo menjelaskan.
"jadi bertandinglah dengan segenap kemampuan, meski kamu kalah kamu akan tetap di hargai perjuangannya oleh Kanjeng Ayu" lanjut Husodo.
"baik kak !" ucap Ajeng memahami sepenuhnya apa yang di katakan kakak kelasnya.
Setelah di sematkan lencana oleh kakak kelas mereka, Ajeng dan Susi kembali ke barisan dan menunggu aba aba selanjutnya.
"baiklah sekarang kalian semua sudah resmi menjadi anggota dari klub Senshado Nusantara, semuanya silahkan menuju ke tank kalian masing masing dan nanti kakak kakak lain akan memberikan arahan tentang pertandingan" ucap Husodo.
"baik kak !" jawab semuanya dengan tegas.
"bubar, Jalan !" ucap Susi dengan lantang, semua anggota kelas 1 berbalik kanan dan kemudian membubarkan diri.
Semua anggota kelas satu berkumpul di tank mereka masing masing, dan bersiap untuk memulai pertandingan pertama mereka.