webnovel

Girls Like US

Fatiya yang diminta pak Juna—guru ekskul musik disekolah nya—untuk membuat sebuah band satu-satunya yang ada disekolah mereka. Pertama dia mengajak sahabat sekaligus teman sekelasnya yang bernama Annisa seorang pemain gitar, kedua Annisa mengajak Linda seorang pemain drum dan Rania seorang pemain keytar—keyboard gitar, ketiga mereka mengajak Shella gadis pemalu yang punya suara indah, terakhir Verga sosok gadis tsundere jarang berekspresi yang merupakan pemain gitar listrik. Kisah persahabatan diantara keenam gadis itu, dan kisah percintaan masing-masing gadis tersebut.

ChouYuzu10 · Teen
Not enough ratings
4 Chs

03. Latihan Pertama

Band ASTERIA sekarang tengah berkumpul di ruang musik disana mereka semua berpikir, mereka tidak habis fikir dengan kepala sekolah yang tiba-tiba malah ingin membuat lomba bakat di sekolah dan 7 besar akan tampil di anniversarry sekolah yang akan dihadiri oleh beberapa pemilik agensi musik terbesar dari berbagai negeri. sebenarnya belum ada pengumuman tapi Verga—sebagai ketua eskul madding diberitahu dan diminta untuk membuat madding.

"Kok bisa sih?!" tanya Rania kesal dan mereka semua juga sama kesalnya seperti Rania, mereka tidak menyangka kepala sekolah akan mengadakan lomba bakat yang kemungkinan akan membuat murid-murid saling bertengkar karena merasa tersaingi. "Terpaksa kita ikut, gue pergi dulu buat madding mungkin pulang sekolah kita latihan, oke" mereka hanya mengangguk dan Verga mengambil tasnya lalu pergi.

Baru saja Verga keluar dia dikejutkan dengan Aldi, Rio dan Axel yang nampak menguping diluar ruangan, lebih tepatnya mereka bertiga menempelkan telinga mereka di jendela dan Verga hanya melipat kedua tangannya sambil melihat kearah ketiga pemuda tersebut.

"Kalian ngapain?" setelah suara Verga itu terdengar suara orang berjatuhan dan itu adalah ketiga orang laki-laki tersebut yang terjatuh. mereka berdiri "N-nggak ki-kita cuma mau—" ucapan yang menggantung dan Verga masih menatap ketiga pemuda itu datar sedangkan Axel menggaruk tengkuknya, Rio yang mengulum bibirnya dan Aldi yang terlihat bingung sekaligus gelagapan karena mereka ketahuan.

"Kalo mau liat silahkan jangan sembunyi-sembunyi kek gitu, aneh ngeliatnya tahu nggak" setelah mengatakan itu Verga langsung pergi meninggalkan geng milik Aldi itu sedangkan ketiganya menghela nafas mereka lega karena Verga tidak marah. "Haduh.., untung aja nggak di introgasi kita, balik aja kita bicarain di markas" Aldi dan kedua sahabatnya itu memutuskan untuk pergi sebelum kelima gadis yang ada di ruang musik itu menyadari keberadaan mereka.

Verga masuk kedalam ruang eskul madding dan dia hanya melihat 3 orang disana sedangkan anggota eskul ada sekitar 9 orang, 4 dari kelas 10, 3 dari kelas 11 dan 2 dari kelas 12 sedangkan yang ada diruangan itu hanya ada Galang, Miu dari kelas 10 dan Nami dari kelas 12. nampak Verga menghela nafasnya lalu dia mengambil ponselnya mengetikkan sesuatu, lalu setelah mengurimkan pesan itu di grup dia langsung memasukkan ponselnya. ketiga orang yang mendengar ponsel mereka berbunyi disaat bersamaan memilih untuk membuka ponsel mereka, membaca pesan apa yang dituliskan dari ketua eskul mereka.

[Yang nggak dateng sekarang gue kasih tugas. Buat madding SENDIRI sebanyak 2 dengan tema lomba bakat sekolah dan anniversary sekolah. kumpulin besok lusa. gue nggak nerima anak lagi di ruangan sekarang jadi besok lusa gue samperin kelas kalian buat ambil madding buatan kalian dan kalo kalian nggak masuk gue samperin rumah kalian, gue tahu alamat rumah kalian karena gue juga ketua klub buku] Massage From Verga.

Galang, Miu dan Nami nampak terkejut mereka melihat kearah Verga yang nampak santai "Jadi kita cuma buat 1 madding aja sisanya biar mereka yang urus, dan juga gue peringatin sama kalian termasuk lo kak Nami meskipun lo senior gue tetep ketuanya di sini. kalo gue manggil kalian harus dateng kalau nggak hukuman kayak tadi bahkan bisa lebih berat dan juga kasih tahu temen eskul madding kalian buat dateng waktu gue manggil, oke" ketiganya hanya mengangguk kaku mendengar nada bicara Verga yang terdengar dingin dan mengancam.

Ditempat lain Linda dan Rania mereka berdua duduk bersantai di kelas mereka bersama dengan Amaira dan juga Viola, setelah dari ruang musik keduanya langsung kembali ke kelas disana juga ada Annisa yang malas unuk ke kelasnya karena disana dihuni oleh banyak murid laki-laki yang tingkat kewarasan mereka dibawah rata-rata. "Jadi kalian mau nampilin sesuatu?" tanya Linda kepada Amaira dan Viola yang dijawab dengan anggukan oleh Viola sedangkan Amaira dia menggeleng.

"Lo tahu kan gue ikut eskul teater lo juga Rania tapi yang dipilih sama pelatih kan ada 7 orang dan lo nggak termasuk jadi kita bakal nunjukkin skil akting kita dong" ucap Viola bangga, dia memang sudah bersiap untuk pertunjukan bakat atau lomba adu bakat ini.

Keheningan menyelimuti mereka sampai ponsel Amaira berbunyi dan dia membuka sekaligus membaca pesan yang tertera di layar ponselnya, dia membola saat melihatnya membuat yang lain bingung.

Annisa mengerutkan keningnya "Lo kenapa?" tanya nya dan Amaira menyodorkan layar ponselnya kepada mereka yang langsung membaca pesan tersebut, "APA?! disuruh buat 2 madding dalam waktu 2 hari? gila ya itu ketua eskul lo?" ucap Viola saat membaca pesan tersebut, Annisa langsung mengambil ponsel itu dan membacanya ternyata yang mengirim pesan itu Verga. "Lo sih ada panggilan malah nggak dateng, lo nggak tahu apa sifatnya Verga kayak apa? udah tahu diam-diam mengejutkan gitu kok" ucap Linda dan Amaira mengangguk dia paham sekarang.

~•~

Sesuai dengan jadwal band Asteria memutuskan untuk berlatih karena mereka akan mengikuti lomba band yang diadakan oleh 3 sekolah terbesar di kota, bisa dibilang ketiga sekolah itu bekerjasama membuat lomba bakat dan disponsori oleh walikota sendiri. lomba itu akan di ikuti oleh ketiga SMA Negeri yang berbeda dengan sekolah negeri lainnya, SMAN Crystal 1, SMAN Centerlot 7, SMAN Vionix 10—ketiga sekolah paling elit di kota.

Lomba itu akan diadakan sekitar 2 minggu lagi dan pendaftaran akan ditutup 3 hari lagi, dan soal madding yang ditempelkan di papan pengumuman sekolah madding milik SMA Vionix 10—sekolah keenam gadis anggota Band itu terpilih dan madding yang dibuat Verga dan yang lain dipajang di papan pengumuman ketiga sekolah tersebut.

Memang hasil ancaman Verga berguna juga bagi anggota eskul madding jadi mereka senang sekaligus merasa bersalah kepada ketua mereka yang paling banyak bekerja dalam pembuatan madding. Dan juga satu hal—soal ancaman Verga membatalkannya saat sehari setelah dia memberi pesan kepada anggotanya dan mereka bersyukur.

Kembali ke cerita mereka adalah satu-satunya band yang ada di sekolah ini sedangkan yang lain memilih menunjukkan bakat unik mereka seperti dance cover atau bernyanyi sendiri atau bernyanyi solo. "Oke gue udah buka web pendaftarannya kita jadi ikut kan?" tanya Fatiya dan kelima temannya itu mengangguk, Fatiya segera mengisi formulir pendaftaran online tersebut.

"Oke gue udah isi formulirnya dan waktunya latihan" ucap Fatiya meletakkan ponselnya dan mengambil microphone nya sedangkan yang lain mereka juga mengambil alat musik mereka bersiap untuk berlatih. "Kita bawain lagu apa?" tanya Linda yang bingung harus menyanyikan apa saat lomba nanti karena nanti akan aa 3 ronde jadi mereka harus mempersiapkan 3 lagu dan ronde terakhir khusus untuk peserta yang masuk grand-final.

Mereka semua terdiam "Maaf tapi gue punya lagu mau nyanyiin? tapi ini nggak sampai 3 menit gimana dong?" mereka menoleh kearah Shella yang bersuara dan mereka mengangguk tentu saja lagipula batas waktu tampil di babak penyisihan ini hanya 2 menit jadi mungkin cukup. Shella membuka bukunya dan menunjukkan lirik lagu yang ia buat dan mereka sama-sama berpikir seperti ada nada yang cocok untuk lagu itu. "Gue udah menyanyikannya jadi bisa lebih mudah menentukan melodinya".

Mereka diam menyimak sampai gitar milik Annisa bergerak mencari melodi satu persatu dari mereka mulai menyesuaikan dan akhirnya menemukan melodi yang mereka cari selama ini sembari Shella menyanyi. "Oke udah bagus kan? tinggal kita bagi aja bagiannya" ucap Rania senang dan mereka semua tersenyum "Untuk bagian awal kita sama-sama dan bagian kedua biar Fatiya lalu waktu main reff nya kita bareng gimana dan untuk terakhir tanpa musik" usul Linda dan mereka semua mengangguk setuju, Annisa menjentikkan jarinya "Linda untuk permulaan lo ketukin tongkat drum lo sambil bilang one two baru kita nyanyi" mereka mengangguk.

Linda mengetuk stick drum nya sambil mengatakan "One Two!"

Saat lagu selesai mereka mendengar suara tepuk tangan dan itu berasal dari Pak Juna yang ada di dekat pintu masuk bersama dengan Aldi, Axel dan Rio mereka bertiga nampak memasang wajah berbinar seakan-akan kagum dengan permainan keenam gadis itu minus untuk Axel—tapi dia ikut bertepuk tangan sambil memasang wajah datar. "Kalian bakalan ikut lomba bakat? gue dukung deh kalo gitu, gue bakalan jadi penggemar pertama kalian"ucap Aldi tiba-tiba membuat keenam gadis itu tertawa canggung terutama Fatiya yang memerah karena mendapatkan wink dari Aldi.

"Kalian udah daftar kan?" tanya pak Juna sambil masuk kedalam diikuti ketiga murid laki-laki tersebut setelah Rio menutup pintu ruang band itu, Fatiya mengangguk sebagai ketua band pak Juna senang "Bapak mau kasih kalian sesuatu, kalian bertiga bisa bawa kesini?" tanya pak Juna dan ketiga laki-laki tersebut keluar lalu kembali membawa sebuah kotak berbentuk persegi masing-masing 2 buah membuat keenam gadis itu penasaran.

Pak Juna memberikan satu persatu kepada keenam gadis itu dan betapa terkejutnya mereka saat melihat ternyata isinya adalah sebuah gelang, memang biasa tapi gelang itu adalah gelang perak ditambah dengan hiasan berbentuk bintang dengan inisial nama mereka masing-masing. seperti Fatiya yang berinisial AL, lalu Linda dituliskan LD, Shella yang berinisial SL, Annisa yang mendapatkan inisial AN, Rania mendapatkan inisial RN dan Verga dengan inisial VR.

"Itu hadiah dari bapak buat kalian, bisa dibilang gelang itu mewakili semua doa bapak buat kalian semua. bapak berterima kasih sama kalian karena kalian mau membentuk sebuah band yang memang tidak ada disekolah ini, jika bukan karena kalian band tidak aka pernah terbentuk di sekolah ini" mereka terharu saat pak Juna mengatakan hl itu, mereka mengangguk mengerti "Mungkin kalo kita udah lulus kita tetap main kok pak tenang aja dan juga meskipun nanti karir kita bukan penyanyi kita bakalan sering nge-band bareng kami janji sama bapak" ucapan Annisa mewakili yang lainnya dan pak Juna tersenyum mendengarnya.

~•~

Chapter (03 : Latihan Pertama) End

To Be Continued