webnovel

Girls Like US

Fatiya yang diminta pak Juna—guru ekskul musik disekolah nya—untuk membuat sebuah band satu-satunya yang ada disekolah mereka. Pertama dia mengajak sahabat sekaligus teman sekelasnya yang bernama Annisa seorang pemain gitar, kedua Annisa mengajak Linda seorang pemain drum dan Rania seorang pemain keytar—keyboard gitar, ketiga mereka mengajak Shella gadis pemalu yang punya suara indah, terakhir Verga sosok gadis tsundere jarang berekspresi yang merupakan pemain gitar listrik. Kisah persahabatan diantara keenam gadis itu, dan kisah percintaan masing-masing gadis tersebut.

ChouYuzu10 · Teen
Not enough ratings
4 Chs

01. RENCANA

Nampak kedua gadis tengah terduduk di salah satu meja kantin menikmati makan siang mereka sambil sesekali mengobrol. mereka bertiga adalah Annisa Jolicia, gadis berambut sebahu berwarna kecoklatan sama seperti matanya dengan tinggi tubuh sekitar 164 cm dan Fatiya Melonovia, gadis berambut panjang berwarna hitam sedangkan matanya berwarna emerlard dikarenakan dia blasteran. Mereka berdua adalah adalah murid kelas 11.B ngomong-ngomong mereka satu kelas oleh sebab itu mereka sekarang makan siang bersama. "Gimana soal tawaran Pak Juna?" tanya Fatiya kepada sahabatnya yang nampak berpikir, bingung dengan jawaban apa yang akan mereka beritahu kepada Pak Juna—guru musik di sekolah mereka sekaligus pelatih eskul musik disekolah.

Di sekolah swasta yang lumayan mewah ini ada pelajaran musik yang jarang ada di sekolah lain, dan ketiga gadis tadi mereka adalah murid yang dipilih Pak Juna untuk membentuk sebuah band yang akan tampil saat aniversarry sekolah yang mungkin akan diadakan beberapa bulan lagi. Annisa bukan anggota club musik hanya Fatiya yang menjadi anggota dan dia diberi tanggung jawab Pak Juna untuk membentuk band terserah anggotanya adalah anak klub musik atau bukan.

Annisa langsung diajak oleh Fatiya karena gadis itu tahu kalau sahabatnya itu terpilih karena kemampuannya bermain gitar klasik, Annisa juga ingin hobinya bermain gitar bisa bermanfaat akhirnya memutuskan untuk ikut badn Fatiya—sahabatnya. Tapi yang menjadi masalahnya adalah mereka berdua kesulitan mencari anggota yang lain, Annisa sempat mengusulkan anak-anak club musik saja tapi Fatiya langsung menolak karena dia tahu kalau semua anak-anak klub musik sebagian besar adalah orang-orang sombong.

"Gue tahu! gue kenal dua cewek dari kelas C mereka berdua pinter main drum sama keytar, mungkin kita bisa tawarin mereka. mereka juga bukan anggota club musik kok" ucap Annisa tiba-tiba dan mendengar hal itu membuat Fatiya senang sekaligus penasaran siapa kedua gadis tersebut. Fatiya tiba-tiba menggebrak meja keras membuat murid lain menoleh kearahnya juga sahabatnya yang terkejut, Fatiya meminta maaf dan keadaan cafeteria itu kembali seperti semula dan Fatiya memelankan suaranya "Nanti kita samperin mereka sepulang sekolah, tapi lo kenal sama mereka kan?" Annisa mengangguk dan Fatiya tersenyum puas.

"Hai cantik"

Baru saja moodnya membaik tapi langsung turun drastis karena kedatangan dari salah satu anak berandalan sekolah dengan ketiga geng nya—mereka adalah Aldi, Axel dan Rio satu angkatan dengan Fatiya juga Annisa tapi berbeda kelas. Mereka bertiga adalah anak-anak berandalan berotak pintar, alasan mereka tidak dikeluarkan karena mereka pintar tapi tetap saja sifatnya itu menyebalkan.

Bahkan Aldi itu terang-terangan mengungkapkan perasannya kepada Fatiya tapi tidak gadis itu gubris, berkali-kali tapi hasilnya tetap sama Fatiya tidak menjawab atau bisa dibilang gadis itu menggantungkan Aldi tapi bagi pemuda itu tidak apa dia akan berusaha lagi.

Sedangkan Axel dan Rio berbeda dengan Aldi yang sifatnya sungguh konyol, bobrok—seperti Annisa dan juga menyebalkan, Rio memiliki sifat biasa tapi kadang dia konyol tapi cara dia berbicara itu terus terang bahkan dia terkenal dengan ucapannya yang pedas dan menusuk sedangkan Axel dia adalah tipe-tipe pangeran sekolah yang memiliki sifat dingin dan jarang bicara.

Kembali ke cerita, Aldi langsung duduk disebelah Fatiya atau ditengah-tengah Fatiya dan Annisa sedangkan kedua sahabtanya—Rio dan Axel malah duduk dihadapan Fatiya, Aldi dan Annisa. "Sayang kamu tahu kan aku cariin kamu daritadi ternyata kamu disini, aku kangen loh" Fatiya menghela nafasnya saat Aldi mengajaknya bicara seperti itu sedangkan Annisa berlagak muntah karena nada bicara Aldi.

"Sorry gue mau ke perpus dipanggil pak Hary" Axel beranjak dan langsung pergi lalu diikuti Rio dengan alasan perutnya mulas sedangkan Annisa dia langsung pergi ke kelas tanpa melakukan apa-apa meninggalkan sahabtnya berduaan dengan sang pujaan hati, kalau dilihat-lihat bagi Annisa kedua memang cocok tapi saat mengingat tingkah Aldi dia langsung menggelengkan kepalanya.

Sedangkan di tempat lain lebih tepatnya di perpustakaan Axel baru saja masuk dan dia daat melihat pak Hary tengah duduk sambil mengerjakan sesuatu dan dihadapannya adalah seoranng gadis yang tengah mengobrol dengan pak Hary sambil sesekali membantu guru tersebut.

Axel menghampiri pak Hary yang otomatis menoleh "Oh kamu Axel kemari bapak ingin kau membantu untuk menilai beberapa tugas anak-anak di kelas A dan B, Verga juga akan membantumu jadi kau tidak kesusahan nantinya. baiklah Verga, Axel saja tinggal jika sudah selesai taruh saja di meja bapak" pak Hary berjalan keluar meninggalkan Axel dengan gadis bernama Verga itu.

Akhirnya pemuda itu duduk dihadapan Verga dan melihat beberapa soal ujian harian matematika juga kunci jawaban yang ada disebelah, dia mengambil bulpen dan langsung memeriksa tanpa berbasa-basi, sesekali dia melirik kearah Verga yang nampak fokus dengan lembaran ujian itu sambil beberapa kali membenarkan kacamata tipisnya.

Saat hendak mengoreksi homor 17 Verga tiba-tiba menghentikan Axel membuat pemuda itu bingung "Kunci jawaban nomor 17 salah beberapa soal juga salah, lo pake ini aja" Verga memberikan kunci jawaban yang sudah dikoreksi gadis itu lalu Axel hanya menurut.

Mereka kembali memeriksa lembaran-lembaran itu sambil memasukan nilainya kedalam berkas penilaian milik pak Hary yang sengaja ditinggalkan, "Eoh! Verga? kamu kesini? kengapa nggak kasih tahu ibu ha?' keduanya menoleh mendapati Bu Sumarti yang merupakan penjaga perpustakaan.

"Iya bu saya bantuan pak Hary, soal buku novelnya saya bawakan besok ya bu" jawab Verga ramah dengan senyuman tipis llau bu Sumarti mengangguk lalu kembali berjalan ke duduknya, saat Verga menoleh dia melihat Axel yang nampak melihat kearahnya dan dia seakan mematung "Lo kenapa?" Axel menggeleng dan langsung melanjutkan kegiatannya yang tertunda membuat Verga tersenyum tipis.

~•~

"RANIA! LINDA!"

Kedua gadis tinggi itu menoleh mendapati Annisa yang berjalan menghampiri keduanya disampingnya ada Fatiya yang hanya diam mengikuti Annisa, eepulang sekolah tadi Fatiya dan Annisa langsung bergegas untuk menemui kedua gadis bernama Rania dan Linda itu yang dikatakan kalau mereka pandai bermain alat musik.

"Kenapa? lo cari kita?" tanya Rania dan Linda hanya diam lagipula pertanyaannya sama dengan Rania jadi diwakilkan saja, Annisa masih meraup nafas karena dia tadi sedikit berlari jauh—kelas 11C dan 11B itu lumayan jauh karena setiap kelas pasti dibatasi oleh ruangan kelas 10 kalau tidak ya seperti ruangan kimia atau ruangan lain.

Annisa menghela nafasnya panjang "Kalian berdua minat masuk band kita berdua nggak? band ini nanti bakal tampan di acara anniversarry sekolah kalau beneran ada 6 anggota" tanya Annisa langsung pada intinya dan mendengar hal itu keduanya nampak terkejut, Linda dan Rania nampak menatap satu sama lain.

"Boleh lagian kita udah lama nggak main ya kan Ran?" Rania mengangguk dia juga setuju untuk masuk kedalam band Annisa lagipula jujur saja dia bosan jika sepulang sekolah tidak ada eskul apapun, tidak buruk juga untuk kembali bermain keytar bukan? bahkan Linda—sahabat dekatnya juga setuju.

Annisa dan Fatiya melakukan high-five mereka hanya tinggal mencari 2 orang lagi lalu akhirnya band mereka terbentuk akhirnya. "Jadi kurang 2 orang? kayaknya gue tahu satu orang yang mungkin dia mau gabung, memang dia nggak bisa pake alat-alat musik yang keren dia cuma bisa main kecerek tapi suaranya halus kalo nyanyi, gimana?" tanya Linda dan Annisa juga Fatiya nampak berpikir lalu Fatiya mengangguk.

"Dia masih ada di kelas mungkin? setahu gue dia ada kelas tamabahan jadi mungkin dia masih ada di kelas. mending kita kesana" ajak Linda dan mereka bertiga mengikuti Linda menuju ke kelas 'D' dimana kelas gadis yang dimaksud oleh Linda—salah satu temannya—mereka naik ke lantai 2 dimana kelas A dan D ada sedangkan kelas B dan C ada di lantai pertama, berbeda memang sama seperti kelas 10.

Mereka sampai didepan kelas D dan disana terlihat gadis yang tidak terlalu tinggi tapi tidak terlalu pendek juga gadis dengan wajah manis dan lugu nampak menyapu di dalam kelas, Linda membuka pintu lalu menyapa "Shella! bisa ngomong bentar?" gadis itu menoleh dan berjalan menghampiri Linda keluar kelas. "Sebenarnya gini, lo kan bisa nyanyi terus bisa main kecrek juga jadi lao mau masuk band kita berempat nggak? kita butuh 6 orang dan kalo lo mau masuk lo jadi anggota kelima, gimana?" tanya Linda.

Shella nampak terkejut lalu dia berpikir "Tapi kalo jadwal latihan nggak ganggu jadwal gue sih nggak apa, boleh tapi asalkan jangan ganggu jadwal sekolah atau les gue ya" Fatiya mengangguk dan Shella resmi bergabung dengan band mereka, mereka juga akan berlatih setelah sekolah mungkin? kalau tidak mungkin mereka akan berlatih saat istirahat pertama "Makasih ya, besok kita ngumpul di kantin waktu istirahat pertama" Shella mengangguk.

Mereka akhirnya pulang kerumah masing-masing dan saat di perjalanan pulang Annisa berjalan kaki dari rumah ke sekolah, dia melewati sebuah cafe dan dia terhenti saat mendengar suara nyanyian dari dalam cafe tersebut. suara yang berat tapi cukup menarik lembut dan itu sukses perhatiannya, Annisa akhirnya masuk kedalam cafe dan melihat seorang gadis bernyanyi dalam bahasa Korea sambil bermain gitarnya.

Annisa duduk di salah satu meja dan memesan minuman sambil melihat kearah gadis itu, dia mengenal siapa itu dan tahu siapa itu. Dia adalah Verga—teman masa kecilnya atau bisa dibilang teman lesnya tapi saat kelas 4 Sekolah Dasar Verga tidak les di tempat itu lagi sekaligus sekolah dasar mereka berbeda jadi mereka bertemu waktu masa pengenalan sekolah SMK kali ini.

Tapi dia jarang melihat Verga karena mereka berbeda kelas ditambah kelas mereka berbeda lantai jadi jarang bertemu juga kantin yang terletak di lantai 1 jadi mereka jarang bertemu. diatas panggung cafe itu Verga bernyanyi lagu dari Jimin BTS yang berjuudl—Promise dengan lantunan gitar miliknya. hingga saat lagu itu selesai beberapa orang di cafe itu bertepuk tangan lalu Verga turun dari panggung kecil itu lalu nampak berbincang dengan salah satu pelayan.

"Verga!" Annisa memanggil gadis itu dan terlihat Verga menoleh lalu menghampirinya, Verga duduk dihadapan Annisa lalu bertanya kenapa Annisa memanggilnya "Gue mau tanya sama lo, lo mau nggak gabung band temen-teemn gue kita butuh satu orang lagi dan gue tanya sama Nabila temen lo kalau lo pinter main gitar biasa ataupun gitar elektrik jadi di band kita belum ada yang bisa main gitar elektrik jadi lo mau gabung kan?" tanya Annisa.

Verga nampak berpikir "Liat besok aja gue harus atur jadwal dulu, kalo gue bisa gue kabarin lo nanti" Annisa agak kecewa tapi dia mengangguk lalu pergi dari cafe setelah membayar minumannya meninggalkan Verga yang bersiap untuk tampil lagi, dia bekerja part-time di cafe itu jadi dia bernyanyi disana 3 lagu untuk sehari dan dia bekerja 3 kali seminggu itu di hari Jumat, Sabtu dan Minggu.

~•~

Chapter (01 : Rencana) End

To Be Continued