webnovel

Ghost Queen

Mempunyai keluarga yang percaya hal-hal klenik membuat repot bagi gadis remaja yang tidak percaya pada hantu. Talia, seorang gadis yang dianggap sial oleh keluarganya ternyata memiliki kesamaan dengan Ratu Agung pada zaman kerajaan. Tepatnya dia adalah reinkarnasinya. Suatu saat Talia kerasukan Ratu Agung itu berkat rapalan pengikut setianya sehingga Talia memiliki dua kepribadian. Kepribadian aslinya gadis polos kepribadian keduanya pendendam. Di saat-saat yang genting, seorang pemuda tajir bak pangeran berkuda putih menyelamatkannya.

karimahdzakiyyah40 · Sci-fi
Not enough ratings
6 Chs

Ikut Sekolah

🎉SELAMAT DATANG KEMBALI KE DUNIA KHAYALAN ZIYYA❤️❤️❤️

PERHATIAN!!!

🌷ADA HANTU GENTAYANGAN

🌷ADA ANAK INDIGO

🌷ADA DUKUN

.

.

.

.

Aku mendesah lemah. Malam ini du rumah joglo simbah rasanya lebih nyaman dan tenang. Jauh. dari kebisingan dan suara-suara pertengkaran. Huh, simbahku kudet, punyanya hp nokia jadul, jadi aku tak perlu risau kalau putus kontak sama orang tuaku.

Tante Alena sudah terlelap dalam mimpi. Wajah ayunya tertutup oleh rambut panjangnya. Sedikit seram sih. Untungnya lampunya nyala. Jadi kehororannya masih mending. Huh,gimana kabar kakakku ya...kapan dia juga kabur dari rumah? Kenapa dia gak punya keinginan nekat seperti ku yach?

🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Bunyi derekan katrol timba dari belakang rumah. Hmm..kuhirup udara pagi, segar banget. Ini masih pukul empat. Aku sudah di dapur bersama nenek dan tante Alena, memasak sarapan. Semntara kakek menimba air untuk keperluan mandi, mencuci, dan persediaan minum.

"Dek, mending kamu ikut tante sekolah aja kebetulan ada bangku kosong di kelasnya tante. Daripada kamu nganggur khan."saran Tante Alena sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Nak, garamnya kurang."ujar nenek saat mencicipi sayur sop.

"Wah, kebanyakan air."sesal Tante sambil menepuk dahi, pura-pura bodoh. Tubuh rampingnya bergeser ke rak tempat di mana bumbu dapur lengkap di sana.

"Kebetulan tante punya seragam punya Kak Alisa."ujar Tante sambil mengedipkan sevelah matanya.

🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

"Wah...kamu mirip kakak banget Talia_♥️." Prak, Tante Alena menyodorkan foto keluarga. Hmm, memang mirip. Bedanya, bola mata dan hidungnya.

"Yeah, ayo kita berangkat!"

Brum...bunyi kendaraan motor shogun buatan Jepang membelah kesunyian desa. Tante Alena memakai helm warna ungu, sedangkan aku memakai helm warna pink.

Roda motor berdecit saat kami tiba di bangunan tua, SMA tempat keempat anaknya simbah belajar di sana. Motor shogun diparkirkan di bawah 'pohon cinta'. Beberapa pelajar berseragam abu-abu putih berlalu lalang.

Tante Alena menyapa seorang cowok yang baru turun dari motor. "Gibran!"

"Oh, Alena. Selamat pagi. Ini siapamu?"menunjukku.

"Adikku."Tante Alena langaung merangkulku. "Mirip khan?"

"Haha..sejak kapan kamu punya adik Alena." Gibran tergelak.

"Gak apa-apa ya adikku ikut belajar di kelas." Kami berjalan mengikuti langkah kaki cowok bernama Gibran.

"Iya sih. Gurunya gak pernah ngabsen. Kita khan bebas."

"Hehe...sekolah desa kapansih tertibnya." Tante Alena berpose centil.

Kami tiba di kelas Tante Alena. Aku terpana. Kelasnya jauh berbeda dari sekolahku. Mejanya buat berdua penuh coretan, kursinya untuk berdua juga, bangunan kelasnya setengah tembok, kaca jendelanya kusam, dan yang lebih menakutkan gak ada lampu.

"Loh..kok masih berdiri?"tegur Tante Alena. Aku menghembuskan napas kesal. "Oh ya...tante lupa Bangku kosongnya ada di pojok kiri bagoan belakang." Aku bergidik ngeri.

"Tenang aja, kamu duduk deket aku kok adeknya Alena."hibur Gibran. "Lagipula aku lebih suka di belakang. Biar bosa bobok." Gibran duduk persis di depanku, ia menghadap ke samping. Kakinya selonjoran.

"Kok bisa ada bangku kosong?"protesku.

"Soalnya kelas kita ada dua orang yang keluar. Masalahnya karena pindah rumah sih..."

"Oh..."Aku tersenyum masam.

"Kalau ada kesulitan bilang aku ya..."

🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Hari ini tidak begitu berarti, semua berjalan seperti air mengalir. Aku malah ketualaran Gibran tidur di jelas sampai bel istirahat.

"Keponakan,bangun...istirahatnya cuma dua puluh menit nih. Sayang khan kalo buat tidur." Tante Alena mencubit pipiku.

"Gibran mana?"tanyaku antara sadar dan tidak.

"Sudah di stand. Jualan gorengan."

Huh, aktanya mau membantuku, malah kabur begitu istirahat.

Wush...angin di gedung belakang sekolah berhembis kencang. "Nah...ini angin yang menyehatkan tubuh lho."kata Tante Alena yang menikmati hembusan angin.

"Malah bikin masuk angin."gumamku. Aku terhenyak saat melihat sesosok menyeramkan di balik pohon bambu. Aku menelan ludah.

"Hei,hei...lihat apa?"tanya Tante Alena menyadari aku ketakutan.

"Pohon bambu."jawabku sambil mengalihkan perhatian.

"Oh...pemilik tanah ini yang menanamnya soalnya sekolah ini dulunya dekat sungai. Sekarang sungainya pindah 100 meter dari sini."cerita Tante tentang pohon bambu itu.

"Alena."Kami menoleh ke asal suara. Gibran setengah berlari menghampiri kami. "Nih, es buat kalian."

"Gibran ah selalu baik sama kami. Jadi gak enak nih."Tante Alena memanyunkan bibir mungilnya.

Bersambung....

Hantu di balik pohon bambu ini adalah sesosok hantu yang mati karena disiksa terus menerus, ia terus menghantui guna membalas dendamya.

karimahdzakiyyah40creators' thoughts