webnovel

Ghost Hunter: The Blood and River

Berawal dari pertemuan mereka di Senior High School membuat mereka kini menjalin sebuah persahabatan yang penuh dengan misteri, teror, ancaman, dan tantangan yang berbahaya. Awalnya, mereka menjalankan sebuah misi karena rasa penasaran akan sekolah baru mereka. Namun rasa penasaran mereka membawa mereka menuju misi-misi selanjutnya yang dipercayakan oleh Kepala Polisi Park secara rahasia kepada mereka hingga membuat mereka menjadi seorang detektif. Ini adalah kisah petualangan 12 pemuda tampan yang dibumbui dengan nuansa horor yang kental di dalamnya. ***** “Berhenti sekarang sebelum semuanya terjadi.” “Kalian semua akan mati saat jam 11 malam.” “Kami sudah menyatu, dan aku adalah bagian dari dirinya.” “Sepertinya begitu. Kita semua akan mati jika kita gagal dalam misi kali ini.” ============================ WARNING! Di sini aku hanya meminjam nama tempatnya saja. Cerita ini hanya fiksi dan murni dari pemikiran penulis. Jadi ini tidak nyata. Tempatnya mungkin nyata dan kalian beberapa mungkin ada yang tahu. Tapi kejadian yang ada di cerita ini hanya karangan penulis belaka. Jadi jangan ada yang menyamakan kejadian yang ada di tempat ini sama dengan kenyataannya. Karena itu berbeda. Dapat dipahami kan? I'm just borrowing the name of the place here. This story is only fiction and purely from the author's thoughts. So this is not real. The place may be real and some of you may know. But the events in this story are only the work of the author. So don't equate what happened in this place with reality. Because it's different. Can it be understood?

Kiimkimm267 · Horror
Not enough ratings
216 Chs

Jung In Meninggal?

Jam pelajaran sudah usai dari 10 menit yang lalu. Tapi tujuh pemuda tampan itu tidak bisa keluar kelas karena di hadang oleh teman-temannya.

"Sekarang jawab pertanyaanku, untuk apa kalian nangkep hantu anak kecil itu?" Tanya Yi Xing

"Kalian melakukan yang seharusnya tidak dilakukan." Sahut Kyung Ji

"Maksudnya?" Tanya Joon Oh tidak mengerti ucapan Kyung Ji

"Nanti aku jelaskan maksudnya apa, tapi sebelum itu jawab dulu pertanyaan dari Yi Xing. Kenapa kalian nangkep hantu anak kecil itu?" Tanya Kyung Ji

Mereka saling lempar pandang, Yoon Jae kemudian menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Tapi nggak di sini. Kalian semua harus ikut kita." Ucap Joon Oh

Tujuh pemuda tampan itu membawa teman-temannya ke halaman belakang sekolah yang sangat jarang di datangi.

"Ngapain kalian ngajak kita ke sini?" Tanya Baek Ho

Mereka duduk melingkar dan Joon Oh menceritakan semuanya pada teman-temannya.

"Jadi itu alasan kalian nangkep hantu anak kecil itu?" Tanya Se Joon

"Iya. Soalnya kita sudah penasaran apa keterkaitannya hantu anak kecil itu di sekolah kita." Sahut Jung In

"Terus, siapa yang memasukkan hantu anak kecil itu ke dalam botol?" Tanya Jun Myeon

"Beom Gi." Sahut Jin Gu

"Ini gila." Sahut Jong Min sambil mengacak rambutnya frustasi

"Kalian benar-benar tidak waras!" Sahut Baek Ho yang tidak habis pikir dengan teman-temannya

"Kalian benar-benar melakukan yang seharusnya tidak kalian lakukan." Sahut Min Hoo

"Maksudnya?" Tanya Tae Oh tidak mengerti

"Kalian mengantarkan nyawa kalian sendiri dan membuat teman kalian dalam bahaya." Sahut Kyung Ji

"Maksudnya apa?" Tanya Yoon Jae

"Sebelum itu, dimana kalian nyimpen botol yang berisi hantu anak kecil itu?" Tanya Kyung Ji

"Di Apartement kami." Sahut In Seok

Jun Myeon, Kyung Ji, Baek Ho, Dae Hyun, Min Hoo, Se Joon, Jong Min, Chan Bin dan Yi Xing langsung berlari ke gerbang belakang. Tujuh pemuda tampan itu ikut berlari mengejar teman-teman mereka.

Langkah mereka terhenti melihat dua satpam menjaga pintu gerbang belakang.

"Gimana ini?" Tanya Dae Hyun

"Kalian mau kemana?" Tanya Joon Oh

"Bolos. Ke Apartemen kalian." Sahut Kyung Ji

"Ngapain?" Tanya Tae Oh

"Daripada kalian banyak nanya, sekarang kalian bantuin kita mikir, gimana caranya kita bisa lolos dari dua satpam itu." Sahut Chan Bin

"Mustahil kita bisa lolos dari dua satpam itu." Sahut Yoongi

"Di belakang UKS terdapat sebuah pagar. Mungkin kita bisa loncat dari pagar itu." Sahut Tae Oh

"Ide bagus. Ayo kita ke UKS." Sahut Jun Myeon

Mereka memutar arah dan berlari di sepanjang koridor. Tapi lagi-lagi langkah mereka harus terhenti karena melihat guru Kang menghadang mereka.

"Kalian mau kemana?" Tanya guru Kang

Chan Bin yang berdiri di belakang Jungkook langsung memukul leher belakangnya yang menyebabkan Jung In pingsan.

"Kita mau nganter Jung In ke UKS." Seru Chan Bin yang tengah memegangi tubuh Jung In

"I-iya iya kita mau nganter Jung In ke UKS untuk mengobatinya. Ki-kita takut dia kenapa-kenapa, Pak." Sahut Baek Ho

"Baiklah. Cepatlah kalian pergi dan segera obati dia, dan jangan coba-coba kalian bolos." Ucap guru Kang dan mereka semua langsung bernafas lega

"Main mukul anak orang aja. Kalau dia geger otak gimana? Kamu mau tanggung jawab?!" Omel Jun Myeon

Chan Bin hanya nyengir. "Aku mukulnya nggak kencang kok. Sumpah!" Sahut Chan Bin sambil menunjukkan dua jari tanda 'pis'

"Ayo kita bopong Jung In sekarang dan bangunkan dia di sana." Sahut Kyung Ji

Mereka langsung membawa tubuh Jung In dan berlari ke belakang dan meletakkan tubuhnya di tanah.

"Jung Bangun, Jung." Jin Gu mencoba membangunkan Jung In dengan menepuk pelan wajahnya dan menggoyangkan tubuhnya

Jung In mengerjapkan matanya dan perlahan membuka matanya dan melihat dia tengah di kelilingi teman-temannya.

"Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Dae Hyun

"Aku baik-baik saja kok, cuman belakang kepalaku doang yang sakit." Sahutnya sambil memegangi leher bagian belakang

Chan Bin nyengir. "Maafin aku, In. Aku terpaksa memukulmu. Karena kalau nggak gitu kita nggak mungkin bisa lepas dari guru Kang." Sahut Chan Bin

"Nggak apa-apa kok, Chan." Sahut Jung In

Jung In berdiri di bantu In Seok dan Min Gi. Mereka melihat pagar di depan mereka.

"Gimana caranya kita melompati pagar yang tinggi ini?" Tanya Min Gi

Kyung Ji mengedarkan pandangannya dan melihat sebuah tangga kayu yang sudah rapuh dan kotor.

"Kita pake tangga itu." Kyung Ji berjalan mengambil tangga kayu itu lalu meletakkannya di tembok

"Eum... Kyung, kamu yakin kita naik ini?" Tanya Yoon Jae tidak yakin dengan ide Kyung Ji, karena demi apapun tangga itu sudah rapuh dan jika di pijak maka akan patah

"Aku yakin. Karena hanya tangga ini yang ada. Chan kamu duluan naik." Sahut Kyung Ji

"Aku? Kok aku? Kenapa nggak yang cebol aja duluan?" Tanya Chan Bin yang mendapat tatapan tajam dari Baek Ho, Kyung Ji, Min Hoo, Min Gi dan Yoon Jae

"Aku udah lama nih nggak latihan hapkido sepertinya sekarang waktu yang tepat deh buat latihan lagi." Sahut Baek Ho

"Sepertinya enak nih muter kepala orang. Biar patah sekalian." Sahut Kyung Ji

"Gatel nih tanganku buat mukulin orang." Sahut Min Hoo

"Nendang orang kayaknya enak juga, apalagi nendang kakinya sampai patah beuh sepertinya enak deh." Sahut Min Gi

"Tanganku gatel nih pengen nonjok orang sampai memar dan masuk rumah sakit." Sahut Yoon Jae

Chan Bin menelan ludahnya kasar dan nyengir. "Maaf maaf. Iya iya aku naik nih." Sahut Chan Bin yang nggak mau kena hajar Baek Ho, Kyung Ji, Min Hoo, Min Gi dan juga Yoon Jae karena demi apapun dia masih sayang nyawa

Baru satu kaki yang nginjek tapi kayak terdengar suara kretek kretek kayak mau patah.

"Cepetan, Chan. Kamu lama banget sih. Keburu ketahuan nih kita." Omel Kyung Ji

"Sabar kenapa sih. Kalau aku jatuh terus tulang patah, kamu mau tanggung jawab?!" Sahut Chan Bin

"Cepetan woy. Elah lama banget sih!" Omel Jin Gu

Chan Bin mulai naik dengan perlahan dan berhasil sampai atas. Chan Bin menghela nafas lega, karena berhasil naik. Melihat Chan Bin naik dengan selamat, mereka yakin kalau tangga itu cukup aman buat mereka naiki.

"Buruan kalian naik." Sahut Chan Bin

Mereka semua satu persatu naik keatas pagar yang terbuat dari semen dan duduk diatas. Joon Oh mendorong tangga itu sampai jatuh. Mereka mulai loncat satu persatu, di mulai dari Joon Oh, Jin Gu, Chan Bin, Se Joon dan Jong Min lalu di susul yang lainnya. Mereka berlima membantu yang lainnya buat turun dengan selamat. Setelah berhasil turun, mereka langsung berlari ke arah apartement tujuh temannya.

Sesampainya mereka di sana, mereka di baut terkejut dengan keadaan apartement yang sangat berantakan. Banyak pecahan dimana-mana bahkan sofa ruang depan sudah terbalik dan televisi mereka juga pecah.

"Dimana botol itu kalian simpan?" Tanya Se Joon

"Di kamar Yoon Jae." Sahut In Seok

Baek Ho langsung berlari mencari keberadaan botol itu yang di simpan di kamar Yoon Jae diikuti oleh yang lainnya.

Baek Ho memasuki kamar Yoon Jae yang sama berantakannya dengan ruang tengah. Dia melihat ada sebuah lemari kecil dengan tiga buah laci. Baek Ho mendekati laci itu.

"Botol itu ada di laci nomor 3." Ucap Yoon Jae

Baek Ho membuka laci nomor 3. Ketika laci tempat penyimpanan botol yang berisi lima hantu anak kecil itu dibuka, mereka melihat botolnya sudah pecah.

"Hihihihihihi~" Suara tawa anak kecil mulai terdengar, angin mulai bertiup yang menerbangkan semua benda yang ada di ruangan itu

Mata mereka melihat ke arah pintu dan melihat lima buat pisau melayang dan terbang kearah mereka. Mereka semua reflek menunduk dan pisau-pisau itu menancap di dinding kamar Yoon Jae.

"Kaburrr!" Sahut Joon Oh

Mereka semua berusaha keluar dari Apartement itu.

"Hihihihihihi~" Suara tawa itu kembali terdengar

Dari arah samping mereka melihat sebuah pisau yang khusus memotong daging melayang lalu terbang kearah mereka. Mereka semua langsung berlari dan memasuki salah satu kamar lalu menguncinya.

"Mereka bukan hantu anak kecil biasa. Mereka jelmaan iblis. Dengan kalian menangkap mereka, kalian telah membuat mereka marah. Selain itu kalian tidak akan mendapatkan informasi apapun dari lima hantu anak kecil itu. Mereka sudah ada sebelum sekolah ini di bangun. Mungkin sebagian dari mereka ada yang mengetahuinya, tapi untuk membuat mereka bicara maka harus ada yang meninggal di antara kalian semua." Jelas Kyung Ji yang membuat mata tujuh pemuda tampan itu membulat

"Jika tidak ada yang meninggal di antara kalian semua, maka mereka tidak akan memberikan informasi apapun pada kalian." Sahut Baek Ho

"Itulah kenapa aku bilang kalian semua nekat banget nangkep hantu anak kecil itu. Mereka berbahaya." Sahut Jong Min

"Terus apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Min Gi

"Aku tidak tahu." Sahut Jun Myeon

"Cepat hubungi Beom Gi dan bilang padanya untuk tidak pulang ka Apartement mereka." Sahut Kyung Ji

Jung In mulai menghubungi Beom Gi dan meminta anak itu berserta yang lainnya untuk tidak pulang ke Apartement sekarang. Mereka mengatakan iya dan menginap di rumah Daniel.

"Katanya mereka menginap di rumah Daniel." Sahut Jung In

"Itu lebih bagus. Setidaknya mereka aman untuk saat ini." Sahut Min Hoo

"Apa tidak ada cara untuk menghentikan semua ini?" Tanya Joon Oh

Mereka berusaha menahan pintu agar tidak terbuka. Seokjin menarik lemari dan meletakkan di pintu guna untuk menahan terbukanya pintu.

"Mereka akan berhenti jika tiga diantara kita ada yang mati." Sahut Yi Xing

Bersamaan dengan itu jendela mereka terbuka dan kaca jendelanya pecah oleh tiga buah pisau yang melayang, mereka langsung membungkukkan tubuh mereka dan bersembunyi di bawah tempat tidur.

"Biar aku aja. Ini semua berawal dari rasa penasaranku terhadap lorong itu yang membuat kita semua dalam bahaya seperti ini. Maafin aku." Sahut Jung In

"Ini semua bukan salahmu sepenuhnya. Ini juga salahku, seandainya saja waktu itu aku tidak mengusulkan buat nangkep hantu anak kecil itu kita semua tidak akan seperti ini." Sahut Joon Oh

"Aku juga salah, aku juga nyaranin buat nangkep hantu anak kecil itu." Sahut Tae Oh

"Tapi aku juga salah. Aku juga nyaranin buat memburu hantu anak kecil itu." Sahut Yoon Jae

"Berhenti menyalahkan diri sendiri! Sekarang kita harus mikir, gimana caranya buat semua ini berhenti tanpa harus ada yang mati di antara kita semua! Bukan menyalahkan diri sendiri seperti ini!" Sahut Min Hoo

"Min Hoo benar, kita harus mikir gimana caranya buat menghentikan semua ini tanpa ada yang terluka di antara kita semua." Sahut Se Joon

"Kita keluar dari sini lalu langsung lari." Sahut Baek Ho

Jun Myeon melihat keadaan yang mulai tenang, mereka keluar dari bawah kasur dan secepatnya menggeser lemari yang menghalangi pintu. Yoon Jae, Jin Gu, Joon Oh dan yang lainnya tengah menahan serangan pisau yang terus tertuju pada mereka dengan cara melempar bantal kearah pisau dan menyebabkan bantal itu tertusuk pisau. Setelah pintu berhasil terbuka mereka langsung lari menuruni tangga. Mereka berusaha menghindari segala benda yang melayang dan terbang kearah mereka. Ketika mereka mau sampai pintu...

"Aaaaaakkkkhhhh!" Jerit kesakitan Jung In terdengar

Jung In merasakan sakit di bagian punggungnya akibat terkena dua tusukan pisau dan perlahan tubuhnya jatuh ke lantai.

"Jung In." Teriak mereka semua

Mereka langsung menghampiri Jung In dan mengelilinginya. Darah segar nampak mengalir di punggungnya. Jung In tersenyum pada semua temannya yang sudah menangis melihatnya bersimbah darah.

"Ce-cepat ka-kalian ke-keluar da-dari te-tempat i-ini d-dan se-selamat k-kan d-diri k-kalian se-sendiri." Ucapnya lemah

Mereka semua menggelengkan kepala.

"Kita masuk ke sini sama-sama itu artinya kita keluar dari sini juga sama-sama." Sahut Dae Hyun

"Kita semua tidak akan meninggalkanmu sendirian di sini." Sahut Min Gi

"Ayo bantu aku membawa Jung In keluar dari tempat ini." Ucap Yoon Jae

Sebagian yang lainnya membantu Yoon Jae membawa tubuh Jung In yang banyak mengeluarkan darah dan yang lainnya berusaha membuka pintu yang tiba-tiba terkunci. Dengan lima kali tendangan, pintu itu sudah rusak dan mereka langsung membawa Jung In keluar dari tempat itu. Sebelum itu mereka mencabut dua pisau yang menancap di punggung Jung In.

Mereka semua berlari dan membawa Jung In masuk ke dalam mobil lalu menjalankan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Jung In, kamu harus bertahan. Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit." Ucap In Seok menyemangati Jung In untuk bertahan sebentar lagi

Jung In hanya tersenyum. Dia sudah pasrah. Mungkin ini sudah menjadi takdirnya. Bagi Jung In, asal teman-temannya baik-baik saja dan selamat, dia tidak masalah.

Jung In perlahan menutup matanya.

"Jung In!" Teriak Tae Oj

"Jung, buka matamu, Jung!" Teriak Min Gi

"Jangan bercanda, Jung. Ini tidak lucu!" Teriak Jin Gu

"Jong Min, cepetan bawa mobilnya!" Teriak Se Joon

Mereka semua panik melihat Jung In yang menutup matanya. Tangis mereka semakin menjadi. Mereka hanya berharap kalau ini bukan menjadi akhir dari semuanya.

bersambung...