35 Tiga Belas Penyamun V

"O ho ho ho! Tentu saja! Setelah aku berhasil menguasai Sekte, kalian sebagai para pengikut yang telah dengan sukarela mengikuti diriku saat dikeluarkan dari Sekte pasti akan kuberikan status yang tinggi di sana! He he he! Kalian bahkan akan bebas bersenang – senang dengan para murid wanita yang ada disana nanti!" (Dalam hati: Hmph! Jangan kalian kira kalau aku ini tidak tahu siasat busuk macam apa yang sedang kalian mainkan. Selama ini kalian memang selalu berpura - pura setia di depanku, bahkan sampai mengikuti diriku yang telah dikeluarkan dari sekte. Tapi itu karena kalian sendiri juga sama denganku. Entah sudah berapa orang gadis yang kesuciannya telah kalian nodai? Kalau kalian tidak ikut keluar dan berlindung di bawahku, cepat atau lambat kebusukan kalian juga pasti lah akan terbongkar juga dan para murid sampah seperti kalian pasti akan langsung tewas di tangan para tetua sekte tua bongkotan yang sok suci itu.)

Kelihatannya bahkan di antara para perampok itu pun masing – masing telah memiliki agenda mereka sendiri – sendiri.

Ketujuh orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah anggota Tiga Belas Penyamun selain daripada enam orang yang telah tewas dijadikan bahan percobaan untuk mengetes ilmu yang dimiliki oleh Vivadhi Ranata.

Mereka semua bergegas pergi ke gunung tersebut setelah satu hari sebelumnya, salah seorang dari mereka melihat ada benda bersinar yang jatuh meluncur seperti batu meteor dari langit.

Dengan dua orang yang berada di ranah Houtian yang sangat sensitif terhadap pancaran energi spiritual yang terbersit keluar memancar dari benda yang jatuh dari langit tersebut, dengan cepat para penyamun tersebut menyimpulkan bahwa benda yang jatuh dari langit tersebut pasti lah merupakan sebuah harta spiritual yang turun dari surga.

Dengan cepat mereka bertiga belas pun bergegas pergi untuk memeriksa wilayah pegunungan yang berada di ujung utara desa Jambawana tersebut dan berpencar membagi tugas untuk memeriksa dua buah kawah besar yang telah mereka temukan.

Lalu yang terjadi selanjutnya tentu dapat ditebak oleh para pembaca, bukan?

Enam orang dari mereka yang memeriksa kawah yang lebih kecil menemui nasib yang naas di tangan Vivadhi Ranata yang sedang ingin mencobai ilmu dan kekuatan yang dimiliki oleh dirinya.

Sementara tujuh orang lainnya yang pergi untuk memeriksa kawah yang lebih besar pun berakhir dengan tangan yang hampa.

Akhirnya setelah cukup lama waktu berlalu dan ketujuh orang perampok tersebut masih tidak menemukan satu pun barang berharga di kawah tersebut, mereka bertujuh pun sepakat untuk pergi ke kawah yang lain dan bertemu dengan enam orang rekan mereka yang lain.

Mereka berharap kalau enam orang rekan mereka yang lain dapat menemukan harta berharga yang jatuh dari langit tersebut di kawah yang diperiksa oleh mereka.

Setelah tak lama waktu berselang ketujuh orang tersebut berjalan sambil bercakap – cakap, akhirnya tiba lah ketujuh orang tersebut di kawah tempat keenam orang rekan mereka bekerja memeriksa tempat tersebut.

Namun, alih – alih bertemu dengan keenam orang rekan mereka, ketujuh orang tersebut malah bertemu dengan seorang lelaki yang terlihat begitu muda yang sedang berdiri seolah telah menanti kedatangan mereka semua sambil tersenyum dan menyilangkan tangannya di dada dengan penuh santai.

Sementara itu , di belakang lelaki tampan yang terlihat begitu muda tersebut, ada empat orang wanita yang juga sama – sama terlihat begitu muda dan masing – masing memiliki pesona kecantikannya tersendiri.

Ada seorang wanita cantik berambut hitam legam dengan semburat putih yang mengenakan gaun putih yang terlihat begitu anggun membalut tubuhnya yang memiliki lekak – lekuk yang sangat indah mempesona hati para lelaki yang melihat dirinya bagaikan seorang dewi yang baru saja turun dari kahyangan dan menapak di bumi.

Ada lagi seorang wanita lain yang terlihat lebih muda dari wanita yang pertama namun paras cantik wajahnya dan tubuh indah miliknya yang dibalut dengan busana berwarna merah muda terlihat begitu fresh dan sedap dipandang mata, membuat tidak ada seorang pun, baik laki – laki mau pun wanita, yang akan bisa merasa jemu memandangi sang wanita tersebut.

Dan terakhir ada sepasang gadis kembar yang meski pun tidak lah secantik wanita yang pertama mau pun yang kedua, namun mereka berdua pun juga memiliki kecantikan yang jauh di atas rata – rata para gadis yang tinggal di desa, membuat julukan "Kembang Desa" sangat lah tepat untuk diberikan kepada mereka berdua.

Keempat orang perempuan yang memiliki pesona diri mereka masing – masing tersebut dengan tanpa usaha telah mencuri setiap perhatian dari tujuh orang lelaki bertampang garang dan berbadan kekar yang masing – masing membawa senjata tajam di tangan atau pun punggung mereka tersebut.

"Ahoy! Ternyata di sini beneran ada harta karun! Teman – teman, lihat para wanita itu! Sungguh lezat dan nikmat dipandang!"

"Hue hue hue hue! Akhirnya setelah seharian kita lelah jadi orang liar di gunung, malam ini kita bisa menjadi orang liar di atas ranjang!"

"Ha ha ha ha ha! Benar sekali saudaraku! Aku sudah tidak sabar lagi ingin menggoyang pinggulku dan mengacak – acak selangkangan mereka!"

"Aku mau wanita yang bergaun merah muda itu! Kalau yang paling cantik dan bergaun putih itu silahkan Boss yang menikmati duluan."

"Ha ha ha ha, kamu memang benar – benar tahu seleraku. Baik lah, yang bergaun putih itu milikku seorang, tiga orang yang lainnya kalian bebas mainkan sesuka hati kalian."

"Yey! Terima kasih Boss! Dua orang yang kelihatan nya saudari kembar itu kelihatannya enak nih kalau dinikmati bersama – sama!"

"Ha ha ha ha, selain Boss, kita ada berenam. Memang pas lah kalau masing – masing kita colokin lubang mereka, maka kepake lah semua tiga lobang yang ada di badan mereka masing – masing!"

"Ngomong – ngomong, kemana enam orang yang lain? Jangan bilang kalau mereka semua sudah dikalahkan oleh mereka dan lari kocar – kacir tunggang langgang?"

Setelah berkata – kata dengan bahasa yang penuh dengan hal – hal vulgar yang tidak pantas didengarkan oleh anak – anak kecil yang masih berada di bawah umur, baru lah keenam perampok yang lain sadar bahwa ada hal yang sangat tidak beres di sini setelah perampok ketujuh yang berbicara paling terakhir (dan satu –satunya perampok yang masih punya otak yang berfungsi setelah melihat kecantikan dari empat orang wanita yang berada di belakang Vivadhi Ranata) menanyakan hal yang seharusnya merupakan hal yang pertama kali mereka semua pikirkan saat mereka sampai di kawah tersebut dan tidak menemukan satu orang pun dari enam orang rekan mereka....

avataravatar
Next chapter