Di bawah gemerlapnya kembang api...
"Reyn..."
"Ya?"
"Apa kamu bahagia denganku?"
"Tentu saja. Kenapa kamu nanya gitu?"
"Aku cuma nggak ingin kamu terluka."
"Makanya kamu janji jangan buat aku terluka," balas Reyna.
Lelaki itu tersenyum sekilas, "Aku janji."
Reyna pun mengulurkan jari kelingkingnya, "Siniin kelingking kamu."
Kedua kelingking mereka pun saling bertautan.
"Promise?"
"Promise."
Sekian menit kemudian...
"Reyn..."
"Ya?"
"Kalau aku pergi darimu, apa kamu akan terluka?"
"Tentu saja. Kenapa kamu nanya gitu?"
Lelaki itu menatap langit dengan sendu, "Nggak. Hanya saja, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."
"A-apa?"
Lelaki itu diam sejenak, memikirkan apakah yang akan dia katakan melukai hatinya atau tidak.
Dia menarik napas lalu berkata, "Aku gak bisa nepatin janjiku tadi."
"Hah, ke-kenapa?" Reyna menatap kekasihnya dengan pandangan terheran, ada apa dengan kekasihnya itu?
"Aku ga bisa selamanya di sisimu, Reyn," jawab lelaki itu.
"Kamu ngomong apa, sih?"
"Maaf, aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik, Reyn. Aku sayang kamu," lelaki itu memeluk Reyna erat-erat, sambil menitikkan air mata ke baju Reyna.
Setelah itu dia pergi. Reyna hanya menatapnya sendu, mencerna kata demi kata yang keluar dari mulut kekasihnya itu.
Setelah itu ia menangis dan menjerit sejadi-jadinya di tempat favoritnya itu.
Di bawah langit malam yang penuh gemerlapnya kembang api, dia berkata, "Aku juga sayang kamu."
"Dave!"
*****