webnovel

Garda n Reyna

Kehidupan memang tak selamanya berbahagia, kadang bersedih juga. Itu wajar. Semua lika-liku kehidupan bisa dihadapi karena cinta. Kebersamaan dua insan atas nama cinta bisa melewati semua halang rintang. Meskipun keaadan tak bisa diajak kompromi, cinta tetaplah bersatu, menyatu, melebur, menjadi suatu kekuatan yang tak kan goyah. Setelah ditinggalkan Dave-kekasihnya, Reyna bertemu dengan seseorang yang datang dengan memberi warna dihidupnya. Dialah Garda. Orang yang mengajarkannya cinta yang sesungguhnya, sebuah cinta yang sejati. Garda berusaha meyakinkan Reyna agar berusaha untuk membuka hatinya kembali. Mencoba untuk menutup masa lalunya dan mencoba menulis lembaran baru untuk masa depan. Akankan Garda berhasil?

sherlyfauza · Teen
Not enough ratings
1 Chs

Prolog

Di bawah gemerlapnya kembang api...

"Reyn..."

"Ya?"

"Apa kamu bahagia denganku?"

"Tentu saja. Kenapa kamu nanya gitu?"

"Aku cuma nggak ingin kamu terluka."

"Makanya kamu janji jangan buat aku terluka," balas Reyna.

Lelaki itu tersenyum sekilas, "Aku janji."

Reyna pun mengulurkan jari kelingkingnya, "Siniin kelingking kamu."

Kedua kelingking mereka pun saling bertautan.

"Promise?"

"Promise."

Sekian menit kemudian...

"Reyn..."

"Ya?"

"Kalau aku pergi darimu, apa kamu akan terluka?"

"Tentu saja. Kenapa kamu nanya gitu?"

Lelaki itu menatap langit dengan sendu, "Nggak. Hanya saja, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"A-apa?"

Lelaki itu diam sejenak, memikirkan apakah yang akan dia katakan melukai hatinya atau tidak.

Dia menarik napas lalu berkata, "Aku gak bisa nepatin janjiku tadi."

"Hah, ke-kenapa?" Reyna menatap kekasihnya dengan pandangan terheran, ada apa dengan kekasihnya itu?

"Aku ga bisa selamanya di sisimu, Reyn," jawab lelaki itu.

"Kamu ngomong apa, sih?"

"Maaf, aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik, Reyn. Aku sayang kamu," lelaki itu memeluk Reyna erat-erat, sambil menitikkan air mata ke baju Reyna.

Setelah itu dia pergi. Reyna hanya menatapnya sendu, mencerna kata demi kata yang keluar dari mulut kekasihnya itu.

Setelah itu ia menangis dan menjerit sejadi-jadinya di tempat favoritnya itu.

Di bawah langit malam yang penuh gemerlapnya kembang api, dia berkata, "Aku juga sayang kamu."

"Dave!"

*****