1 Prolog

Author's POV

Sekolah 07.00

Sebuah mobil camry memasuki pekarangan parkir di salah satu sekolah elite yang terletak di Bandung.Pemilik mobil tersebut keluar dari mobil yang tadinya ia tumpangi.Dan seketika ia menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi yang ada disana.

Ia langsung berjalan munuju kelas yang disertai dengan pekikan yang terdengar dari banyak bibir.Terlihat name tag diseragam sekolah nya yang bertuliskan

Dadi Bilawa.

"Oy Dad,baru dateng lu?"tiba tiba seorang laki laki menepuk pundak Dadi

Cowo itu bernama Alwandi,Nabil Alwandi.Atau lebih akrabnya biasa dipanggil Al.

Dadi mengangguk meng-iyakan

"Abis dari mana lu keringetan gini" Dadi balik bertanya

"Biasa,si Mardi ngajak adu basket,one on one tadi"Alwandi bercerita dengan nafas yang tidak beraturan

" Terus si Mardi mana?"

"Duluan dia,udah dikelas"

Kedua cowok tersebut langsung pergi menuju kelas mereka,XI MIPA 2.Kelas yang paling best yang pernah mereka alamin di dunia pendidikan ini.

Mereka masuk kekelas dan sudah banyak siswa yang sudah datang.Terlihat seorang lelaki tengah duduk di bangku paling belakang.Dengan badan yang hampir penuh dengan keringat dia sembari mengipas tubuhnya menggunakan buku.

"Oy Mar cape bener keknya" Dadi dan Al pergi menuju tempat lelaki tersebut.

lelaki tersebut bernama lengkap Mardiansyah Permana Putra,biasa dipanggil Mardi.

Mereka berjabat tangan dan tos persahabatan.Mereka bertiga adalah ketiga sahabat dari SMP.Orang orang memanggilnya Gang Maret.Bagaimana tidak mereka semua lahir pada bulan yang sama,Maret.

"Al,tadi ada cewe kesini nyariin lu,anak IPS"

Kata Mardi yang tanganya tidak berhenti menggunakan buku untuk dijadikan kipas.

"Tapi dia gak bilang mau apa,langsung cabut aja" Mardi melanjutkan

Alwandi tidak menanya balik,dia langsung duduk di bangkunya.

Kelas yang tadinya seperti pasar mendadak diam saat guru alias wali kelas mereka masuk.Nama guru itu adalah Pak Maap.Beliau dikenal sebagai guru killer di sekolah ini.

"Anak anak,sekarang kita kedatangan murid baru.Nak,silahkan masuk"

Pak Maap menyuruh murid baru tersebut untuk masuk ke kelas.

Gadis cantik dengan potongan rambut panjang masuk."Nama gw Khalisa Rabbani Nugraha,Gw anak kandung dari Pak Maap"

Gadis itu memperkenalkan diri.Siapa sangka kalau dia adalah anak kandung dari Pak Maap.

"Oke,kalo ada yang mau bertanya silahkan"

Kata Pak Maap

"Gausah,Kelamaan udah pegel ini" Khalisa spontan menolak

Terkesan seperti badgirl namun dia adalah anak dari guru yang mengajar mata pelajaran agama islam.

"Najis dah cewe kek ginian" Gumam Dadi pada Mardi yang duduk disampingnya.

"Baiklah,sekarang kamu duduk dibangku yang kosong,sama Alice" Suruh Pak Maap.

Khalisa berjalan menuju bangku yang kosong tersebut.

Dhwarrrr

Khalisa terjatuh karena ulah jail dari Dadi,yang sengaja membuat Khalisa terjatuh.

Satu kelas menertawai kejadian tersebut.

Khalisa langsung terbangun dan menonjok pipi Dadi."Brengs*k".

Satu kelas berbalik menertawakan Dadi.

"Sudah,sekarang bapak mau nagih hafalan surat yang kemarin bapak minta" Sahut Pak Maap.

Sekolah 09.45

Suara bel sudah berbunyi menandakan waktunya istirahat.Dadi,Al dan Mardi pergi menuju kantin sekolah.

"Ada ada aja lu,udah tau pas perkenalan kek cewe gak bener,masih aja lu jailin,jadi gini kan" Kata Alwandi sembari terus berjalan.

"Awas aja tuh bocah gw ajak one on one basket kelar dia" Dadi sambil memegang pipi yang tadi terkena pukulan.

"Ke Cewe aja berani lu" Mardi meledek.

Mereka langsung duduk di tempat yang biasa mereka tempati saat jam istirahat.

"Gw pesenin air dulu ya" Mardi langsung pergi ke arah Ibu Kantin yang berjualan disana.

"Bu,es jeruknya 3 yaa"Mardi langsung memesan karena tidak begitu ramai ditempat itu.Tidak seperti tempat jualan yang lain.

" Ini A"

Mardi memberikan uang dan langsung kembali ke tempat kawannya duduk.

Tapi tiba-tiba ada orang nabrah bahu Mardi dan membuat es jeruk yang dibawa Mardi tumpah dengan gelasnya.Sialnya Kaki Mardi tidak sengaja menginjak serpihan gelas kaca tersebut yang sudah pecah.

"Aww shit" Mardi meringis kesakitan

"Sorry sorry,gak sengaja,buru buru gw.ini buat ganti minumnya" Wanita itu langsung pergi.

Ternyata yang menabrak tadi adalah Khalisa.

"Oy Nak baru,jangan so jadi orang,duit gw lebih banyak dari lu" Mardi mengembalikan uang tersebut.

"Ini bi ganti rugi gelasnya,punteun ya bi"

Mardi mengeluarkan uang dari dompetnya dan langsung pergi meninggalkan temannya yang lain.

"Nama bapak lu Pak Maap,lah anaknya minta maaf aja susah amat"Bisik Al pada Khalisa.

" Bikin ulah terosss"Teriak Dadi di tengah kantin.

Al dan Dadi langsung pergi menyusul Mardi.Mardi yang langsung pergi ke UKS untuk meminta kakinya diobati.

Parah banget Cuyy.Kalo dijait bisa 3 jaitan.

"Mar,ke Rumah sakit aja lu,disini mah ini orang gak bakal bisa bantu banyak.Di Rumah Sakit dijait ini"Kata Alwandi yang ngeri liat kondisi kaki sahabatnya itu.

" Duit gw abis tadi kampret buat gantiin gelas"Kata Mardi sambil memegang kakinya yang masih terasa sakit

"Lagian lu,so soan ngemeng gituan,syukur syukur mau dikasih duit tadi,udah mah kalo mau apa apa nginjem ke gw" Dadi meledek.

"Gak gitu,itu cewe biar mikir.Gak semua masalah bisa selesai pake duit.Dikira dia doang punya duit."

"Yaudah,biaya rumah sakit sama gw aja."

Ucap Dadi.

"Ya kita juga tau,lu kan paling sultan disini,kalo ada masalah sama duit lu yang harus paling depan" Jawab Al sambil tertawa.

Pintu UKS terbuka,dan seorang cewe masuk menghampiri mereka bertiga.Khalisa ternyata.

"Anjir,jadi parah banget gini yah,sorry beneran gw tadi buru buru" Khalisa meminta maaf.

"Ya gak papa,itu bibir lu kenapa?" Mardi bertanya balik.

"Biasa"

"Bikin ulah lagi itu pasti" Kata Dadi sembari membuang muka.

"Sini gw obatin" Ucap Mardi

Dadi dan Al langsung pergi karena lapar.Mereka pergi ke kantin untuk membeli makanan.

Mardi POV

Gw langsung membersihkan luka yang ada di bibir Khalisa.Kalo diliat dari deket gini muka dia cakep juga,tapi tengilnya minta ampun dah.

"Ih anjir liatin gw gitu amat" Kata Khalisa sembari menjauhkan muka Mardi menggunakan tanganya.

"Dih,geer bat sih lu"

"Lagian,udah tau kantin tuh rame lu ngapain pake acara lari lari segala,sekolah kita punya lapang kok".Gw mencoba mengalihkan pembicaraan dan tetap membersihkan luka Khalisa.

" Iya sorry sorry,masih diinget aja"Lagi lagi dia minta maaf.

"Gimana gw lupa,ini kaki gw ampe gini"

"Yaudah,gw ke kelas dulu yaa,ini lo gk papa ditinggal sendirian kan?" Khalisa langsung berdiri.

"Iya gw gak papa bentar lagi bocah bocah pada dateng"

Sumpah ini orang kalo dibaikin jadi imut gini.Gw ampe bayangin yang kagak kagak.

"Yaudah,makasih yaa"Ucap Khalisa dan langsung keluar dari UKS.

Gw jadi senyum senyum sendiri atas kejadian tadi.Gak lama kedua sahabat gw dateng bawa makanan.Best banget lah buat ini orang.

Author's POV

Al dan Dadi geli melihat sahabatnya senyum senyum sendiri.

" Mar?Oy Mar!"Al memanggil Mardi dengan suara yang lumayan keras.

"Ih anjir,lu gila ya?senyum senyum gitu" Tanya Dadi ngeri.

"Apaan dah"

"Nih makanan cuma nasgor aja,yang lain penuh males antri".Al memberikan bungkus nasi yang didalemnya pasti ada nasi nya.

" Dah makan,jadi lu ke Rumah Sakitnya"

Dadi kembali bertanya.

"Gak ah.Aman udah sembuh ini"

Kata Mardi kembali dengan senyum senyum kecil.

"Sembuh palalu peyang!" Bentak Dadi sembari memuk kaki Mardi yang masih luka.

"Anjirrr,gk ngotak lu" Mardi kembali meringis kesakitan.

"Hilihh,katanya udah sembuh"

Mereka bertiga akhirnya makan bersama diatas ranjang UKS.Padahal waktu istirahat sudah selesai.

"Dah yaa,kita ke kelas dulu udah ngaret setengah jam ini,duluan yaa" Dadi dan Al pergi meninggalkan Mardi sendiri.

Untung zaman sekarang ada HP.Jadi pas lagi sendiri gini Mardi bisa bermain Game di HP miliknya agar tidak kesepian.

Dadi dan Al sudah berada di kelas.Untungnya guru ini adalah guru yang lemah lembut tidak bisa marah.Jadi mereka aman.

Mata pelajaran sekarang adalah bahasa Inggris.Seperti biasa Dadi hanya tertidur saat jam pelajaran.Tapi tidak tau bagaimana caranya Dadi selalu masuk ke peringkat 3 besar.Money Power kah?

Berbeda dengan Dadi,Al selalu fokus saat jam pelajaran.Tidah heran kalo dia selalu juara kelas,bahkan berkali kali mewakili sekolah di perlombaan bergengsi.

"Jadi minggu depan kita akan melaksnakan ulangan harian Bab ini.Any Question?"

"No,Miss!" Jawab para murid serentak.

"Oke kalo begitu Miss akan akan mengakhiri pertemuan hari ini.See you next week guys"Miss Ana mengakhiri

" See you Miss"Para murid kembali menjawab serentak.

Ditengah suasana murid yang mulai ribut datang seorang siswi yang bukan murid kelas tersebut.Dia menghampiri Alwandi yang sedang menggunakan earphone.

"Al" Panggil siswi tersebut.

Alwandi sontak langsung melepas earphone yang tadinya ia gunakan.

"Ya?Ada apa?"Tanya Al.

" Nanti malem kamu dateng yah,ke acara pesta ulang tahunku"Ucap wanita itu yang ternyata adalah Putri,siswi paling famous disekolah itu.

"Oh iya,boleh aku ajak temenku?" Al kembali bertanya

"Hmm,gak usah deh kamu aja soalnya aku gak undang banyak orang" Tolak Putri.

"Yahh,maaf yah,gak bisa keknya soalnya kebetulan temenku lagi sakit kasian kalo gk ada yg nemenin" Alwandi langsung memakaki earphone nya kembali.

Putri berusaha kembali berbicara pada Alwandi(Al, gk enak bacanya kalo Al ganti aja).Tapi Alwandi tidak menghiraukanya.

Putri langsung pergi dengan rasa malu deh kayaknya.Soalnya banyak orang yang melihat kejadian langka itu.Seorang Putri ditolak dengan halus.

Sekolah 15.00

Bel pulang sudah berbunyi.Dadi dan Alwandi pergi ke UKS untuk menjemput Mardi.Mereka melihat Mardi yang sedang tertidur pulas dengan kaki yang hanya di perban.

Mereka membangunkan Mardi dan langsung mengajak Mardi pulang.Dadi dan Alwandi menuntun Mardi ke tempat parkir khusus siswa.Jarak yang lumayan jauh yg membuat mereka agak letih.

Akhirnya mereka duduk dulu di kantin untuk membeli minuman.

Tiba tiba Putri dan pengikutnya duduk di tempat yang sama dengan mereka bertiga.

"Al,iya gak papa kamu ajak mereka,ternyata aku masih bisa nerima beberapa tamu lagi"

Kata Putri.

"Aduhh,gak bisa kalo malem ini mah,liat kakinya si Mardi gk bisa jalan kemana mana,masa nanti pas ke acara lu gw harus tuntun dia terus"Alwandi menolak

" Ahh,emang dia penting banget ya?"Putri kembali bertanya

"Engga penting sih,tapi lebih gak penting acara lu itu" Alwandi langsung pergi membawa Mardi bersama Dadi ke tempat parkir.

Mardi dan Alwandi seperti biasa menumpang kalo urusan pulang sekolah.

Mardi dibaringkan di kursi belakanh,sedangkan Alwandi duduk didepan dengan Dadi.

"Eh buset loh Al,rezeki kok ditolak cuma demi gw?" Ucap Mardi

"Ih anjirr pede bat dah,lagian males gw ke acara gituan." Jawab Alwandi.

Dadi langsung memajukan mobilnya dan menuju rumah Mardi.Tempat biasa nongkrong mereka.Karena rumah Mardi hanya ada adiknya,Ayah dan ibunya pergi ke Medan karena ada urusan pekerjaan.

"Ini lu yakin gak mau ke Rumah Sakit?" Tanya Dadi sambil menyetir.

"Iya gak papa aman."

avataravatar
Next chapter