Pagi dengan penuh kesejukan di hari minggu, Lexy pergi mengunjungi kota kelahirannya yakni di Sidoarjo. Setibanya di Sidoarjo, ia berdiri di depan bangunan usang penuh kenangan yang masih berdiri kokoh. Bangunan tersebut merupakan rumah tak berpenghuni yang dijadikan sebagai basecamp oleh Lexy guna menghabiskan waktu luang bersama kedua teman masa remajanya yakni Davi dan Tomi. Davi dan Tomi ialah teman yang sangat akrab dan setia menemani Lexy, bahkan mereka berdua selalu berusaha membela dan melindungi Lexy saat dibully oleh orang maupun teman-temannya yang lain. Kebersamaan mereka bertiga usai setelah musibah datang menimpa Davi dan Tomi. 9 tahun lalu, tabrakan maut antara dua kendaraan minibus di Pasuruan merenggut nyawa Davi dan Tomi, mobil yang ditumpangi oleh Davi bersama Tomi beradu banteng dengan mobil yang dikendarai oleh seorang lelaki dewasa yang sedang mabuk. Nyawa Davi dan Tomi tak dapat tertolong akibat adanya pendarahan sebab benturan keras di kepala mereka berdua. Lexy tak henti menangis ketika ia tahu bahwa kedua teman yang selalu tulus berbagi suka dan duka bersamanya, meninggal secepat itu dengan keadaan yang sangat tragis. Lexy mengambil foto kebersamaan dirinya dengan Davi dan Tomi yang masih terpajang di atas rak laci. Bertahun-tahun sudah basecamp tersebut tak dihuni, hingga debu pekat membalut kaca pigura yang terdapat yang didalamnya tertempel potret mereka bertiga (Lexy, Davi, dan Tomi). Lexy membersihkan debu yang menempel pada kaca pigura sembari meneteskan sebulir air mata karena mengingat banyak kenangan yang ia lalui bersama kedua teman akrabnya.
"(dapatkanlah orang baik dan tulus yang bersedia menemanimu hingga akhir usia), aku masih mengingat perkataan itu, kalimat yang selalu kita ucapkan sama-sama dimana saat ada banyak orang yang merendahkan dan menyakiti kita, dan aku telah menemukan orangnya, wanita yang ingin ku jadikan pendamping hidup" ucap Lexy dengan sendirinya sembari masih memandangi potret tersebut.