Bertengkar

la terbangun dengan Alga ada di sebelahnya, tidur di lantai kayu dan hanya beralaskan kain tipis dari baju yang dikenakannya. Sudah fajar, serta nampak cahaya jingga dari ufuk timur yang mengantar purnama untuk pulang.

"Alga," lirihnya mendekat. Laki-laki itu tetap pulas dalam mimpinya untuk mengarungi dunia antah-berantah nya. Eiryl menarik selimut yang membungkus tubuhnya lalu beringsut menyelimuti Alga. Tangannya menyelusup ke dada Alga untuk meraba selang dari tabung pulmonalis yang masih terpasang.

"Ssshhh." Lelakinya melirih membuat Eiryl lantas menarik kembali tangannya. Apa ia sudah menyakiti Alga dengan menyentuh selang pulmonalis di dadanya tanpa ijin?

Perlahan Alga membuka matanya, menatap langit-langit ruang dengan tangan meraba-raba dadanya. Seakan mengingat-ingat apa yang sudah ia lakukan semalaman.

"Maaf."

la menoleh pada Eiryl yang terlihat merasa bersalah. "Kenapa?"

"Tadi aku pegang-pegang itu," jawab Eiryl bernada menyesal.