Tan Xuejia langsung ketakutan, kemudian Qiao Jin menyentuh alisnya dengan sangat cepat.
Qiao Jin menyentuhnya dengan cepat sampai Tan Xuejia tidak sempat bereaksi atas gerakan tersebut. Qiao Jin pun sudah selesai menarik tangannya.
Tan Xuejia merasa dirinya dipermainkan, ia langsung mundur beberapa langkah dan berkata, "Kamu gila ya?"
Qiao Jin melihat aura berwarna abu-abu dengan mata miliknya sendiri. Dengan kata lain, tidak ada yang bisa melihat selain Qiao Jin sendiri. Namun anehnya, di dalam aura itu juga ada sedikit aura yang berwarna hitam.
Qiao Jin langsung bertanya kepada Tan Xuejia, "Kamu ternyata pernah membunuh orang?"
Kalau tidak, semua masalah yang pernah dilakukannya tidak perlu sampai membuatnya mati.
Sekarang karena hukum karma datang, Qiao Jin juga bisa melihat aura kematian itu ada di sana. Hal ini dapat dikatakan bahwa Tan Xuejia pernah membunuh orang.
Perkataan ini langsung membuat Tan Xuejia terkejut dan tidak bisa menjaga ekspersinya yang angkuh itu. Dengan wajahnya yang pucat, ia langsung berkata, "Apa maksud dari perkataanmu itu?"
Tan Xuejia pun seketika menunjukkan dirinya yang sedang murka, "Qiao Jin, kamu ini gila ya?"
Qiao Jin hanya tersenyum pelan, "Aku menasihatimu, saat ini sebaiknya kamu jangan membenciku. Semakin kamu memarahiku, semakin cepat kamu akan mati."
Tan Xuejia langsung terdiam seakan tidak mengerti maksud perkataan gadis di depannya ini.
Setelah ekpresi Tan Xuejia langsung berubah drastis, Qiao Jin menarik tangannya dan menghela napas, "Waktu itu kamu masih menganggapku sebagai teman baikmu, sekarang kamu langsung berubah jadi begini dengan begitu cepat."
Saat itu, Tan Xuejia memang sengaja berpura-pura menjadi anak yang baik. Padahal, ia sebenarnya tidak ingin mendekati Qiao Jin.
Namun Qiao Jin yang dulu masih tidak bisa menilai orang yang baik dan jahat. Ia selalu mengira bahwa penampilan Tan Xuejia yang kelam itu hanya untuk menutupi dirinya. Ia selalu mengira bahwa Tan Xuejia memiliki sebuah hati yang lembut dan baik. Sampai akhirnya, mereka pun menjadi teman akrab.
Akan tetapi, orang yang secara alami bersikap baik tentu tidak akan memikirkan orang dengan pemikiran yang buruk.
Bagi Tan Xuejia, semua sikapnya saat itu adalah perilaku yang bodoh. Ia hanya sedang main-main dan berpura-pura di depan Qiao Jin.
Tan Xuejia seketika mengerutkan kening, ia hanya memahami bahwa Qiao Jin yang sekarang sudah kecanduan narkoba. Selama beberapa hari ini, Qiao Jin juga pasti akan merasa kesakitan. Setelah itu, tujuannya sudah pasti akan tercapai.
Tan Xuejia sebenarnya memang tidak terlalu memperdulikan hidup Qiao Jin. Andai temannya ini mati pun, ia justru akan merasa senang. Setidaknya, ia tidak perlu berpura-pura lagi.
Setelah selesai berkata, Qiao Jin melambaikan tangan, "Lupakanlah, kamu lebih baik pergi saja. Aku sekarang ingin istirahat."
Tidak lama setelah itu, Qiao Fei datang mencari dirinya.
Saat ini aura abu-abu dari tubuh Tan Xuejia sudah diserap oleh Qiao Jin, tetapi itu tidak akan mengubah nasib dari Tan Xuejia. Masalah yang akan menimpanya pasti akan segera muncul. Namun cara masalah itu terjadi, Qiao Jin tentu saja ingin melihatnya.
Tan Xuejia masih terdiam, ia merasa bahwa Qiao Jin sedang mempermainkannya. Ia pun memelototi Qiao Jin dan berkata dengan kasar, "Orang gila." Pada akhirnya, Tan Xuejia langsung keluar dari kamar itu.
Sikap Qiao Jin yang sekarang sudah berbeda dengan yang dulu, dan Tan Xuejia juga telah memperhatikannya. Akan tetapi, Tan Xuejia mengira itu adalah akibat dari pukulan mental yang terlalu dalam ketika temannya ini bunuh diri.
Bila ditambah dengan yang sekarang, Qiao Jin ini hanyalah gadis yang sedang mengalami kecanduan narkoba. Ia yakin bahwa sarafnya pasti tidak akan normal dan tidak lama lagi akan menjadi orang gila.
Setelah menunggu Tan Xuejia pergi, Qiao Jin merasakan aura abu-abu itu memiliki aura kematian yang semakin banyak. Ia perlahan-lahan menghela napas.
Sampai sore hari, Qiao Fei ternyata datang mencari Qiao Jin lagi. Kali ini matanya berkaca-kaca sambil berkata kepada Qiao Jin, "Qiao Jin, aku sudah berhasil melakukannya. Dia sudah bersedia untuk menampungmu kembali ke rumah keluarga Mu, kalau kamu menuruti perkataan orang."
Qiao Fei pun menambahkan dengan nada riang, "Qiao Jin, kamu jangan khawatir mengenai obat-obatan terlarang yang ada di dalam tubuhmu. Kamu baru sebatas kecanduan saja. Kami akan segera mencarikan cara untuk menyembuhkan kecanduanmu ini."
Qiao Jin membuka mulut, tiba-tiba kata "ibu" tidak bisa dikatakannya ketika dalam keadaan sadar. Namun, sekarang saatnya Qiao Jin memanggil dengan serius meski tetap terasa ganjil.
Pada dasarnya, Qiao Jin masih merasa aneh dengan sebutan ibu kepada Qiao Fei. Baginya, perempuan itu bukan ibu yang mendidik dan merawatnya. Hal ini pun membuatnya tidak memiliki hubungan batin dengannya.
Sekarang Qiao Jin juga tidak ingin menghancurkan hubungan orang lain. Ia tentu tidak ingin menjauhkan dirinya dari Qiao Fei hanya karena merasa belum dekat dengannya. Ia pun bisa saja menghadapi masalah lain jika seketika memutuskan hubungan dengan Qiao Fei.
Walau ini hanya firasat saja, namun firasatnya itu selalu seratus persen benar dan jitu.
Memikirkan itu, Qiao Jin tiba-tiba berkata, "Bagaimana kalau aku memanggilmu Qiao Fei?"
Qiao Fei pun seketika terdiam dan bingung dengan maksud Qiao Jin.