webnovel

Gadis Introvert

Kegagalan orang tuanya dalam membangun rumah tangga membuat Chika Wira Kusuma menjadi gadis yang sangat tertutup. Gadis dengan bulu mata lentik ini sangat pemilih dalam memilih teman untuk bergaul. Bahkan di Sekolahnya yang berjumlah ratusan siswa ia hanya memiliki satu orang teman. Itu pun karena keduanya hampir memiliki sifat yang sama. Dita Anastasya Putri, adalah satu-satunya gadis yang mau berteman dengan chika. Jika teman-teman yang lain ketika istirahat memilih ke kantin untuk mengisi perutnya yang lapar. Mereka justru memilih ke perpus untuk membaca buku. Berbekal satu botol air mineral dan sebuah roti akan membuat mereka kenyang sampai jam pelajaran berkahir. Namun siapa sangka? Jika keduanya yang sama-sama tertutup justru mencintai satu orang yang sama! Akan kah mereka berebut untuk mendapatkan perhatian dari seorang Gabriel Alexander? Selamat membaca!!

Doraemon_Cantik · Teen
Not enough ratings
388 Chs

Cowok Kemarin!

Chika dan Dita tengah berada di perpus. Seperti biasa mereka akan mencari bacaan yang menarik.

Saat Chika memilih buku di rak, tiba-tiba ada yang memanggilnya fati belakang.

"Hay?" Ucap seorang tersebut.

Merasa ada yang menyapa Chika pun menoleh.

"Siapa ya?" Tanya Chika. Ia memang tidak terlalu mengingat-ingat orang di sekolahnya.

"Aku yang kemarin gak sengaja nabrak kamu di toilet! Udah ingat sekarang?"

"Hemm, yaa"

"Kamu anak Ipa ya?" Tanya cowok tersebut.

"Iya kok kamu tau!" Chika justru merasa aneh jika ada seseorang yang mengenalnya namun ia sama sekali tidak mengenalinya.

"Iya kemarin gak sengaja baca mading. Terus ada foto kamu itu tercantum di sana." Ucapnya. "Hebat ya kamu! Dari ratusan siswa selalu jadi juara!" Pujinya.

"Aku hanya berusaha yang terbaik saja kok. Sisanya adalah bonus dari usaha aku," jelas Chika.

"Aku kesana dulu ya, udah di tungguin teman." Ucapnya lalu berlalu pergi.

Sumpah demi apa, seorang Gabriel yang bisa saja mendapatkan gadis terpopuler di Sekolahnya justru penasaran dengan seorang gadis kutu buku yang hobinya membaca.

"Dari mana lo Chik? Lama banget ngambil bukunya?" Heran Dita.

"Itu tadi nyari yang baru," elaknya. Ia tidak mau menceritakan pertemuannya dengan cowok itu. Lagian setelah ini ia juga tidak akan bertemu dengannya lagi. Dan tadi mungkin adalah sebuah kebetulan.

Chika dan Dita pun kemudian fokus pada buku-bukunya yang ada di depan mereka. Kalau sudah begini di antara mereka tidak ada yang bicara.

Mereka selalu fokus jika sedang membaca buku, jadi tidak heran jika Chika mau pun Dita selalu bersaing dalam menduduki juara kelas.

"Eh Chik! Udah yuk keburu masuk ntar kelasnya." Seru Dita

"Iya yuk! Aku juga udah selesai kok bacanya."

Mereka pun kemudian berlalu menuju kelas. Lagi-lagi Chika bertemu dengan cowok yang ia temui di perpus tadi.

"Hay!" Sapanya.

"Siapa?" Jawabnya.

"Belum kenal juga! Kan tadi udah ketemu lagi di perpus." Ucapnya.

"Hehe maaf aku gak terlalu ingat kalau baru beberapa kali ketemu,"

"Oke deh! Kenalin aku Gabriel anak Ipa 2," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Aku Chika." Jawabnya sambil menjabat tangan Gabriel.

"Oke aku ke kelas dulu ya," ucapnya.

Chika pun berlalu ke kelas. Dita sudah lebih dulu ke kelas karena tadi Chika mampir toilet dulu.

Pelajaran pun di mulai. Semus siswa mulai menghentikan aktivitasnya. Dari yang ketawa-ketiwi, sampai lompat-lompatan di dalam kelas. Semua fokus ke depan untuk memperhatikan guru yang sedang memberikan tugas.

"Oke anak-anak, Ibu guru hari ini mau ada rapat dengan kepala sekolah. Jadi kalian kerjakan tugas Bahasa Indonesia halaman 235. Setelah selesai kalian boleh langsung pulang!" Ucap Bu Ismi guru Bahasa Indonesia.

"Baik Bu!" Jawab semua murid serentak.

"Chika kamu bagikan lembar jawab ini pada teman-temanmu." Perintah Bu Ismi pada Chika.

"Baik Bu." Chika pun berdiri dan melangkah ke depan untuk mengambil lembar jawab dari Bu Ismi.

Setelah itu ia mulai membagikan satu persatu lembar jawab ke teman-temannya.

Setelah selesai, Chika pun kembali duduk dan mulai mengerjakan tugasnya.

Hening mengambil alih, hanya terdengar sesekali suara penghapus yang beradu dengan kertas.

Setelah semua selesai mengerjakan tugas Chika kembali mengambil lembar jawab yang tadi ia bagikan dengan teman-temannya.

"Sekarang kita udah boleh pulang," seru Chika pada teman-temannya.

"Yeeee!"

Semua murid pun langsung berhambur keluar dari kelas yang seketika langsung memenuhi halaman Sekolah.

Kebetulan semua kelas pulangnya bareng. Jadi sekitar 700 ratus siswa yang sekarang ini tengah berada di halaman Sekolah.

Wih banyak juga ya siswanya. Dan beruntung sekali Chika ada di antara ratusan siswa tersebut.

Tidak lama kemudian mobil jemputan Chika datang. Seperti biasa ia akan langsung pulang dengan supirnya.

Tidak seperti siswa yang lainya jika pulang sekolah bisa bermain atau jalan-jalan ke Mall.

Tapi Chika percaya bahwa ayahnya hanya mengupayakan yang terbaik untuknya. Ada waktunya nanti ia akan bebas kemana pun yang ia mau.

Chika telah sampai dirumahnya. Seperti biasa ia akan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Tidak ada ibu yang akan menyambut kepulangannya. Hanya ada asisten rumah tangganya yang sudah menyiapkan makan siang untuknya.

Chika langsung berganti pakaian dengan menggunakan pakaian santainya. Tidak lupa ia membawa buku sampai di meja makan.

"Makan dulu Non! Manti baca bukunya baru di lanjutkan lagi." Tegur Bi Sari yang lagi-lagi mendapati nona mudanya tengah makan sambil membaca buku.

"Iya Bi. Bentar lagi nanggung ini." Jawab Chika.

Bi Sari di tugaskan oleh ayah Chika untuk menggantikannya mengawasi Chika sepulang sekolah.

Maka dengan senang hati Bi Sari menjalankan amanah dari majikannya itu. Dia menganggap Chika seperti anaknya sendiri karena kebetulan ia belum memiliki seorang anak.

Selesai makan Chika langsung masuk kembali ke dalam kamar. Selain membaca buku, ia kembali membuka laptopnya.

Dia kembali membuka akun media sosial cowok yang paling terkenal di sekolahnya. Dan ternyata ia sudah menerima permintaan pertemanan dari Chika.

Chika mulai kepo dengan foto-foto cowok tersebut. Namun saat ia akan mengeklik lebih jauh, ayahnya keburu datang.

"Sedang apa kamu Nak?" Tanyanya.

"Eh Ayah! Enggak kok, cuma lagi nyari bahan buat belajar di google aja Yah.

Buru-buru Chika menekan tombol kembali agar ayahnya tidak mencurigainya. Lalu ia masuk ke google untuk meyakinkan ayahnya.

"Oh, ayah ganti baju dulu."

"Iya Ayah."

Chika bisa bernafas lega. Kalau saja sampai ketahuan jika dirinya habis stalking sosmed cowok sudah pasti ia akan langsung kena marah dari ayahnya.

Bukannya tidak boleh mengenal media sosial hanya saja terkadang media sosial bisa saja menjerumuskan.

Chika mematikan laptopnya dan kembali membaca buku pelajarannya.

Entah karena sudah terbiasa atau sebuah keharusan setiap jamnya ia tidak lepas dari buku pelajaran.

Tiba-tiba ada chat masuk dari Dita.

Dita : Chik mau ke perpus gak?

Isi pesan dari Dita.

Chika : kapan emang?

Dita : ya sekarang lah! Masak tahun depan.

Chika : gue ijin sama ayah dulu.

Dita : oke gue tunggu kabar dari lo ya?

Chika pun kemudian menghubungi ayahnya.

"Halo? Kenapa Nak?" Tanya sang ayah.

"Ini Chika mau ijin ke perpus boleh yah?" Ucap Chika.

"Emang mau sama siapa?"

"Sama temen Yah. Namanya Dita."

"Di antar supir ya!"

"Gausah Yah. Kan Chika cuma ke perpus bentaran doang kok."

"Oke! Tapi hati-hati ya."

Setelah mendapatkan ijin dari ayahnya. Chika mengirim pesan chat lagi pada Dita.

Chika : Dit gue udah ijin sama ayah. Dan ayah udah ijinin. Lo jemput gue ya?

Dita : oke gue otw jemput lo.

Setelah itu Chika ganti baju karena saat ini ia hanya mengenakan celana pendek dan tengtop saja.

Setelah selesai Chika menunggu Dita di depan.