Tin Tin....
Suara klakson mobil elang membuat Naumi melirik jam dinding dengan mengernyitkan dahinya, "masa pagi gini dah nyampe sini apa tuh anak nggak nyadar kalo ini tuh masih pagi buta... Aaahk" Naumi keluar dari kamar untuk ngebukain pintu
"Tok tok tok"
"assalamualaikum..." _elang
"wa'alaykumussalam warohmatullah" _Naumi
Ceklek pintu dibuka tetapi Naumi malah menyilangkan tangannya didada sambil berdiri ditengah pintu
"di rumahmu ada jam nggak lang? Masa ia sepagi ini brangkat sekolah, yang bener aja... Ya udah masuk dulu" _Naumi
"aku sengaja datang pagi-pagi mau numpang sarapan kwkwkw" elang bicara sambil tertawa renyah
"astagfirullah sejak kapan ada orang kaya senangnya numpang makan di tempat orang"_ Naumi
" yaa sejak saat ini "_elang
Tak lama ibu memanggil dari ruang makan
" Naumi sarapan duluuu"
"ya bu, ayuk mau nebeng makan katamu tadi" Naumi melirik elang
Di sana sudah lengkap keluarga Naumi, ayah dengan teh hangat nya masih nampak menggunakan sarung berarti sehabis subuh tadi ayah Naumi belum ganti pakaian.
"assalamualaikum bu, pak" elang menyalami kedua orang tua Naumi
"wa'alaykumussalam warohmatullah, kamu elang kan?" ayah bertanya untuk menghilangkan keraguan nya
"ia pak, saya elang yang dulu pernah ikut bapak ke sawah waktu SMP dulu" _elang
"mmm " ayah Naumi bergumam
"oh ya nak elang ayo kita sarapan bersama" ajak ibu Naumi
"nak elang mau sarapan apa? Nasi goreng atau bubur sum-sum?" ibunya Naumi masih bertanya
"bubur aja bu, trimakasih" elang merasakan kehangatan keluarga ini yang tidak pernah ia dapat kan dari kedua orang tuanya.
"setiap hari apa dirumah ini berkumpul setiap pagi bu?" elang menanyakan kebiasaan keluarga Naumi
"ia nak elang, ndak cuma pagi doang kadang waktu makan malam ataupun waktu senggang lainnya, yaa inilah keluarga kami walaupun sederhana tetapi kami bahagia menjalaninya"
"coba aja mama papa saya juga seperti ini bu, mungkin saya nggak akan memilih untuk tinggal sama nenek."mata elang memperlihatkan kesedihannya disini yang langsung disahut ibunya Naumi dengan ucapan menenangkan elang " ya sudah elang anggap aja ini keluarga baru nak elang" ibu menyusun kata katanya dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan tamunya yang dibalas sebuah senyuman malu-malu senang khas elang.
Setelah selesai sarapan elang dan Naumi pun berpamitan untuk berangkat ke sekolah kepada ayah dan ibunya Naumi.
Jalanan belum begitu rame karena hari baru menunjukkan pukul 06.20 Wib. Suasana didalam mobil kembali sepi tak ada yang berani duluan untuk bicara yang ada hening dan suara deru mobil elang yang melaju sedang.
Mereka membisu satu sama lain berbanding terbalik dengan yang terjadi di meja makan barusan, padahal itu baru beberapa menit yang lalu.
Ah ini tak boleh dibiarkan, elang mulai membuka suara.
I
"menurutmu siapa yang sudah mengempeskan ban motor mu kemaren?" elang memulai pembicaraan sambil melirik ke arah Naumi dengan menanyakan motor Naumi.
"aku takut salah sangka lang, tapi firasatku mengatakan itu kerjaannya alya soalnya dia nggak suka kalau kamu dekat dekat dengan ku bahkan kemaren alya sempat mengancamku" Naumi menceritakan saat alya mengancamnya.
"terus kamu mau balas dia?" elang menyelidik.
Dengan menggeleng Naumi menjawab datar "kalau ku balas apa bedanya aku sama alya"
Dalam hati elang tambah kagum sama sosok Naumi. Hatinya luar biasa padahal orang sudah begitu jahat terhadapnya namun dia tak mau membalas nya. Elang merasa bahagia untuk dirinya sendiri merasa tak sia-sia dalam penantiannya.
Tak lama mobil pun sudah masuk ke parkiran sekolah. Elang turun bersama Naumi dan mereka berdua melangkah menuju ruang satpam untuk mengambil motor Naumi yang ditinggalkan kemaren.
"assalamualaikum pak, Naumi mengucapkan salam kepada satpam sekolah tersebut.
" wa'alaykumussalam warohmatullah eeeh neng Naumi, motornya sudah saya pompa kemaren neng, ternyata nggak ada yang bocor, maaf ya neng itu kesalahan bapak teledor menjalankan tugas sampai nggak tau ada orang iseng ngempesin motornya nneng"
"gak masalah kok pak itu bukan salah bapak kok, trimakasih udah bantuin mompanya ya pak, saya pindahin dulu ke parkiran sekolah ya" "oooh ya neng sama-sama"
"mana kuncinya biar aku yang bawa" _elang bicara, Naumi merogoh sakunya dan memberikan kunci motor pada elang. Mereka berboncengan ke parkiran dan saat mereka sampai diparkiran tak dinyana alya dan kawan-kawannya sedang berada disana, entah apa yang sedang mereka lakukan.
"waaw..." sambil bertepuk tangan alya mendekati kami, "ada yang baru jadian nih lengket amat" kawan-kawan alya pada bisik-bisik terus ketawa.
Alya mendekati Naumi sambil berkacak pinggang "lu nggak punya kuping ya? Kemaren gue udah ngasih tau lo jangan deket-deket sama gebetan gue, nggak banget deh lo"
"Huffff" Naumi menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskan nya dengan pe lan. "dengar ya alya, aku nggak pernah ngedeketin gebetan mu, emang kamu kira aku sudi?? Ambil tuuh!! Kamu sakuin sekalian biar nempel terus" sambil cuek Naumi berlalu pergi meninggalkan alya dan juga elang.
Elang diam sejenak lalu menaikkan bibir atasnya ke arah alya
"kamu cantik, menarik dan sempurna... Aku suka----"
Alya merasa berada di taman bunga yang sedang bermekaran lalu berjalan kearah elang, dengan genit alya menggandeng elang sambil tersenyum sumringah merasa menang
Elang melepaskan tangan alya dengan kasar dan menoleh" tetapi aku tidak suka sama cewek yang kurang ajar seperti mu" elang pun berlalu menuju koridor sekolah.
Alya terdiam bagai patung, dia merasakan sakit yang amat tak bisa diukirkan, bagai petir disiang bolong dia terhenyak tak pernah membayangkan penolakan kasar dari gebetan yang sudah mengisi mimpi indahnya.
"alya mengepalkan tangan kanannya dan meninjukan ke telapak kirinya" ini semua gara-gara Naumi, awas kamu ya, akan ku balas kau nanti " riri menepuk pundak alya dengan begonya bicara " emang kita mau balas apa sama Naumi? Balas budi yaa? Tapi untuk apa? Kitakan nggak temanan sama dia, aku jadi bingung" riri menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Riri makanya jangan perut aja yang diisi, otak juga" novi ikutan jutek.
"Sekarang apa rencana kita untuk membalasnya? Novi menatap alya dengan serius. Riripun sekarang mengerti apa maksud dari semuanya.
Bel tanda masuk berbunyi
Pelajaran pertamapun dimulai
Pelajaran kedua dan seterusnya hingga waktu istirahat datang, alya masih selalu memperhatikan gerak gerik Naumi.
"ser ke toilet yuk" ajak Naumi
"ayuk palaku juga suntuk nih" serly pun setuju
Mereka berdua menuju toilet sekolah.
Tanpa sepengetahuan mereka berdua alya dan kawan kawan nya menguntit dari belakang sambil mengendap endap.
Naumi dan serly masuk ke toilet yang berbeda dengan pintu masing-masing.
Dan keduanya tidak tau jika riri dan novi sudah mengunci salah satu pintu dari luar.
Naumi selesai dan membuka pintu toilet
" krek" pintunya tak bisa dibuka
"ser kamu masih di sebelah? Naumi memanggil serly
" yaa kenapa Nau? "
" sepertinya Pintu ku tak bisa dibuka ser, apa kau bisa bantu buka dari luar mungkin pintunya macet" Naumi masih tenang dan sabar dengan situasi ini.
"ya ya bentar"
"ceklek" Naumi keluar dari toilet dia berpindah ke toilet Naumi dan mencoba membuka pintu toilet Naumi namun gagal.
"bisa ser" Naumi merasa ada yang tidak beres
"nggak nggak bisa Nau sepertinya dikunci ketika kita didalam tadi soalnya kunci toilet ini udah gak ada tergantung diluar" serly mulai panik dan menendang nendang pintu toilet tersebut
"maa syaa Allah, sepertinya aku bakal terjebak dalam WC ini ser, kamu gak usah menendang pintunya percuma... Gak bakal bisa kebuka, mending kamu cari bantuan gih" Naumi merasa tidak nyaman.
"ok Nau, aku akan segera kembali" serly beranjak mau pergi tapi Naumi memanggilnya
"tunggu ser, kamu jangan lewat jalan koridor biasa, lewatnya dekat belakang rumah guru aja ser aku seperti merasa kamu akan diintai agar tidak bisa menolongku" _Naumi
"tapi jalan itu kejauhan Naumi kamu akan terjebak semakin lama didalam sana" serly tambah panik dan mulai menangis.
"gak papa ser in syaa Allah aku akan baik-baik saja" aku gak mau usaha mu sia sia jika
kita tak berfikir jernih."
Serly berlari sambil menangis menuju ruang satpam untuk melapor sementara Naumi masih bingung sambil menunggu datangnya bantuan, sesaat kemudian" astagfirullah kenapa aku nggak nelpon, puihhh gara-gara panik lupa kalau ada hand Phone, alhamdulillah ada signal"
Aku gak mau terjebak dalam toilet yang pengap ini, dalam hati Naumi berucap.
Dia merogoh saku roknya dan mengambil hp Menelpon elang.
Tut Tut "angkat dong laang" Naumi berharap harap cemas sementara diujung sana elang sedang membaca buku diperpustakaan
Tring Tring notifikasi dilayar hand Phone elang ada nama Naumi
"hallo, Nau... Tumben nelpon ada apa, kangen ya ?" busyeet elang gak tau kalau situasi lagi buruk
"assalamualaikum lang, tolong aku... Aku terjebak dalam toilet" Naumi agak gugup
"hah..." elang kaget sampai lupa menjawab salam Naumi.
"ok ok kamu jangan panik, tetap tenang aku akan kesana sekarang" elang menutup telpon dan langsung bergegas menuju toilet perempuan dia kesana mengajak soni mana tau nanti bisa membantu.
Sementara Naumi mulai merasa takut, semua
Begitu tak terduga, sekarang sepi... Hening tak ada suara
"son, ikut gue" _elang
"kemana? _soni
" toilet perempuan "_elang
" what? Gila lu ya emang janjian sama siapa?"_soni
" Naumi, dia dikurung seseorang dalam dalam toilet, ayo lebih cepat jalannya, gue takut Naumi kenapa kenapa "_elang
Di koridor sekolah soni berpapasan dengan alya serta konco-konconya. Alya nampak kaget saat melihat soni bareng elang jalan setengah berlari ke arah toilt perempuan, dan soni melihat wajah alya tiba-tiba gugup.
Sesampainya di toilet perempuan, elang dan soni langsung memanggil Naumi
"Naumi..." elang memanggil Naumi dan juga soni
"aku didalam sini lang" Naumi menyahut panggilan elang dan seketika rasa tenang itu datang didalam hatinya.
"kamu ndak apa-apa Nau?" elang mencemaskan keadaan Naumi
"ndak lang, aku baik-baik aja" _naumi
"sekarang kamu menjauh dari pintu Nau, aku akan mendobraknya"
"ok lang aku menjauh"
"gedebraaak"
"gedebraaak" son gimana nih kita nggak bakal bisa membuka pintu ini" elang tambah khawatir
"mm ok aku biar minta kunci cadangan ke pak satpam" kata soni
Sewaktu soni mau berjalan serly datang bersama satpam sekolah sambil membawa banyak kunci dan elang langsung minta kunci toilet sama pak satpam.
Ceklek, akhirnya pintu bisa dibuka.. Dan Naumi langsung berhambur memeluk elang sambil menangis" alhamdulillah..." ucap elang
" sudahlah Nau, semua sudah berakhir, aku disini untukmu" elang membalas pelukan itu dan menenangkan Naumi.