webnovel

Keluarga Alya

Alya dan keluarganya baru saja pulang, sekarang tinggal keluarga Naumi yang bermalam di rumah sakit, Naumi menyuruh kedua orang tuanya untuk pulang agar bisa beristirahat apalagi Naumi sudah tak apa-apa.

Namun ibu aisah nggak mau pulang dengan alasan ingin bersama Naumi, akhirnya Naumi minta tolong ayah saja yang pulang agar ketika pagi rasyid mau berangkat ke sekolah tidak repot karna jarak ke sekolah dan rumah sakit lumayan jauh.

Akhirnya ayah Naumi mengalah dan mengajak radyid untuk pulang karena yang diucapkan Naumi ada benarnya apalagi ayah melihat keadaan Naumi sudah jauh lebih baik sekarang.

Jam sudah menunjukkan angka 9 malam tetapi matanya tak bisa diajak kompromi untuk lelap. Hatinya serasa masih tak percaya sigadis sombong dan angkuh alya bersedia merendah kepadanya sekedar untuk minta maaf padahal yang Naumi tau bagi alya dari pada minta maaf lebih baik nambah musuh.

Alya sebenarnya salah satu anak yang di korbankan demi popularitas dan jabatan orang tuanya, alya kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Menurut mama dan papa alya semuanya seolah-olah bisa diselesaikan dengan uang.

Dengan kejadian yang menimpa Naumi orang tuanya jadi tau dimana letak kesalannya dengan begitu tidak ada kata terlambat untuk berubah demi masa depan anak.

Alya anak yang selalu memaksakan kehendak, maklum dia anak tunggal dan semua kebutuhannya selalu tersedia sedari orok tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan apapun yang diinginkan.

Semua serba ada... Karna kebiasaan yang selalu mendapatkan apapun yang diinginkan jadi alya suka main perintah terhadap orang lain.

Papa alya sebenarnya lumayan keras dalam mendidik tetapi mamanya selalu memanjakan alya dan papanya termasuk tipe suami yang tunduk sama istri, gimana nggak tunduk mamanya alya sangat cantik sedang papanya berwajah biasa-biasa alias pas-pasan namun jabatan memang sering membuat wajah yang biasa menjadi luar biasa.

Buat alya jika dia menginginkan sesuatu maka dia harus mendapatkannya apapun cara akan dilakukan agar ambisinya tercapai tak peduli orang suka atau tidak, tak peduli langkah yang dia pakai baik ataupun tidak.

Buat alya Selagi uang ada ditangannya apapun bisa terjadi semua bisa dibeli tetapi ternyata alya baru tersadar bahwa tidak semua bisa dibelinya dengan uang.

Sekarang dia merasakan ganjarannya.

Ganjaran yang mungkin juga membuat pandangan orang lain terhadapnya menjadi berbeda akibat kesalahan yang dilakukannya terhadap Naumi.

Alya tak pernah menyangka jika hari ini dia terpaksa menurunkan sedikit egonya demi nama baiknya dan keluarga, bagaimana pun semua ini kesalahan yang harus dipertanggungjawabkan.

Jika alya tak mau berdamai dan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan maka dia harus mau masuk penjara khusus anak-anak dibawah umur belum lagi papa nya yang seorang pejabat akan merasa malu sekali akibat masalah yang menimpanya.

Alya juga berfikir bagaimana seandainya jika dia hidup dalam penjara mungkin alya akan depresi dan stres karna hidup dalam penjara sangatlah menyiksa, makan dan mandi harus antri, kedinginan.. Digigit nyamuk

"Uggghbhb ngeri, amit-amit untung Naumi maafin aku" alya bicara sendiri setelah membayangkan kehidupan didalam penjara.

Kesokan paginya dokter rayhan masuk dan kembali memeriksa kondisi Naumi dan dia menerangkan Bahwa Naumi sudah sangat baik dan diijinkan untuk pulang.

Naumi menelfon elang dan mengatakan jika dia sudah boleh pulang hari ini.

Elang menelepon pak irwan dan minta ijin jika tak masuk sampai jam istirahat dengan alasan menjemput Naumi kerumah sakit. Pak irwanpun tidak mempersulit nya dan langsung memberikan ijin sama elang.

Elang segera meluncur ke rumah sakit tempat Naumi dirawat.

Sementara itu ibu aisah mengurus administrasi rumah sakit dan menuju ke bagian kasir, ketika ibu aisah meminta total biaya rumah sakit ternyata keluarga alya sudah membayar semua tagihan rumah sakit bahkan jika seandainya terjadi kontrol ulang yang dibutuhkan Naumi deposit nya sudah disediakan oleh papa alya.

Tak terasa mata bu aisah berkaca-kaca karna terharu tadinya dia mengira akan menghabiskan isi tabungannya untuk membayar tagihan rumah sakit, ternyata alhamdulillah semua ditanggung papanya alya.

Ibu aisahpun kembali ke ruang inapnya Naumi dan menceritakan tentang biaya rumah sakit yang sudah dilunasi keluarga alya. Naumi masih beres-beres barang yang mau dibawa pulang saat pintu diketuk elang.

"assalamualaikum" sambil masuk dia melihat kedua wanita itu dan menyalami ibu aisah

"wa'alaykumussalam warohmatullah, eh nak elang"

"ia bu saya dah ijin ke sekolah untuk jemput Naumi. Jawab elang sebelum ditanya bu aisah.

Ibu aisah menelefon suaminya agar tidak usah datang ke rumah sakit karena ada elang yang datang menjemput, tak lama serly dan sonipun datang.

Ibu Naumi merasa senang melihat teman teman anaknya yang begitu perhatian.

"Ibu ndak usah bawa barang biar kami yang bawakan ke mobil" kata serly.

"oh ya ibu biar semobil sama kita aja, biar elang sama Naumi" kata soni. Serly mengajak ibu aisah masuk ke mobil soni, ibu itu sedang tersenyum melihat soni dan serly.

"ibu ada apa sih ngeliatinnya kayak gitu...

Emang kenapa bu?" serly merasa gugup diliatin ibu aisah

"Ndak, ibu cuma ngeliat nak serly sama nak soni itu cocok lho kalau berdua, satu cantik satu ganteng... Kalu jadi sampai suami istri nantinya bakal punya anak yang sempurna tuh" ibu aisah masih tersenyum

"ah ibu ini ada-ada aja" wajah serly bersemu merah sedangkan soni menaikkan sebelah bibirnya ke atas

Sementara dimobil satunya lagi elang melaju kan mobil nya dengan kecepatan sedang mengikuti mobil soni yang berada didepan.

"terimakasih ya lang kamu sudah banyak membantuku dan aku merasa berhutang padamu" Naumi memulai pembicaraan menghilangkan kesunyian di dalam mobil tersebut.

"jika berhutang berarti kamu harus membayar nya" elang langsung menjawab omongan Naumi dengan senyuman yang nakal sambil mengedipkan satu matanya sama Naumi.

Naumi nggak menyangka elang bakal berucap seperti itu, dia kaget. "

" what... "

" yaaa jaman sekarang mana ada yang gratis tentunya aku minta kompensasi dari mu agar hatiku tidak terasa susah "elang menyambung ucapannya yang membuat muka Naumi memerah dan dadanya berdebar

untuk mehilangkan rasa gugupnya Naumi memandang ke luar mobil " aku akan memberikan kompensasi itu jika yang kau minta bisa ku lakukan "

" kalau gitu kita deal yaa" elang masih saja dengan senyum jailnya

"apa yang kau minta?" tanya Naumi

"simple... Kok, biarkan aku yang menjadi pengisi lubuk yang ada dihatimu" kali ini elang bicara dengan serius.

Naumi tidak menjawabnya, dia hanya tersenyum memandangi wajah elang begitu lama dan tak terasa mobil sudah masuk ke halaman rumah Naumi yang hijau dan sungguh menyejukkan hati.

Ketika Naumi mau turun dari mobil tiba-tiba elang memegang tangan kanan Naumi yang menyebabkan dia duduk kembali dan menatap elang penuh pertanyaan

"kamu belum menjawabnya Naumi" elang mengulangnya

"beri aku waktu untuk memikirkannya" kata Naumi.

Akhirnya mereka berdua turun dari mobil menuju rumah sedangkan serly dan soni sudah duduk manis di ruang tamu menunggu kedatangan mereka berdua.

Soni mulai membuka pembicaraan

"terus gimana nenek sihir tuu" _soni

"huss anak gadis orang cantik-cantik masa dibilang nenek sihir" _serly

"lha kan emang bener tu ndak lang" soni minta dukungan dari elang

"yap.. Setuju banget, se - ca- ra anak itu gak ku kenal aja tingkahnya selangit apalagi yang udah kenal" elang pun sependapat dengan soni.

"aku yakin alya bisa berubah seiring waktu" jelas Naumi

"kalau aku sih pesimis" terang soni

"kadang manusia itu bisa berubah setelah mendapatkan sebuah pelajaran berharga yang membuat dia merasa jatuh ke jurang paling dalam" jelas Naumi.

"apalagi dalam jurangnya banyak ular ndak? Ucap serly dibarengi tawa mereka semua.

" ya sudah Naumi, kami brangkat sekolah dulu tolong pamitin sama ibu yaa "serly mewakili kawan - kawannya.