Sena dalam perjalanan pulang. Dia baru saja mengantarkan mobil majikannya. Dia berjalan ke luar komplek untuk mencegat angkot. Dia membuka kotak kue paling atas dan mengambil satu iris. Manis. Dia teringat senyum manis gadis itu.
"Ariel," gumamnya sambil tersenyum.
Dia lalu mendesah mengingat tipe pria pujaan hatinya. Sena tidak akan pernah jadi CEO perusahaan besar. Dia hanya ingin menjadi pelukis terkenal. Angkot berhenti di depannya. Dia segera masuk. Dia merogoh kantong berisi minuman dan segera mengisi kerongkongannya. Dia sempat berpikir sejenak untuk mencukur rambut, jambang dan kumisnya besok, tapi dia memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia sudah berada di Surabaya selama hampir empat bulan dan aman-aman saja. Akan sangat berbahaya jika dia melakukan itu.
***
Ariel sudah menceritakan pertemuannya dengan laki-laki itu pada kakak sepupunya. Sekarang dia sedang menunggu komentarnya.
"Aku tidak yakin kamu jatuh cinta padanya. Mungkin kamu mengagumi sikapnya."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com