webnovel

FULLHENTAI 2

Cerita berawal ketika mendapat secarik surat agar, Sakura Haruno, pergi menuju gudang sekolah. ( Cerita Dewasa 18+ )

Yayangkun · Teen
Not enough ratings
37 Chs

Season 2 Chapter 4 (Langkah Awal)

Chapter 04

.

(Langkah Awal)

.

Sarada Pov.

"Mama! Bangun!"

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Mama!"

Aku selalu menghela nafas, setiap Mama membuatku harus membangunkan nya setiap pagi.

"10 Menit lagi.."

Aku berhenti mengetuk pintu dan mulai melangkah pergi dari pintu kamar Mamah. Setiap pagi inilah yang sering aku lakukan walaupun saat hari sekolah, aku juga seperti ini. Roti lapis dan segelas susu, yang selalu aku siapkan untuk sarapan di pagi hari.

Aku menikmati sarapanku sendirian, sedangkan Mama biasanya 30 menit lagi akan datang ke meja makan lalu menikmati sarapan paginya.

Jangan berpikir Mama ku seorang yang malas. Karena bagiku Mama itu sosok yang kuat melakukan apapun sendiri. Selalu bisa mengatasi kesulitan dalam keluar ini.

Selesai sarapan aku menuju ruangtamu, seperti biasa aku duduk di sofa sambil menonton acara favoritku. Sasuke Uchiha sosok yang harus dijadikan panutan menurutku pribadi, karena kesuksesannya bisa aku ikuti agar aku bisa sukses dan bisa membantu Mama.

Di tambah lagi kebaikkan nya juga harus ditiru.

Ting... Nung...

Suara bel lebih awal dari biasanya tumben si numpang makan, paman Sasori datang lebih awal biasanya setiap Mamah sarapan baru datang.

Aku beranjak dari tempat duduk lalu menuju pintu. Bel terus berbunyi berberapa kali.

Clekh..

Aku pun membuka pintu ternyata bukan paman Sasori.

"Apa benar ini rumah, nyonya Sakura Haruno?"

"Iya benar," jawabku. Memperhatikan beberapa barang yang dibawa seseorang yang tak aku kenal, paman yang dihadapaku sekarang.

Menjelaskan bahwa barang-barang ini adalah hadiah karena Mama, memenangkan semacam lotre. Aku merasa ada yang aneh sejak kapan Mama menyukai hal semacam itu?

Aku menerima semua yang paman ini bawa, hampir semua peralatan dapur yang sangat lengkap sampai aku berpikir apa memenangkan lotre hadiannya sebanyak ini? Yang lebih anehnya lagi ada sebaket bunga mawar dan boneka beruang di tambah kunci mobil.

"Sebentar, paman ini ada yang aneh ini semua tidak masuk akal. Jumblah hadiahnya terlalu banyak." tanyaku. Paman itu memintaku tanda tangan lalu aku menghela nafas. Mengikuti apa yang di mau paman ini.

Paman yang membawa

barang-barang seperti orang pindahan ini pergi bersama beberapa temannya.

"Mama?" ucapku.

"Iya, ada apa Sarada. Sebentar," jawab Mama.

Aku membawa boneka beruang yang cukup besar. Mama hanya mengerutkan kening menatapku penuh tanya.

"Boneka?" gumam Mama.

"Coba Mama lihat keluar banyak barang diluar dan ini."

"Kunci, sebaket bunga?"

Treeettthhh.... Trerthh!!

Mama, meraih handphonenya yang berada di meja ruangtamu lalu membalas cukup lama diiringi ekspresi yang aneh.

Mama menuju pintu keluar rumah lalu tersenyum ditambah tingkah yang seakan haru.

"Mama?" tanyaku. Memperhatikan peralatan dapur yang jumblahnya berlebihan.

"Ayo kita bawa masuk semua."

"Iya," jawabku. Mengambil satu persatu peralatan dapur ini.

Sarada Pov End.

.

Sakura Pov.

Aku menganti semua yang ada di dapur dengan yang baru. Aku hanya bisa tersenyum saat ini, ada-ada saja Sasuke kenapa dia memberi peralatan dapur?

"Mama, kenapa paman Sasori tidak datang?"

"Mm.. Sasori?"

Aku jadi teringat dengan Sasori saat kejadian semalam. Mungkin saat ini dia marah padaku, maaf Sasori semoga kau mau mengerti.

Setelah aku dan Putriku ini selesai menganti, menata peralatan dapur. Kami berdua melihat mobil berwarna merah yang terparkir di depan tempat tinggalku. Mobil ini harus aku apakan ya? Aku tidak bisa mengendarai mobil. Apa aku harus menjualnya?

"Mama, kenapa?"

Aku menoleh kearah Sarada yang saat ini bediri disebelahku. Dia seakan menatapku penuh tanya.

"Mama, sedang berpikir apa mobil ini lebih baik di jual saja ya? Apa kau punya saran yang bagus buat Mamamu ini Sayang?"

"Jangan panggil Sayang! Saran ya? Begini kalau Mama, ingin menjualnya, jual saja, Mama 'kan tidak bisa mengendarai mobil?"

Aku mendengarkan si jenius kecil ini. Mmn.. Mungkin aku harus bertanya pada Sasuke juga.

Aku membuka aplikasi WhatsApp dan menulis pesan untuk Sasuke. Dia membalas pesanku kelihatannya dia, tidak suka dengan saranku lalu aku menjelaskan bahwa aku tidak bisa mengendarai mobil lalu dia menyuruhku menunggu seseorang yang akan membantuku?

Seperti biasa aku menonton televisi bersama Putri kesayanganku ini yang sedang memukul-mukul wajah boneka beruang berwarna cokelat tua, yang dia dapat.

Ting... Nuung..

Tingg.. Nuung..

Aku beranjak dari duduk sambil melirik Sarada, yang masih memainkan boneka beruangnya dengan cara memukul-mukul wajah boneka beruangnya.

Mm.. Dasar apa harus seperti itu?

Aku membuka pintu keluar rumahku. Seseorang yang kelihatan cukup ramah walau memiliki kulit, yang putih sedikit pucat.

Mata onyx yang terlihat ramah diiringi senyum yang tulus. Dia memberitahuku, bahwa dia ditugaskan oleh Sasuke menjadi supir pribadiku. Aku hanya mengangguk pelan mengerti semua penjelasannya, aku memintanya untuk masuk kedalam rumah. Dia terfokus pada Sarada.

Sarada beranjak dari duduknya, meletakkan boneka beruangnya di sofa dan mendekat kearahku dan orang yang baru aku kenal ini.

"Mama, dia ini siapa?" tanya Sarada, ketika menatap intens ke arah orang yang baru aku kenal ini.

"Paman, ini teman Mama," jawabku.

"Mmm! Teman?"

"Gadis manis namaku, Sai Shimura teman Mamamu. Saat masih sekolah, paman boleh tau siapa namamu?"

"Namaku Sarada Haruno."

Ternyata dia cepat tanggap sampai berpura-pura seperti itu, untunglah Sarada mau percaya padanya.

"Paman, apa kau tidak bohong? Soalnya aku belum pernah melihatmu dan Mama belum pernah bercerita tentangmu?" tanya Sarada ditujukan untuk Sai.

Dia hanya tersenyum.

Aku sedikit khawatir dengan pertanyaan yang seakan mendesak Sai.

"Begini paman jelaskan. Mungkin Mamamu tidak ingin membicarakannya, tenang saja paman ini orang yang baik seperti malaikat"

"Mmm...," jawab singkat Sarada.

Semoga Sai bisa membuat Sarada percaya karena dia hanya percaya pada Sasori yang memang selalu ada untuk Sarada walau pun mereka berdua selalu melakukan hal aneh seperti berebut remote tv juga saling membicarakan, hal tidak masuk akal.

Entah kenapa aku jadi memikirkan Sasori, dia pun hari ini tidak datang ke rumah untuk sarapan, ini pertama kalinya dia tidak datang. Apa dia membenciku? Marah dengan keputusanku ini? Sasori semoga kau mau mengerti dengan keputusanku.

Sakura Pov End.

NEXT

Chapter 05

(Tekat Sang Cinta)