webnovel

Fujodanshi Romansu

Bercerita tentang kisah romansa comedy masa sekolah menengah atas. Dimana murid bernama Kakihara Sota ‘Fudanshi’ yang menjadi objek fantansi Suzaki Mayu sahabatnya sejak kecil dan juga Moriya Chisa ‘Fujoshi’ yang sudah memiliki kekasih bernama Shiratori Kaito seorang ketua sepak bola ‘normal’. Mayu dan Chisa yang merupakan Fujoshi begitu sangat gemas melihat interaksi diantara Sota dan Minato yang merupakan teman satu kelas Sota sejak tahun pertama. Chisa dan Mayu merasa begitu sangat senang jika melihat Sota dan Minato bersama. Maka dari itu mereka berdua berusaha sebisa mungkin membuat Sota bersanding dengan Minato yang menurut mereka sangat memenuhi standart kedalam kelompok ‘semeable’.

DGiunia · LGBT+
Not enough ratings
24 Chs

001 - Romansu

Prittt!

"Oper bolanya kesana!"

"Aku siap menerima bola!"

"Oper pada ku!"

Suara anggota klub sepak bola yang sedang berlatih mewarnai suasana sore hari di lapangan outdoor SMA Hanagasaku, dimana jam belajar mengajar sudah selesai sejak satu jam yang lalu dan kini waktunya para murid melaksanakan jadwal klub aktivitas mereka untuk mendapatkan nilai tambahan pada rapor hasil ujian mereka.

"Sasato-kun, oper bola pada Shugo!"

"Ayo semuanya! Jangan biarkan mereka mencetak angka!"

"Yosh!"

Suara seruan para anggota klub sepak bola Kembali terdengar mewarnai suasana sore hari, membuat beberapa murid perempuan yang tengah melihat latihan mereka memekik heboh.

"Kyaaa! Kaito-kun sangat keren sekali!"

"Benar! Ah, seandainya dia belum memiliki kekasih."

"Tapi kekasihnya juga sangat cantik, aku sama sekali tidak merasa kesal melihat mereka menjadi sepasang kekasih."

Tap.

Dash!

Pritt!

"Yosh! Kita unggul lima angka!"

"Yeaah, tim Kaito-kun menang!"

Seruan para murid perempuan yang menonton pertandingan sepak bola saat melihat tim yang mereka dukung, dimana terdapat sang kapten klub, berhasil mencetak angka membuat tim mereka unggul beberapa poin dari tim lawan yang memang masih mereupakan anggota sepak bola itu sendiri.

"Ito-kun, benar-benar hebat. Kau memang tidak salah memilih kekasih, Chisa-chan." Ujar salah seorang murid perempuan berkacamat pada seorang murid perempuan berambut pirang yang di kuncir kuda.

Perempuan berambut pirang yang di panggil Chisa hanya mengulaskan senyum kecil mendengar perkataan salah seorang teman kelasnya.

Chisa menolehkan kepalanya kenanan dan ke kiri mencari dua orang murid lain yang biasanya selalu ada duduk menemani dirinya memperhatikan sang kekasih yang sedang berlatih sepak bola seperti saat ini.

Murid perempuan berkacamata yang melihat Chisa melihat kekanan dan ke kiri pun menaikan sebelah alisnya heran, lalu memilih untuk bertanya pada teman satu kelasnya itu.

"Chisa-chan, ada apa? Apa kau sedang mencari seseorang?"

Chisa yang mendengar pertanyaan teman satu kelasnya itu pun terdiam sesaat lalu menganggukan kepalanya pelan.

"Ya, aku sedang mencari Mayu-chan dan Sota-kun. Biasanya mereka selalu sudah berada disini."

Perempuan berkacamata itu sedikit mengerutkan dahinya heran, sebelum dirinya menjetikan jarinya saat mengetahui siapa yang di maksud oleh Chisa.

"Ah, murid kelas dua-dua dan dua-tiga itu maksud mu? Jika tidak salah aku melihat murid laki-laki kelas dua-dua sedang berjalan kearah perpustakaan, sedangkan murid perempuan kelas dua-tiga itu berjalan menuju gedung lapangan basket indoor."

Chisa menampakan ekspresi memberengut saat mendengar jika dua orang yang tengah dirinya cari sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Ah begitu rupanya. Terimakasih Mei-chan kau sudah memberitahukan diriku." Ucap Chisa dengan mengulaskan senyum kecil diwajahnya dan perempuan berkacamata itu pun balas menganggukan kepala lalu Kembali menolehkan kepalanya kearah lapangan sepak bola.

Helaan nafas Panjang Chisa hembuskan dengan tatapan kedua mata menatap dua gedung berbeda yang berada tidak jauh dari lapangan basket dengan tatapan sendu.

"Kuharap saat pulang nanti aku dapat bertemu dengan mereka."

***

"Sota-kun!"

Seorang murid laki-laki berwajah imut dengan model rambut berponi yang tengah meletakan sebuah buku di rak palingan atas menggunakan bantuan tangga pun, menolehkan kepalanya kearah bawah, dimana dirinya dapat melihat murid laki-laki berkulit sedikit tan yang merupakan teman satu kelasnya.

"Ada apa Minato-kun?"

Murid laki-laki berkulit sedikit tan sedikit menegakan kepalanya untuk melihat salah satu teman sekelasnya yang sedang berada diatas tangga.

"Aku sudah selesai meletakan semua buku bagian ku. Apa kau membutuhkan bantuan ku untuk meletakan buku bagian mu?"

Sota yang tadi menolehkan kepalanya kearah bawah, kini Kembali menegakan kepalanya untuk meletakan buku yang tadi ingin dirinya letakan pada rak buku.

"Tidak perlu, hanya tinggal tersisah dua buku ini saja dari bagian ku." Jawab Sota tanpa menolehkan kepalanya kearah Minato karena dirinya tengah meletakan dua buku bagiannya.

Setelah kedua buku itu selesai diletakan di rak buku, Sota menepuk-nepuk kedua telapak tangannya.

Prok!

Prok!

"Nah sudah selesai!" Ucap Sota yang bersiap akan menuruni tangga.

Minato yang melihat Sota tengah menuruni anak tangga pun dengan sigap memegangi tangga yang tengah dituruni oleh Sota.

"Sota, lain kali jika ada buku yang berada di bagian atas, lebih baik kau meminta bantuan ku saja. Aku hanya tidak ingin kau terluka karena menaikin tangga perpustakaan."

Kekehan kecil keluar dari bibir Sota saat mendengar perkataan Minato.

"Aku bukan anak kecil. Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal yang sama sekali tidak perlu kau khawatirkan itu Minato-kun."

Minato berdecak gemas. "Aku serius. Aku tidak ingin teman depan bangku ku terluka karena hal sepele seperti ini."

"Karena ini adalah hal sepele, maka kau tidak perlu khawatir seperti itu Minato-kun." Sahut Sota dengan seulas senyum kecil tercetak diwajahnya.

Minato yang merasa tidak bisa menang berdebat dengan Sota pun memilih mengalah dan mengulurkan kedua tangannya untuk menggeser tangga rak buku yang tadi di naiki oleh Sota.

"Baiklah, baiklah. Jika berdebat dengan mu aku tidak pernah bisa menang." Keluh Minato saat dirinya sudah meletakan tangga rak buku di tempatnya semula.

Sota Kembali mengulaskan senyum kecil diwajahnya. "Maka dari itu kau jangan berdebat dengan ku."

Minato memilih mengulurkan sebelah lengannya untuk merangkul bahu mungil Sota yang memilih tinggi tubuh hanya sebatas dadanya saja.

"Ya, ya, ya, Aniki tidak akan pernah berani lagi untuk berdebat dengan Ototo kesayangan." Sahut Minato yang membuat Sota terkekeh.

Kini Sota dan Minato sudah keluar dari dalam ruangan perpustakaan dan tengah menyusuri koridor gedung sekolah masih dengan sebelah tangan Minato yang merangkul bahu Sota. Membuat beberapa murid perempuan yang berada di koridor saling berbisik dengan senyuman terulas diwajah mereka, menatap Minato dan Sota dengan tatapan berbinar.

"Sota-kun, apa nanti pulang sekolah kau akan Kembali pergi ke toko buku?" Tanya Minato mencoba mengecahkan suasana hening diantara dirinya dan Sota.

Sota menegakan kepalanya untuk melihat kearah Minato.

"Ya, karena hari ini ada serial manga yang ku suka sudah mengeluarkan volume terbarunya."

Minato terdiam sesaat, sebelum Kembali membuka suaranya.

"Apa Mayu-chan ikut dengan mu juga kesana?"

Tanpa menunggu lama Sota langsung menganggukan kepalanya cepat.

"Tentu saja. Aku akan pergi kesana bersama dengan Mayu-chan."

Kedua mata Minato langsung menyipit menatap Sota penuh dengan intimidasi.

"Aku masih benar-benar merasa penasaran. Apa kau yakin, kau dan Mayu-chan sama sekali tidak dalam sebuah jalinan asmara?"

Sota menaikan sebelah alisnya.

"Tentu saja tidak Minato-kun. Aku dan Mayu-chan bisa sangat dekat seperti saat ini karena kami berdua sudah saling mengenal sejak masa taman kanak-kanak."

Kedua mata Minato semakin menyipit menatap Sota penuh intimidasi.

"Karena itu, apa kalian tidak saling memilih perasaan lebih dari pada sahabat? Mengingat kalian sudah dekat sangat lama."

Seulas senyum geli kecil terulas diwajah Sota.

"Karena itu, karena kami sudah saling mengenal sejak lama sekali, perasaan yang kami milik hingag saat ini adalah perasan seperti dua orang kakak beradik yang memiliki hobi sama."

Minato memilih terdiam tidak merespon perkataan Sota.

Sota yang melihat keterdiaman Minato pun mengulaskan senyum kecil penuh arti diwajahnya dan memilih tetap diam berjalan bersisian dengan Minato yang entah sedang memikirkan hal apa.