“Apa kau menginginkan kekuatan?” Rio yang seorang Zero Star menerima tawaran dari The Devil. Tawaran itu memberikannya kekuatan untuk bertarung melawan Arcdemon, monster yang meneror umat manusia. Tapi ada satu syarat untuk mendapatkan kekuatannya, yaitu harus ada pengorbanan yang harus dilakukan. Dunia dimana Ksatria perwakilan manusia, Aditya, dan monster dari dimensi lain, Arcdemon, bertarung untuk memperebutkan bumi. Rio Nugraha harus menjadi yang terkuat tanpa harus mengandalkan kekuatan Devil untuk mengakhiri penderitaan umat manusia.
Itu adalah hari terburuk.
Para kesatria lain terbunuh tanpa bisa melakukan perlawanan.
Arcdemon yang membantai mereka terus mengulangi pertanyaan yang sama.
"Apa kau menginginkan kekuatan?"
Ya/Tidak. Tak ada jawaban lain.
Untuk seorang Zero Star seperti Rio, itu adalah tawaran yang sangat menggiurkan. Namun datang pertanyaan selanjutnya.
"Apa kau mau merelakan nyawa untuk mendapatkannya?"
Ya/Tidak. Tak ada jawaban lain.
Untuk seorang Zero Star seperti Rio, itu adalah tawaran yang sangat mengerikan. Tentu saja, karena tawaran itu datang dari The Devil.
"Kenapa?"
"Karena yang kumau adalah menyelamatkan nyawa, bukan mengorbankannya."
Tapi pernyataan Rio membawanya ke pertanyaan pertama.
"Apa kau menginginkan kekuatan?"
Untuk seorang Zero Star seperti Ryo, itu adalah tawaran yang tak masuk akal. Tentu saja, karena bayarannya adalah nyawanya.
"Kenapa?"
"Karena yang kumau adalah menyelamatkan nyawa, bukan kekuatan."
"Kalau kau tak punya kekuatan, kau takkan bisa menyelatkan nyawa. Apa kau menginginkan kekuatan?"